Gemericik air terdengar begitu menenangkan, hujan yang awalnya begitu lebat, kini hanya menyisakan air yang menggenang.
Ririn belum bisa tidur, pikirannya melayang entah kemana. Jam di dinding menunjukan pukul sepuluh malam, tapi kakinya beranjak dari tempat tidur. Berjalan ke luar dan melangkah mengikuti hati.
Hening, rumah besar nan megah itu begitu hening, mungkin yang lain sudah terlelap dengan selimut menggelung tubuh masing-masing.
Kakinya membawa langkah lamban itu ke taman belakang, menduduki kursi yang setengah basah akibat hujan.
Langit cerah kembali dan dengan jelas memperlihatkan bulan yang terang tak terhalangi.
"Langit yang indah, kapan ya gue bisa secerah bulan malam ini." Ririn menengadah menatap indahnya malam.
Hening
Angin bertiup pelan menimbulkan rasa dingin yang menusuk pada kulit.
"Bunda, Bunda baik-baik aja kan di sana," ucap Ririn sembari melihat langit malam dengan sendu.
"Bunda, apa benar Ririn hanya menyusahkan saja di sini?" Mata Ririn yang biasanya memancarkan keceriaan, kini hanya terlihat lesu dan siap mengeluarkan air mata yang sudah menumpuk pada kelooak matanya. Angin dingin berhembus pelan tapi menimbulkan sensasi yang berbeda untuk Ririn. Ririn seakan merasakan bundanya memeluk tubuhnya dengan perantara angin malam.
"Jika benar, maafkan Ririn ya, Bun. Bunda tenang aja, Ririn gak akan manja lagi kok." Setetes air mata turun dengan mulusnya tanpa bisa dihindari oleh siapapun termasuk dirinya sendiri.
"Bunda, temani Ririn malam ini ya!" pintanya masih dengan posisi menengadah.
***
"Hey, sini!"
"Ada apa sih, Kai?"
"Itu, Chan. Coba liat!"
Chan mengikuti arah telunjuk Kai. "Eh, itu siapa?"
"Hoy, kalian lagi ngapain sih?" Sehun muncul dari belakang secara tiba-tiba.
"Itu, Hun. Coba liat itu siapa!" seru Chanyeol sambil menunjuk apa yang Kai tunjuk tadi.
"Loh, itu bukannya Ririn ya? Ngapain dia malem-malem di taman belakang?" Kai dan Chanyeol mengedikan bahu.
"Dari pada penasaran, mendingan kita deketin. Kita kagetin aja gimana? Ririn, kan kalo kaget suka lucu." Chanyeol dan Sehun langsung mengangguk semangat. Ketiganya melangkah cepat keluar kamar dan menuju ke halaman belakang.
"Loh, kalian bertiga mau kemana?" tanya Xiumin saat melihat tiga adiknya berlarian ke bawah.
"Taman belakang, Bang," ucap Kai.
"Ngapain ke sana? Udah malem, mendingan kalian tidur, Besok sekolah!"
"Bentar aja, Bang. Kita mau mastiin sesuatu."
"Iya, Bang. Mendingan Bang Umin ikut yuk!" Ketiganya langsung berlarian menuruni tangga. Xiumin yang penasaran akhirnya memutuskan untuk mengikuti adik-adiknya.
Setibanya di taman belakang, ternyata bukan hanya Chanyeol, Kai, Sehun dan Xiumin yang pergi ke taman belakang. Tapi di sana ada Dio yang berdiri tak jauh di belakang Ririn.
Mungkin karena terlalu menikmati malam, Ririn tak menyadari bahwa beberapa saudaranya ada di belakangnya.
"Bunda, Ririn bersyukur sekarang ada banyak orang di sekitar Ririn." Senyuman yang terukir bersa airmata itu perlahan berubah sendu kembali. "Gak kayak dulu pas Bunda gak ada, dulu Ririn kesepian. Gak ada tempat buat Ririn curhat, ya walaupun sekarang juga gitu karena sodara Ririn adalah laki-laki semua, Bun.
KAMU SEDANG MEMBACA
1#StepBrother⭐EXO ✔
Fiksi PenggemarComplete (Private sebagian)✔ Apa kalian pernah membayangkan kalau kalian mempunyai ibu tiri dan saudara tiri? Pasti tak pernah. Itu juga yang ada di pikiran Ririn setelah ibunya meninggal 5 tahun lalu karena kecelakaan. *** Yuk cek! Happy reading g...