SEPULUH

11.2K 410 2
                                    

•●•

Hening.

Manik mata Tian dan Vira bertemu. Seakan-akan tak mau saling menghindar. Sudah lama Vira maupun Tian tak pernah bertatapan sangat dekat seperti ini. Semenjak kejadian malam itu Tian menjauh. Bicara aja irit banget apalagi saling tatap seperti ini.

Seperti rindu yang tak terbalaskan. Dan akhirnya sudah terbalaskan. Mereka seakan saling menikmati manik mata satu sama lain. Hingga sampai suara deheman menyadarkan mereka. Tian refleks menjauhkan wajahnya dan melepas cengkraman tangannya pada bahu Vira.

Tian yang merasa canggung begitupun dengan Vira. Jantung mereka berdegup lebih cepat dari biasanya.

"Lo... Lo nggak apa-apa." tanya Tian dengan nada yang canggung.

"Ngapain lo peduli." Vira memutar bola matanya malas dan menyilangkan tanganya di depan dada.

"Gue cuma tanya, tadi lo berantem sama Tasya. Sepertinya itu gara-gara gue."

"Tuh lo tau, nyadar juga. Gue kira nggak sadar." Vira mendengus kesal.

Tian mengehembuskan napas panjang.

"Okey. Itu salah gue. Gue akan bilang ke Tasya supaya nggak gangguin lo." Tian pergi meninggalkan Vira.

Ketiga sahabat Vira sedari tadi diam di sebelah Vira sambil menyilangkan tanganya didepan dada. Mereka tersenyum lebar melihat Tian dan Vira.

"Ciyee yang di perhatiin." celetuk Devi.

"Apaan sih." Vira memutar bola matanya malas.

"Ah elah liat tuh pipi lo udah blushing tuh." Devi menunjuk pipi Vira dengan dagunya.

Vira pun lansung memegangi pipinya, "masak sih? Masak sih? Beneran yah?" Vira heboh.

"Hahahahaha." tawa sahabat-sahabat Vira pun pecah.

Vira merasa kesal dengan sahabat-sahabatnya dan pergi meninggalkan mereka yang masih tertawa.

"Eh lo mau kemana?" tanya Mila yang sudah berhenti tertawa. Yola dan Devi pun menyadari Vira yang sudah pergi akhirnya menghentikan tawanya.

"Mau ke akhirat." jawab Vira sinis tanpa berbalik mengahadap mereka.

Devi, Yola dan Mila saling tatap satu sama lain.

"Pms mungkin." celetuk Devi.

Yola dan Mila mengangkat bahunya tak tau. Dan akhirnya mereka mengejar Vira yang sudah beberapa langkah menjauh dari mereka.

●●●

Bastian POV

Setelah aku mengetahui bahwa Vira bertengkar dengan Tasya. Aku sempat kaget. Aku tau pasti itu karena masalah kemarin. Masalah saat aku mengklaim bahwa Vira adalah pacarku.

Entah kenapa aku sangat khawatir dengan gadis itu. Gadis itu ya gadis yang setiap hari ku berangkat dan pulang bersamaku.

Aku berlari keluar kantin untuk mencari gadis itu. Aku tak memerdulikan teriakan dari sahabatku. Setelah keluar dari kantin ku edarkan pandanganku ke seluruh koridor dan tak kutemukan gadis itu.

Aku berpikir mungkin ia masihberada di sekitar kelasnya. Kelasnya memang lumayan jauh dari kantin. Lalu ku berlari menuju ke arah kelasnya.

Saat hampir sampai di kelasnya. Aku melihat dia berjalan ke arahku bersama 3 sahabatnya. Tanpa pikir panjang aku lari menghampirinya dan ku pegang bahunya dan ku tatap matanya.

Mata itu seakan menghipnotisku. Ku rindu dengan mata itu. Baru beberapa hari ku tidak melihat itu rasanya sudah bertahun-tahun tak melihat itu. Ku nikmati mata itu sampai aku lupa banyak orang yang sedang menatapaku.

Open Your Heart (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang