"Kakak lo kenapa sih?"
Vero dan Tian sekarang tengah duduk dan asik bermain PS di kamar Vero. Iya, setelah pulang sekolah tadi Tian langsung melajukan motornya ke rumah Vira. Tian masih bingung dengan sikap Vira yang bisa dibilang marah kepadanya. Omongan Vira di kantin tadi membuatnya terus berpikir keras. Mencoba memahaminya. Namun ia tidak bisa. Alhasil ia pergi kerumah Vira. Untuk meminta penjelasan dari Vira.
Sayangnya niatnya harus dikubur dalam-dalam. Yang ingin diminta penjelasannya malah mengunci diri di kamar. Tak mau diganggu oleh siapapun. Gagal. Jadi disinilah Tian bermain PS bersama Vero. Siapa tau Vero tau sesuatu.
"Lah mana gue tau, tanya sendiri aja ma dia." jawab Vero yang masih fokus kepada layar.
Pupus sudah harapan Tian untuk mencari tau.
"Kan lo adiknya. Siapa tau lo tau kan?" tanya Tian.
"Kan yang lagi punya masalah kan kalian. Ngapain nanya ke gue. Emang gue perantara kalian."
"Yah bisa juga tuh."
"Apaan?"
"Perantara."
"Ogah!"
"Kenapa?"
"Kurang kerjaan banget."
"Elah."
Hening.
Tak ada percakapan lagi. Sampai Vero memulai percakapan.
"Lo ada apaan sama si Tasya?" tanya Vero tiba-tiba. Tian menautkan alisnya. Sejak kapan Vero kenal Tasya?
"Tasya siapa?" alih-alih menjawab Tian malah bertanya balik.
"Itu tuh cewek kelas 12 kalo enggak salah?"
"Oh itu. Kenapa emang? Jangan-jangan lo naksir dia yah?" vero menoleh sekilas kemudian kembali ke layar.
"Kagak. Idih naksir cewek kayak dia iuh bukan type gue banget."
"Alah jangan ngomong kayak gitu. Siapa tau nantinya lo suka. Tapi jangan deh." t
"Emang kenapa?" Vero menautkan alisnya.
"Ah kepo lo." cibir tian.
"Kagak."
"Jangan naksir bekas gue." Tian mengeluarkan seringainya.
"Maksutnya?"
"Dia mantan gue." jawab Tian dengan entengnya.
"Serius?"
"Iya serius. Mantan gue mah banyak di sekolahan."
"Dia cuma mantan lo?"
"Iyaa."
Jadi cuma salah paham. Batin Vero.
•●•
To: kak Aldi.
Maaf ya kak, ketemuannya ditunda jadi besok ya. Aku lagi gk enk badan nih. Maaf ya kk.Send
Vira meletakkan ponselnya di atas nakas dan kembali terlentang menghadap langit-langit kamarnya. Setelah pulang sekolah ia hanya tiduran di atas kasur. Ia sungguh tak bersemangat hari ini. Ganti bajupun tidak ia lakukan. Ia masih tidur mengenakan seragamnya.
Tok tok tok
"Ish apaan sih. Ganggu orang tidur aja."
Suara ketokan pintu dikamar Vira terdengar. Ia mengabaikkannya. Ia tak peduli.
"Ini gue adik lo yang paling ganteng mau masuk helooo." teriak seseorang dari balik pintu.
"Ada apa?"
"Ada yang nyariin lo."
"Siapa?"
"Kak Aldi."
Tak perlu waktu lama pintu kamar Vira pun terbuka. Vero sempat terkejut melihat penampilan kakaknya. Sungguh kacau. Wajah lesu. Rambut acak acakan. Pakaian yang astagfirullah enggak karuan.
"Ngapain?" tanya Vira sambil menggaruk-garuk rambutnya.
"Mana gue tau." Vero mengedikkan bahunya.
"Bilang aja gue lagi tidur."
"Aduh dede kagak mau bohong. Nanti idung dede jadi panjang kayak pinokio." kata Vero sambil memegang i hidungnya.
"Ayo lah Ver. Kakak capek. Emang kamu enggak sayang kakakmu ini." Wajah Vira memelas.
"Ck! Kalo ada butuhnya aja bilangnya aku-kamuan." cibir Vero.
"Ayo lah. Bilang aja gue lagi tidur." Vira mendorong-ndorong badan Vero agar pergi turun.
Veropun pergi menuruni tangga dengan lesu. Lalu ia menghampiri Aldi yang tengah duduk di ruang tamu.
"Maaf kak. Kak Vira lagi tidur. Kalo dia tidur itu kayak kebo. Jadi susah di bangunin." kata Vero membuat Aldi terkekeh.
"Ya udah. Titip ini aja buat kakak lo." Aldi menyodorkan sebuah kresek hitam kepada Vero untul di berikan kepada Vira. Vero pun membukanya. Dan ternyata isinya sebuah bubur.
"Duh sweet banget sih. Gue juga pengen di perhatiin kaya gini. Di bawa in bubur kalo lagi sakit. Duh pengen." ucap Vero yang alay dan lebay.
"Haha. Udah ah nanti kalo lo sakit gue bawaan bubur deh."
"Haha, gue cuma bercanda kok."
"Ya udah ya, gue mau pulang."
"Yoi ati-ati ya. Kalo ada semut sebrangin ya kasian semutnya."
"Siap bos." ucap Aldi sambil hormat.
Aldi pun mengayunkan kakinya mengarah pada pintu. Berniat untuk pulang. Saat beberapa langkah lagi menuju pintu terdengar sebuah teriakan terdengar di lantai atas. Lebih tepatnya di kamar Vira.
Aldi pun langsung membalikkan badannya dan berlari bersama Vero menaikki tangga menuju kamar Vira. Saat sudah sampai di lantai atas. Ternyata ada Tian yang baru saja keluar dari kamar Vero yang memang bersebelahan dengan kamar Vira.
Tian mengucek matanya karena ia baru saja bangun tidur. Ya setelah main PS tadi Tian numpang tidur di kamar Vero. Ia mengantuk. Namun tiba-tiba terdengar suara teriakan membuat Tian bangun dari tidurnya.
Vero masuk ke dalam kamar Vira.
"Ada apa sih teriak-teriak?"
"Muka gue Ver. Liat tuh kayak emak lampir." Vira menunjuk-nunjuk kaca di meja riasnya.
"Lah baru nyadar ya kalo lo kayak emak lampir." cibir Vero membuat Vira mencebikkan bibirnya.
"Ada apa sih?" Tian dan Aldipun masuk ke dalam kamar Vira.
Vira terkejut setengah mati.
"Astagfirullah itu Vira?" kata Tian setelah melihat wajah Vira.
Tbc
Lana,
![](https://img.wattpad.com/cover/106895221-288-k190320.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Your Heart (Complete)
Teen FictionKepercayaan itu seperti sebuah kaca. Bilamana kaca itu pecah. Karena sengaja atau tidak sengaja, tetap saja kaca itu akan pecah. Bila kaca sudah pecah, walaupun sudah direkatkkan kembali, bekasnya akan masih terlihat. "Ada dua pilihan, pertama tetap...