Baca author note
PENTING
•●•"Vir lo enggak papa kan?" Devi, Mila dan Yola berlari menghampiri Vira seragamnya terlihat menjijikkan karena jus yang disiram oleh Salsa.
"Ihh, gila ya tu Salsa sama Tasya." ucap Devi kesal saat melihat baju seragam Vira
"Udah, biarin aja mereka." kata Vira dengan lembutnya.
"Lo itu manusia apa bidadari sih, ati lo baik banget." kata Mila.
Vira hanya membalas dengan senyuman. Benar kata Mila. Vira seperti bidadari, ia begitu baik menghadapi perlakuan Tasya dan Salsa yang begitu kekanak-kanakan. Hanya karena cowok mereka berbuat seperti itu. Sunggung menjijikkan mereka berdua.
Devi menyenggol lengan Vira. Mereka sedang duduk di kursi sebuah taman. Untung Vira orangnya peka jadi ia mengerti apa maksud dari senggolan itu.
"Dia adik gue." jawab Vira sambil menatap Vero yang berdiri di sampingnya. Sebenarnya tadi Vero duduk disamping kakaknya, berhubung teman kakaknya datang ia pun mengalah untuk berdiri.
"Vero?" tanya Devi ragu. Vira pun mengangguk pertanda mengiyakan sedangkan Vero hanya tersenyum tipis yang membuat para gadis terpesona.
"Vero adik lo yang itu?" tanya Devi yang masih tak percaya.
"Gila tambah ganteng banget. Pantesaan tapi pada ngegosipin anak baru, jadi dia orangnya."
"Kak gue ke kelas ya." Vero meminta ijin pada kakaknya Vira pun mengiyakan.
Vero pergi meninggalkan para wanita itu. Ia risih mendengar ocehan dari teman kakaknya itu. Mendengar ocehan Vira saja membuat kupingnya panas apalagi ditambah tiga orang lagi. Tak bisa dibayangkan.
"Gila adik lo makin ganteng Vir, sumpah." setelah kepergian Vero mereka memuji-muji sosok Vero adik dari Vira.
"Iya Vir, gue boleh dong daftar jadi adik ipar lo?
"Iya Vir gue juga mau."
"Tapi gue nya ogah punya adik ipar kayak kalian." Cibir Vira dan membuat mereka mengerucutkan bibir mereka secara bersamaan membuat Vira terkekeh geli.
"Jahat lo Vir." gerutu Devi.
"Udah ah udah kok jadi bahas adek gue sih."
"Lah abis dia ganteng sih, jadi enak kalo dibahas." Devi terkekeh.
•●•
"Pulang bareng gue kak?" tanya Vero yang sudah berada di depan kelas Vira dan menyapa Vira yang baru saja keluar dari kelas.
"Ya iyalah." jawab Vira cepat.
Mereka pun berjalan beriringan menuju tempat parkir sekolah tersebut. Beberapa pasang mata tak henti-henti menatap mereka sambil berbisik ria.
Vira tak memperdulikannya. Mereka hanya tau yang mereka lihat tapi tak tau yang sebenarnya.
Setelah melewati para biang gosip Vira dan Vero sampai di tempat parkir. Dan ternyata sedari tadi sudah ada yang menunggu mereka berdua. Lebih tepatnya menunggu Vira. Siapa lagi kalau bukan Tian.
Tian berjalan mendekat ke arah Vira. Dapat dipastikan Tian sudah dibakar oleh api cemburu. Melihat gadis yang dicintainya bersama lelaki lain.
Dalam satu hentakan Tian berhasil menarik lengan Vira.
"Apaan sih yan?" ucap Vira tak terima atas perlakuan kasar dari Tian.
Vero mencoba melepaskan tangan Tian yang menarik lengan Vira. Vero tak peduli tatapan Tian yang ingin membunuh itu. Yang terpenting membantu Vira.
"Lepasin enggak baik main kasar ke cewek." kata Vero dengan nada dinginnya. Kemudian Tian melepaskan lengan Vira.y
"Pulang sama gue!" hardik Tian.
"Gue pulang sama dia enggak mau pulang sama lo." jawab Vira. Vira bersembunyi di belakang tubuh adikknya mencoba mencari perlindungan.
"Gue kan udah bilang jangan main sama cowok lain kecuali sama gue." ujar Tian.
"Punya hak apa lo ngatur-ngatur dia." tanya Vero menimpali ucapan Tian.
"Ck! Gue pacarnya sekaligus calon tunangannya." ucap Tian menyombongkan dirinya. Itu tak pantas ditiru ya.
Oh jadi ini. Batin Vero seraya mengangguk-anggukan kepalanya paham.
Vero menggeser posisi tubuhnya dan memperlihatkan Vira yang bersembunyi di belakan tubuhnya.
"Oh, ambil aja, gue juga enggak mau sama cewek cerewet kayak dia."
Vira membulatkan matanya sempurna. Adik macam apa Vero itu membiarkan kakaknya masuk ke kandang singa. Niatnya mencari perlindungan malah diberikan ke singanya. Dalam hati Vira puluhan sumpah serapah ia ucapkan untuk Vero yang seenak jidat memberikanya kepada Tian. Dan juga apa tadi? Cewek cerewet? Awas kau Vero akan habis kau dimangsa oleh Vira nanti.
Tian pun menarik tangan Vira dan membawanya ke motor Tian. Vero? Ia tak peduli sama sekali. Walaupun tadi kakaknya memberi tatapan membunuh ia hanya menrik sudut bibinya dan membuat sebuah senyuman.
"Kan gue udah bilang jangan sama cowok lain."
"Hmm."
"Gue serius Vira."
"Hmm."
Vira hanya membalas ucapan Tian dengan sebuah deheman dan sukses membuat Tian geram dibuatnya. Dengan kesal Tian melajukan motornya dan mengantarkan gadis itu pulang ke rumahnya.
•●•
Sesampainya didepan rumah Vira, Vira pun turun dari boncengan. Tak lama kemudian ada sebuah motor memasuki pekarangan rumahVira.
Tian bingung, siapa laki-laki yang datang ke rumah Vira. Dapat dilihat dari motor dan celananya dapat dilihat bahwa dia adalah seorang lelaki.
Lelaki itu melepas helmnya dan turun dari motornya. Setelah itu ia berbalik dan melihat Vira dan Tian. Lelaki itu menyapa Tian dengan senyumamnya dan kemudian ia masuk kedalam rumah.
Vira menatap lelaki itu dengan tatapan ingin membunuh sedangakan Tian menatap dengan heran.
"Itu kan cowok tadi? Ngapain dia masuk ke rumah lo?" tanya Tian yang sangat heran.
"Ya iyalah ini kan rumahnya." jawab Vira santai. Toh emang benar ini rumahnya.
Tian mengernyitkan dahinya dan menautkan alisnya bingung "Hah? Maksutnya?"
"Diakan adik gue."
Tian tak bisa menutupi rasa terkejutknya itu. Betapa bodohnya dia bisa-bisanya tak mengenali adik dari orang yang ia cintai juga adik dari calon tunangan dan juga calon adik iparnya. Kenapa sedari tadi tak ada yang mengingatkan Tian.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Your Heart (Complete)
Подростковая литератураKepercayaan itu seperti sebuah kaca. Bilamana kaca itu pecah. Karena sengaja atau tidak sengaja, tetap saja kaca itu akan pecah. Bila kaca sudah pecah, walaupun sudah direkatkkan kembali, bekasnya akan masih terlihat. "Ada dua pilihan, pertama tetap...