Beberapa hari kemudian...
Dua manusia tengah duduk saling berhadapan, namun salah satu diantara mereka tampak tak suka dengan keberadaan orang yang berada di depannya.
"Lo mau apa ngajakin gue kesini?" ketus Tian dengan nada dinginnya. Ia pun melirik Aldi yang tak kunjung memberi jawaban, "Cepetan, gue males buang-buang waktu sama orang enggak penting kayak lo apalagi perusak hubungan orang," cibir Tian
Bukannya tersinggung Aldi malah mengambil sebuah kotak kecil dan memberikanya kepada Tian yang sedang tidak bersahabat, "Gue Cuma mau ngasih ini,"
Tian memperhatikan kotak tersebut sekilas, "Gue enggak butuh hadiah dari orang seperti lo,"
"Asal lo tau, enggak semua yang sekarang dipikiran lo itu bener."
"Apa? Lo mau cerita hubungan lo sama Vira pas di belakang gue?"
"Lo salah paham, dengerin gue. Lo pasti akan nyesel setelah lo denger cerita gue,"
"Cihh.. gue enggak butuh ceramah enggak bermutu dari lo, mending gue cabut," Saat Tian hendak berdiri dengan cepat Aldi menahan tangan Tian agar Tian tetap berada disana.
"Dengerin gue sekali ini aja, setelah ini lo mau apa terserah lo," Tian mengehempaskan tangan Aldi kasar, "Asal lo tau, Vira itu sayang banget sama lo,"
Untuk beberapa detik keduanya terdiam. Aldi yang sedang berpikir akan mulai darimana untuk bercerita sedangkan Tian sedang berpikir untuk mencerna apa yang dikatakan oleh Aldi.
"Vira itu sayang banget sama lo, asal lo tau kemarin waktu lo liat gue sama Vira di toko jam. Dia mau beliin kado buat lo. untuk itu dia ngajak gue, karena mungkin dia pikir gue bisa bantu dia. Tapi nyatanya lo malah salah paham. Lo terlalu emosi waktu itu. Jadi waktu itu lo enggak bisa berpikir jernih." Tian terdiam otaknya berusaha keras untuk berpikir, "Entah lo percaya apa enggak, tapi gue saat ini bicara jujur. Itu kado dari Vira. Semoga lo bisa nerima kado itu." Lanjut Aldi dan beranjak pergi meninggalkan Tian.
Dengan penuh rasa penyesalan. Tian mengambil kotak kecil yang dihiasi pita ditangan kanannya. Dengan tatapan kesedihannya ia pun menatap kotak tersebut.
Sungguh, ia merasa menyesal. Bila waktu bisa diualng kembal, dia ingin kembali diwaktu itu. Namun apa daya, waktu akan terus berjalan menuju ke masa depan dan meninggalakn masa lalu.
Perlahan-lahan dengan sangat hati- hati Tian membuka kota tersebut. Terlihat sebuah jam tangan berwarna hitam terdapat di dalamnya. Namun, bukan itu yang menjadi pusat perhatian Tian, tetapi sebuah kertas yang terselip di dalam kota tersebut.
Dengan penuh rasa penasaran Tian pun mengambil dan mulai membacanya.
Dear Tian,
Hai Yan, gimana kabar lo? Rasanya kita kayak udah lama enggak ketemu ya setelah terkhir di mall waktu itu, padahal kita di sekolah kadang ketemu, tapi gue kayak enggak terlihat di mata lo. gue minta maaf kalo gue udah banyak bohong sama lo. tapi asal lo tau gue enggak akan pernah bohongin perasaan gue ke lo. Mungkin setelah ini kita enggak akan bertemu lagi Yan dan sebenarnyague pengen bertemu lo langsung dan ngasih tau ini, tapi gue rasa itu sia-siakarna gue tau lo masih kecewa banget sama gue.
Oke gue enggak akan basa-basi lagi, gue akan terus terang sama lo.
Sebenarnya gue udah ngebuka hati gue buat lo Yan dan gue percaya lo akan memperlakukan guesebagai seorang kekasih yang sangat spesial di hati lo. gue tau cabe-cabean lo itu Cuma buat pelampiasan perasaan lo. gue tau kalo lo enggak akan pernah nyakitin perasaan cewek yang lo sayang, dan gue percaya lo sebenarnya tau gimana caranya menghargai perasaan cewek.
Gue sayang sama lo Yan, gue tau mungkin cara gue salah tapi gue enggak tau harus berbuat apa, tapi sekali lagi 'gue sayang sama lo'. Terima kasih lo udah memperjuangkan gue, terima kasih kalo gue pernah jadi prioritas lo selama ini.
Tapi sayang jarak harus memisahkan kita, gue akan pergi ke luar negeri buat nerusin pendidikan gue. Dan karena bokap gue juga dipindah tugaskan disana. Dan Cuma jam ini yang bisa gue kasih ke lo buat kenang-kenangan kita. Gue enggak akan maksa lo kok buat make jam ini. Gue Cuma mau lo inget kalo jam ini mengingatkan pada waktu yang pernah kita habiskan berdua. Pada waktu yang pernah kita lewati buat mencurahkan suka duka kita bersama. Waktu kita bersama itu akan gue inget terus, gue enggak akan bisa ngelupain itu semua. Karna gue menghabiskan waktu itu dengan orang yang gue sayang.
Gue tau waktu enggak akan bisa berputar kembali, karna waktu akan berputar ke arah masa yang akan datang,. Gue enggak akan bisa nyalahin waktu yang berputar, gue enggak akan nyalahin lo, dan gue nyeselsama diri gue sendiri yang enggak bisa manfaatin waktu terindah yang lo kasih buat bersama gue.
Gue hanya bisa berharap kalo jam ini akan membawa kita pada waktu yang tepat untuk kita bisa bertemu lagi, waktu dimana kita udah saling memperbaiki diri sendiri. Waktu yang menunjukkan bahwa kita udah bisa memantapkan diri masing-masing untuk bisa membahagiakan orang yang kita sayang. Jalan kita masih panjang, sekarang prioritas lo adalah membagakan orang tua lo. gue mau suatu hari jika kita dipertemukan lagi gue pengen ketemu Tian yang udah sukses, Tian yang sudah dewasa, Tian yang keren dengan pakaian kerjanya.
Sekali lagi terima kasih buat semuanya, gue harus pergi dan gue berharap lo akan baik-baik saja. Gue akan bahagia kalo lo juga bahagia.
Your love,
Vira.Rasa penyesalan Tian sungguh menerkam hatinya. Ia berharap waktu bisa diulang kembali. Namun yang namanya waktu ia akan berjalan melangkah kedepan tak perduli apa yang terjadi di waktu sebelumnya.
Tbc
Kyaa~ akhirnya bisa update juga setelah bertapa berminggu-minggu hehe. Sampai pada neror gue nanya kapan update. Tapi enggak papalah itu tandanya ada yg peduli.
Ending nih! Mau gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Your Heart (Complete)
Teen FictionKepercayaan itu seperti sebuah kaca. Bilamana kaca itu pecah. Karena sengaja atau tidak sengaja, tetap saja kaca itu akan pecah. Bila kaca sudah pecah, walaupun sudah direkatkkan kembali, bekasnya akan masih terlihat. "Ada dua pilihan, pertama tetap...