TUJUHBELAS

9.8K 378 9
                                    

Happy reading
.
.

Author POV

"Emang lo siapa berani ngatur gue?" sinis Vira

"Mulai sekarang lo pacar gue, lo milik gue."

Hening

"Hah... Enggak usah bercanda, candaan lo tuh garing." ujar Vira dengan nada santainya.

Dengan cepat Tian segera menepikan mobilnya. Untung saja jalanan sedang lengah. Di belakang mobil Tian juga tak ada mobil. Jadi tak terjadi kecelakaan karena Tian tiba-tiba menepikan mobilnya.

Tian memutar tubuhnya menghadap ke arah Vira sedangkan Vira menatap lurus ke depan. Tak ingin menoleh ke arah Tian.

"Gue serius Vir. Lo mau kan jadi pacar gue?" tanya Tian dengan nada lembutnya.

"..."

"Gue enggak suka saat lo deket sama cowo lain."

"..."

Masih tak ada respon dari Vira. Kemudian Tian mengambil tangan Vira dan menggenggamnya, "Vir gue kali ini bener-bener serius. Lo mau kan jadi pacar gue?"

Vira menoleh menatap Tian. Vira menatap mata Tian seolah-seolah mencari kebohongan di binar mataTian. Namun yang dilihat Vira hanya sebuah ketulusan.

Sebenarnya ingin sekali Vira menerimanya. Namun dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia tak tau tesakiti lagi. Mengingat kejadian kemarin saat Tian mempermainkannya. Ia tak mau itu terulang kembali. Tak mau ia menerima rasa sakit itu.

"Gue enggak mau ketipu lagi sama omongan manis lo itu." Vira memutar bola matanya.

"Iya memang dulu gue mainin lo. Tapi sekarang gue sadar. Gue sudah terjebak sama permainan gue sendiri. Sekarang gue serius enggak akan mainin lo lagi." Tian mengusap-usap punggung tangan Vira dengan lembut menggunakan jempolnya.

"Sekali pembohong tetep aja pembohong. Sulit tuk dipercaya lagi." ketus Vira.

"Oke, kalau lo enggak percaya. Gue harus bagaimana supaya lo percaya sama gue?" tanya Tian.

"Saat kepercayaan itu dihancurkan maka perlu waktu untuk mengembalikan kepercayaan itu kembali. Lo pikir mudah apa mempercayai orang. Semudah lo cari cabe-cabe lo itu."

"Gue akan berusaha kembaliin kepercayaan lo pada gue Vir. Beri gue waktu supaya lo kembali percaya lagi." ujar Tian.

"Serah lo." balas Vira.

•●•

"Kak pokoknya aku harus sekolah di sekolah yang sama sama kak Tian, titik." ujar Salsa yang duduk di sofa depan televisinya.

"Iya-iya ngebet banget sih." canda Aldi yang duduk di sebelahnya sambil bermain ponsel.

"Ya iyalah kak cowok ganteng seperti kak Tian jangan di sia-siain kak, mubazir." celoteh Salsa.

"Wah adek kakak udah tau cowok ganteng ternyata." Aldi mengacak-acak puncak kepala Salsa.

Salsa mengerucutkan bibirnya, "ih kakak."

Aldi hanya tertawa melihat adikknya yang sudah remaja.

"Kak cepetan nembak kak Vira biar kak Vira enggak deket-deket lagi sama kak Tian." ujar Salsa.

"Nunggu moment yang pas dulu dong."

"Ah kakak kelamaan mendem perasaan itu enggak baik lo kak."

"Oke-oke secepatnya." ujar Aldi.

•●•

Waktu berlalu sangat cepat. Tak terasa pagipun sudah kembali untuk menemani. Seperti biasa Vira melakukan kebiasaan paginya seperti biasanya. Begitupun dengan Tian.

Open Your Heart (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang