EMPATPULUHSATU

8K 290 73
                                    

Viranda POV

Apa kalian masih ingat denganku? Iya, aku. Aku, gadis bodoh yang pergi untuk melarikan diri dari masalah. Aku, gadis bodoh yang menyiayiakan pria tamoan seperti Bastian. Aku, gadis bodoh yang sangat egois. Ya, mungkin seperti itulah gambaran kalian tentang diriku.

Aku marah? Tidak. Kenapa kau harus mempermasalahkan penilaian kalian tentang diriku. Itu hak kalian bukan, kenapa aku harus mempermasalahkan tentang itu. Aku bukanlah gadis sempurna yang hidup dengan kesempurnaan. Setiap orang pasti punya kekurangan kan. Ya anggap saja semua itu adalah kekuranganku.

Asal kalian ketahui, aku pergi bukan untuk melarikan diri dari masalah. Aku pergi untuk melanjutkan hidupku untuk menjadi lebih baik. Mengejar masa depanku yang masih panjang ini. Selain itu aku ingin memberikan waktu kepada Tian, aku ingin dia memikirkan apakah aku pantas untuk dirinnya. Apakah aku pantas untuk diperjuangkan olehnya. Biarakan dia berpikir dahulu. Bagiku aku Cuma gadis bodoh yang tak pantas ia perjuangkan. Mungkin masih banyak gadis di luaran sana yang lebih baik dariku untuk dirinnya.

Apa kalian aku tidak menyukai Bastian? Oh tidak, aku sangat menyukainnya. Tian adalah salah satu lelaki yang begitu berharga di dalam hidupku. Ya, awalnya aku sangan membencinya, sungguh sangat membencinya. Karena sikapnya yang cuek, ketus dan suka gonta-ganti cewek., dan sungguk aku membenci tipe cowok seperti itu. Apa mereka pikir gadis-gadis adalah boneka yang bisa mereka mainkan. Mereka juga punya perasaan.

Namun, setelah aku tau sifat lain dari dirinya. Mirisnya aku malah nyaman dengan sikap yang tak pernah aku liat saat dia bersama gadis lain. Ternyata ia tak seburuk yang aku pikirkan sebelumnya. Tapi, ia sangat hobi menyakiti perasaanku. Disaat aku mulai tertarik kepadanya, ia malah mempermainkan diriku. Aku sungguh membencinya kembali. Tapi seiring berjalannya waktu ia membuktikan bahwa dirinya ingin serius denganku. Ku pikir dia termakan umpannya sendiri.namun, disaat aku ingin serius dengannya, tiba-tiba masa laluku datang kembali. Ya, kak Aldi, dia adalah cinta pertamaku. Hal itu membuatku bimbang.

Dan gilanya mereka mengungkapkan perasaan mereka kepdaku. Dan aku harus memilih satu diantara mereka. Pertanyaan yang cukup sulit, bukan? Namun, setelah kupikir lagi, mungkin aku tak pantas untuk Kak Aldi. Dia terlalu baik, dia bisa mendapatkan gadis yang lebih baik dari diriku. Bukannya Tian tak baik, tapi menurutku Kak Aldi terlalu baik, dan aku ingin melupakan masa laluku. Kita harus menatap masa depan kan, tak perlu untuk menengok masa lalu. Masa lalu biarlah masa lalu.

Setelah pertengkaran hebatku dengan Tian di mall waktu itu. Hubunganku dengannya renggang. Tak pernah ada lagi tegur sapa antara aku dan dia. Aku yang merasa kecewa dengannya ditambah dia yang mungkin merasa telah aku bohongi menjadi marah. Disaat dia ulang tahun aku tak lupa untuk memberikannya sebuah kado. Tapi, karena suasana yang tak mendukung, akhirnya aku menitipkan kadoku untuknya kepada kak Aldi, mungkin hanya kak Aldi yang bisa meredamkan amarah Tian. Karena kak Aldi sudah cukup dewasa.

Hari itu setelah aku menitipkan kado tersebut sekaligus berpamitan dengan kak Aldi. Aku berangkat singgah ke negara orang lain untuk melanjutkan pendidikan. Aku juga tak lupa berpamitan dengan Tian melalui surat yang sengaja ku tulis dan aku taruh di dalam kado tersebut. Anggap saja itu salam perpisahan secara tidak langsungku kepadanya.

Setelah beberapa bulan tak ku dengar kabar dari Tian. Aku dikejutkan oleh sosok Tian yang sudah menyusulku ke negara dimana aku melanjutkan sekolahku. Aku sempat terkejut, bagaimana bisa ia menemukanku. Ku lihat dia tak jauh berbeda dari sebelumnya. Dari luar nampak dingin namun di dalam hatinya ia begitu lembut.

"Apa kabar?" tanyanya kepadaku saat kami duduk berdua di salah satu cafe langgananku.

"Baik, kalau lo?" jawabku sambil menyunggingkan senyum.

Open Your Heart (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang