Viranda POV
Pagi ini sama seperti pagi sebelumnya. Berangkat sekolah bersama Tian dan pulang bersama Tian. Yah sudah 3 hari setelah kejadian malam itu. Malam di mana aku tau apa yang dirasakan oleh Tian kepadaku. Dan jujur itu menyakiti hatiku. Sebenarnya aku sudah mulai menyukai Tian. Namun setelah ku tahu perasaannya kepadaku. Ku buang jauh-jauh rasa sukaku kepadanya.
Semenjak kejadian malam itu sikap Tian kembali kepada sikap sebelumnya. Dimana ia cuek padaku, dingin padaku dan tak peduli padaku. Sangat berbeda dengan Tian yang romantis. Dan aku sangat merindukan sifat romantisnya itu. Walaupun aku tak tau niatnya bersikap romantis padaku. Walaupun itu hanya pura-pura, aku sangat menyukai itu.
Aku berjalan menghampirinya yang sudah menungguku di depan gerbang biasanya. Entah aku tak tau kenapa setelah perdebatan itu ia masih menjemputku. Aku juga tak berani bertanya padanya.
"Sorry lama." ucapku merasa bersalah karena mungkin ia sudah menungguki terlalu lama.
Tian hanya menatapku sekilas dan kembali menatap ke arah depan. Lalu aku naik ke boncengannya dan setelah itu ia melajukan motornya.
Bastian POV
Setelah kejadian 3 hari yang lalu. Dimana saat perbincangan tentang pertunangan itu. Sebenarnya aku sempat kesal dengan masalah itu. Pada malam itu aku lost control sampai tak memerdulikan apapun.
Bagaimana tidak sesuai perjanjian yang menentukan perjodohan ini di lanjut atau tidak kan aku sama Vira. Tapi papa memaksaku untuk segera melakukan pertunangan. Yang jelas aku belum siap.
Saat aku berkata bahwa aku tak mencintai Vira. Ada sesuatu yang mengganjal. Memang mulutku berkata aku tak mencintainya namun hatiku seakan-akan membantah ucapan tersebut. Saat ku lihat Vira malam itu terlihat raut wajahnya kecewa padaku. Mungkin dia bertanya-tanya apa yang kulakukan selama ini kepadanya. Begitu romantis kepadanya.
Memang itu adalah rencanaku untuk memberinya pelajaran. Seharusnya aku senang saat melihatnya kecewa. Karena jika ia kecewa berarti ia menyadari sikap romantisku kepadanya.
Saat aku sedang memikirkan apa yang harus aku lakukan selanjutnya tiba-tiba ada suara langkah kaki mendekat kepadaku. Aku tau pasti itu Vira.
"Sorry lama." ucapnya merasa tak enak kepadaku.
Aku hanya menatapnya sekilas lalu kembali menatap ke depan. Memang setelah kejadian pada malam itu aku kembali bersikap dingin padanya. Toh dia sudah tau kalau semua sikap romantisku kepadanya hanya pura-pura. Walaupun ia tak tau alasannya.
Lalu setelah ia naik motorku segera aku melajukan motorku menuju ke sekolah.
●●●
Author POV
Penjelasan guru di depan kelas tak banyak yang menghiraukan. Kecuali Devi, Aga dan Sendi mereka bertiga adalah anak yang selalu memperebutkan predikat sebagai juara satu di kelas. Yah walaupun Devi anaknya kelihatan yah begitulah dan terkadang banyolannya yang garing. Devi adalah anak yang pintar. Jangan pernah remehin dia.
Maklum saja kali ini pelajarannya adalah Matematika. Gurunya yang nggak asik namun sok asik. Gampang ngambek. Penjelasan yang sudah panjang kali lebar menjadi luas tak sedikitpun di tanggapi oleh murid-murid di kelas Vira. Sampai mulut gurunya berbusa pun mereka juga tak peduli.
Kring...kring...kring
Bunyi itulah yang sedari tadi dinantikan. Bunyi bel istirahat. Mereka yang tak peduli dengan guru mereka lebih tak peduli lagi. Teman-teman laki-laki Vira yang sedari tadi tak memerhatikan seenak jidat pergi keluar kelas menuju kantin walaupun jelas-jelas gurunya masih di dalam kelas. Lalu guru tersebut meninggalkan kelas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Your Heart (Complete)
Novela JuvenilKepercayaan itu seperti sebuah kaca. Bilamana kaca itu pecah. Karena sengaja atau tidak sengaja, tetap saja kaca itu akan pecah. Bila kaca sudah pecah, walaupun sudah direkatkkan kembali, bekasnya akan masih terlihat. "Ada dua pilihan, pertama tetap...