TIGAPULUHSEMBILAN

6.5K 259 10
                                    

"Ver, anterin gue dong," Vira duduk di sebelah Vero yang tengah asik bermain PS.

Vira mendengus sebal saat Vero sama sekali tak menghiraukannya. Melirik ke arah Vira pun tidak sama sekali. Vira mencibir, "Gue lagi ngomong, dengerin kek," dengan paksa Vira mengambil stick PS yang sedang digunakan oleh Vero untuk bermain.

Vero menggeram kesal, kakak satu-satunya ini tidak bisa diajak kompromi. Sudah tau lagi main PS masih aja diganggu. Dengan kesal Vero menatap tajam ke arah Vira. Alih-alih takut, Vira malah membalas tatapan tajam Vero, bahkan lebih garang dibanding dengan Vero. Beberapa detik kemudian, Vero yang mengalah dan membuang muka ke arah lain. Percuma saja melawan kakaknya itu.

"Apaan sih, gue lagi main. Enggak usah ganggu gue bisa enggak. Keliatan banget kalo lagi kurang kerjaan," gerutu Vero sambil mencoba mengambil stick PS yang dipegang oleh Vira. Namun, Vira tak diam. Ia membuang stick PS tersebut jauh-jauh dari tempat mereka duduk. Tak peduli rusak atau enggak. Toh Cuma stick PS.

Gadis itu memutar bola matanya malas. Kalau mungkin bukan keadaan yang penting atau sangat mendesak seperti saat ini. Vira tidak akan memohon-mohon kedapa Vero seperti ini. "Adek gue paling ganteng, paling unyuk, paling ngegemesin, paling baik, anterin kakak dong ke mall," dengan gemas, Vira mencubit pipi Vero.

Sekarang giliran Vero yang memutar bola matanya, "Kalo ada maunya aja sok imut gitu, rayu-rayu. Kalau enggak butuh aja dibuang dikasarin kek anak tiri," gerutu Vero yang sedikit kesal.

"Ih Vero baik deh," lagi-lagi Vira bersikap sok imut dengan menoel-noel lengan Vero. Vero sedikit risih sebenarnya.

"Kenapa enggak ngajak gebetan lo? emang gebetan lo kemana?" yah maksud Vero gebetan adalah si Tian. Siapa lagi gebetan Vira kalau bukan Tian.

Vira mengakat bahunya, "Mana gue taum di rumah kali," jawabnya.

"Kenapa enggak suruh nganterin dia?" tanya Vero kembali.

"Bego kok dipelihara," Vira menjitak kepala Vero dengan kasar, "Gue ke mall mau beli kado buat dia, masa iya gue minta anter dia. Bego banget sih lo," lanjutnya.

Karena kesal Vero membalah jitaka Vira dengan toyoran di kepala Vira, "Mana gue tau, bego. Kan lo tadi Cuma bilang suruh anter ke mall doang, enggak bilang kalo mau cari kado buat gebetan lo itu," cibir Vero.

Vira menepuk jidatnya sendiri, "Oh iya gue lupa,"

"Gue enggak bisa nganter hari ini. Soalnya nanti gue disuruh nganter barang ke temennya Mami, abis itu ada acara sama temen. Kalo mau besok gue anterin. Enggak untuk hari ini." Kata Vero menatap Vira sebentar lalu kembali fokus kepada ponselnya.

"Yah, acaranya besok, kalo beli besok terlalu mendadak. Terus gue ke mall sama siapa coba?" Wajah Vira nampak sedih. Dia harus bagaimana. Mau pergi sendiri juga tidak mungkin, maminya pasti melarangnya. Mau minta tolong sahabatnya dia enggak mau ngerepotin mereka, toh mereka juga pasti lelah mempersiapkan acara buat besok.

"Coba tanya kak Aldi, siapa tau dia lagi free. Dia juga pasti tau kado yang cocol buat cowok kayak gimana," saran Vero tiba-tiba.

Yah kak Aldi, kenapa nama itu tidak terpikirkan sama sekali oleh Vira. Dengan sigap Vira segera mengambil ponselnya yang berada dalam saku celanya. Lalu kemudia dia mencoba menelpon orang yang mungkin bisa diandalkanya.

"Sorry kak, jadi ngerepotin," ucap Vira saat setelah ia sampai di depan Aldi yang menunggunya dambil bersandar di samping mobilnya.

Aldi tersenyum ," Santai aja kali, gue juga mau cari barang juga. Jadi sekalian aja." Balas Aldi dengan ramah.

Kalian pasti bertanya tanya, bagaimana perasaan Aldi ke Vira? Jawabanya adalah perasaan itu masih ada sebenarnya. Namun Aldi berusaha menjadi cowok yang tidak egois. Ia berusaha merubah rasa sayangnye ke Vira menjadi rasa sayangnya kepada sang adik, seperti dia menyayangi Salsa, adiknya. Awalnya pasti sulit harus melupakan orang yang kita sayang. Tapi dengan seiring berjalanya waktu, perasaan mungkin saja bisa berubah, itulah yang dipikirkan Aldi.

Open Your Heart (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang