"Lo gak ada niat pindah sekolah, Rin?"
"Gak ada. Kenapa?"
"Ya enggak kenapa-napa sih. Cuma kan, sekolah lo jauh banget dari sini."
"Iya sih, gue lama-lama juga cape pulang perginya."
"Gimana kalo lo pindah aja ke sekolah gue? Kan lo bisa satu sekolah sama sodara-sodara lo,k ajak El.
"Gimana yaaa."
"RIRIIIIIIN." Teriakan ini membuat Ririn dan El menutup telinganya.
"YAAAA." Ririn menjawab teriakan Kai. Ya, yang berteriak tadi itu memang Kai.
"Lo gapain di situ?" tanya Kai saat melihat Ririn sedang main ayunan di halaman rumah El.
"Nangkep cicak. Ya main ayunan lah, Kai," jawab Ririn sambil melirik Kai sebal.
"Ya itu sih gue tau. Terus, kenapa lo gak ngajak gue kalo mau main ke sini?"
"Lah, ngapain juga gue ngajak-ngajak lo."
"Udah-udah, kok malah berantem sih," lerai El.
"Dia duluan." Ririn dan Kai menunjuk satu sama lain.
"Lo napa ngikutin gue?" tanya Ririn.
"Napa gue, lo tuh yang ngikutin gue." Kai berkacak pinggang.
"Udah deh, gue pusing denger kalian berantem. Mendingan lo kasih tau tujuan lo tadi manggil-manggil Ririn!" Mendengar perkataan El, Kai akhirnya tersadar dengan tujuannya.
"Oh iya," ucap Kai sambil menepuk-nepuk perutnya.
"Orang lupa itu nepok jidat bukan perut dodol," ucap Ririn nepok jidat kai yang lebarnya kaya lapangan komplek sebelah.
"Adawww, sakit kampret,"gerutu Kai.
"Jadi?" tanya El yang sedari tadi memperhatikan keduanya.
"Lo sih, ngajak ngomong mulu gue jadi lupa kan." Ririn hanya menaikan satu alisnya saat mendengar ucapan Kai.
"Oh iya, kita suruh kumpul sama Mama Papa, ada yang mau diomongin katanya," jelas Kai. Ririn hanya manggut-manggut dan beranjak dari ayunan.
"Lo mau kemana?" Pertanyaan yang gak berfaedah ini keluar dari mulut Kai.
"Lo gimana sih? Kan tadi kata lo kita disuruh kumpul," ucap Ririn seraya berbalik menghadap Kai.
"Oh iya, ayo deh." Kai menarik tangan Ririn.
"Ini kenapa malah si Kai yang pikun ya? Biasanya kan yang suka pikun itu bang Lay," ucap El saat melihat Kai membawa Ririn pergi.
***
"Kalian lama banget sih?" tanya Chanyeol.
"Tuh Kai, ngajak tubir dulu jadi lama deh," tunjuk Ririn, sedangkan yang ditunjuk langsung duduk di samping Sehun.
"Jadi, Ayah sama Mama ada apa? Kata Kai tadi ada yang mau dibicarain." Ririn duduk di sebelah Chen
"Jadi gini, Ayah sama Mama rencananya mau pergi ke luar kota selama seminggu atau mungkin dua minggu," jelas ayah Jun.
"Terus?" tanya Ririn.
"Kamu baik-baik ya! Jangan nakal! Nurut sama kakak-kakak kamu," ucap ayah Jun
"Iya, Ayah. Jadi Ayah sama Mama mau kapan berangkatnya?" tanya Ririn.
"Sekarang Sayang," jawab mama Sanha.
"Hah? Kok sekarang sih? Kirain Ririn besok berangkatnya."
"Ini juga mendadak, Sayang. Kamu baik-baik ya sama kakak-kakak kamu!"
"Iya, Ma," ucap Ririn.
"Dan kalian harus jaga Ririn baik-baik ya! Jangan sampe ada apa-apa sama Ririn. Kalo sampe ada sesuatu yang terjadi, Mama akan hukum kalian."
"Iya, Ma." Jawaban serempak dari sembilan anak mama Sanha membuat ayah Jun tersenyum karena sekarang anak gadisnya ini tidak akan sendirian lagi bila ditinggal ke luar kota.
"Pah, oleh-olehnya jangan lupa ya." Celetuk Baekhyun.
"Iya entar Papah kasih oleh-oleh buat kamu," ucap Ayah Jun.
"Buat aku jangan lupa, Pah," ucap Chanyeol.
"Iya tenang, Papah kasih kok semuanya."
"Ririn dapet kan, Yah?" tanya Ririn dengan polosnya.
"Ayah tadi bilangnya apa? Semua, kan?" Ririn mengangguk.
"Nah itu tau," jawab Ayah Jun.
"Hehe."
***
Malamnya Ririn cuma duduk-duduk doang di halaman depan. Kepalanya menengadah melihat langit malam tanpa awan dengan taburan bintang yang menghiasinya.
"Lo kok sendirian?" tanya Sehun mengagetkan Ririn.
"Eh, iya," jawab Ririn agak kikuk, karena biasanya Ririn berbicara dengan Sehun saat saudaranya yang lain ada di dekatnya.
"Ngapain?"
"Lagi ngitung bintang, Hun."
"Kurang kerjaan banget lo, Rin."
"Emang gak ada kerjaan, Hun."
"Nah, lo sendiri tumben gak bareng yang lain?" Ririn balik bertanya.
"Di dalem rame banget, jadi gue ke sini. Eh, malah liat lo lagi sendirian, jadi gue nyamperin lo deh," jelas Sehun yang tumben-tumbenan cerewetnya keluar.
"Oh."
Hening
Ririn kembali melihat bintang dan Sehun pun mengikutinya.
"Hayooo, kalian kenapa berduaan?"
"Eh." Ririn terlonjak kaget dan menoleh ke belakang dan menemukan Dio yang tengah berkacak pinggang.
"Gak lagi ngapa-ngapain, Yo," jawab Sehun datar.
"Jangan berduaan, Hun. Entar ada yang ketiga lagi," ucap Dio mendekati Ririn dan Sehun.
"Yang ke tiga siapa, Yo?" tanya Ririn.
"Setan lah." Jawab Dio.
"Nah di sinikan elo yang ketiga, berarti elo dong setannya," ucap Sehun.
"Lah, iya ya."
Ririn beranjak dari duduknya.
"Mau kemana, Rin?" tanya Sehun dan Dio berbarengan.
"Mau ke dalem, takut ada setan," jawab Ririn tanpa menoleh.
Sehun mengerutkan keningnya, begitupun Dio.
Tepat saat di depan pintu, Ririn berbalik dan
"Hoyyy, kalian jangan berduaan entar ada setan."
Mendengar ucapan Ririn, keduanya saling berpandangan dan dalam sekejap mereka lari menyusul Ririn, tapi naas saat keduanya di depan pintu, Sehun tidak sengaja tersenggol oleh Dio dan...
Brakkk
"Adawww." Sehun jatuh terduduk sambil memegang dahinya yang terbentur pintu.
***
Awas benjol HunnnnNgomong-ngomong, ada yang mau bantuin Sehun? Lumayan loh pegang jidat cogan. Hehe
Rinmy98
KAMU SEDANG MEMBACA
1#StepBrother⭐EXO ✔
FanficComplete (Private sebagian)✔ Apa kalian pernah membayangkan kalau kalian mempunyai ibu tiri dan saudara tiri? Pasti tak pernah. Itu juga yang ada di pikiran Ririn setelah ibunya meninggal 5 tahun lalu karena kecelakaan. *** Yuk cek! Happy reading g...