Ririn turun dengan jaket membalut pakaian sekolahnya. Semalam setelah dari taman belakang, suhu tubuh Ririn tiba-tiba naik. Mungkin karena kehujanan dan kena angin malam."Pagi semua." Ririn menyapa orang-orang yang memang sudah duduk manis di meja makan.
"Pagi juga, Rin," sahut mereka serempak.
"Rin, lo ngapain pake jaket?" tanya Chanyeol sambil memperhatikan Ririn.
"Gak papa, cuma gue ngerasa pagi ini dingin banget. Jadi gue inisiatif pake jaket," kata Ririn sambil memakan sarapannya.
"Masa sih? Kok gue ngerasanya biasa-biasa aja ya," kata Baekhyun sambil mengunyah sarapannya.
"Baek, jangan makan sambil ngomong! Gak baik," tegur Xiumin.
'Huftt... selamat gue, untung ada bang Umin yang ngomong gitu. Kalo enggak, mampus deh gue gak bisa jawab,' batin Ririn.
Tahu sendiri alasan Ririn keadaannya karena tak mau membuat semua orang khawatir, terkadang Ririn terlalu memperhatikan perasaan orang lain, padahal dia sendiri sebenarnya ingin diperhatikan oleh orang lain.
"Eh, buruan yuk berangkat, kalo telat entar dihukum lagi kita," kata Dio sambil bangkit dan mengambil tasnya.
"Yuk. Rin, lo udah kan?" Ririn langsung mengangguk dan ikut bangkit.
"Semuanya kita duluan ya. Bye." Yang masih di meja makan hanya ikut melambaikan tangan masing-masing.
Seperti biasa Sehun pergi duluan ke rumah sebelah, Kai juga sama. Ririn nebeng diantara tiga jomblo ini. Kemarin dia ikut Baekhyun sedangkan sekarang giliran Dio yang ditebengin Ririn.
"Nih, pake dulu helmnya." Dio menyodorkan helm yang memang selalu dipake Ririn.
"Hmmm, ya." Canggung yang Ririn rasakan saat ini. Mungkin karena kejadian semalem.
Ririn segera naik setelah diberi kode dan setelah Ririn duduk Dio segera menarik gas motornya dan melaju dengan kecepatan standar.
Hening, tidak ada yang membuka suaranya. Padahal dulu Dio dan Ririn suka ngobrol banyak. Dari kegiatan sekolah, pelajaran sampe pr dan guru yang paling killer tak luput dari pembicaraan mereka.
Setelah sampai di sekolah pun, keduanya hanya diam. Mungkin cuma kata terima kasih dari Ririn dan ucapan balasan dari Dio saja yang terucap.
"Yuk, kita ke kelas." Chanyeol datang dan langsung merangkul Ririn sambil menariknya lalu berdadah ria kepada Dio.
"Chan, gak perlu rangkul-rangkul juga kali."
"Diem ah, ini biar lo gak lepas."
"Lepas-lepas, lo kira gue ayam apa," gerutu Ririn yang tidak diperdulikan oleh Chanyeol.
"Eh, tapi kok badan lo panas sih?" Chanyeol nanya sambil menunduk. Maklum saja, Chanyeol itu tingginya seperti tiang listrik. Bayangkan saja Chanyeol yang tingginya mencapai 185 merangkul Ririn yang tingginya cuma 165, jauh banget kan?
"Ah, enggak kok, biasa aja. Badan lo kali yang dingin. Jadi, pas kena badan gue lo ngerasa badan gue panas." Ririn mengeles sambil melepas rangkulan Chanyeol.
"Masa sih?"
"Udah ah diem! Lo masuk duluan!"
"Kenapa gak barengan aja?"
"Badan lo gede Chan, kalo kita masuk pintu berdua, gak bakalan muat." Ririn muter bola matanya.
"Oh iya, hehe. Kalo gitu lo yang masuk duluan, gue gak mau lo tiba-tiba ngilang diculik orang."
"Lo pikir gue bocah tiga tahun yang lepas bentar langsung lari kemana-mana."
"Emang."
'Ini anak malah nyengir lagi.'
"Au ah."
"Cieee ngambek cieee."
"Diem ih!" Chanyeol malah nyengir lagi.
'Ini anak kenapa demen banget nyengir sih.'
Pelajaran pertama hari ini dimulai dengan sejarah, masa lalu kenapa harus diungkit-ungkit lagi coba.
***
Pelajaran akhirnya berakhir dan menampakan wajah-wajah kegembiraan disetiap orang.
"DIOOOOO. AYOK KE KANTIN! " Baekhyun berteriak dari pintu kelas Dio.
"Berisik, Baek. Gak usah teriak juga gue denger, kan bangku gue deket pintu."
"Hehe. Yaudah yuk, kantin. Gue udah laper," kata Baekhyun menarik tangan Dio.
"Kagak usah ditarik juga, gue bukan kambing yang bisa lo tarik seenaknya."
"Biarin, lo kan lamban. Jadi, biar cepet gue tarik lo deh. Hehe."
Keduanya sampai di kantin dengan Baekhyun yang masih menarik tangan Dio. Dari jauh, sudah terlihat Sehun yang duduk bersebelahan dengan Elfira lalu Ririn yang ada diantara Chanyeol dan Kai.
"Hoy, udah pesen duluan aja lo pada."
"Shuttt diem! Punya lo juga udah kita pesenin." Seketika Baekhyun langsung diam dan duduk di samping Chanyeol.
Dio juga langsung ngambil tempat di samping Sehun dan memakan-makanannya yang baru sampai sedetik setelah ia duduk.
"Uhuk, uhuk."
"Lo kenapa, Rin? Dari tadi perasaan lo batuk mulu," tanya Elfira setelah minum jusnya.
"Gak kok, gue gak papa. Hatchimmm."
"Tuh, kan. Mendingan lo ke UKS sana. Apa perlu gue temenin." El menatap khawatir.
"Gak usah, paling entar juga sembuh sendiri," kata Ririn setelah meminum air mineralnya.
"Tapi bener kata, El. Mendingan lo ke UKS aja, idung lo udah merah gitu coba." Baekhyun ikut angkat bicara.
"Yuk, biar gue yang nganterin." Kai langsung berdiri dan narik Ririn.
"Ehhh, gak usah Kai. Habis ini gue ulangan soalnya. Gue gak mau ikut ulangan susulan." Ririn tetep kekeh gak mau ke UKS.
Semua cuma menghela napas dan kembali memakan-makanannya.
Bel berbunyi pertanda jam istirahat telah selesai. Chanyeol yang satu kelas dengan Ririn langsung narik Ririn dan merangkulnya seperti tadi pagi.
"Chan,"
"Shuttt, diem! Entar kalo tiba-tiba lo pusing terus jatoh, gimana? Lagian lo disuruh ke UKS aja gak mau. Padahal ya, kalo gue jadi lo, gue bakalan lebih milih tidur di UKS dari pada ikut ulangan."
"itu sih elo, tolong ya, jangan samain gue sama lo."
***
Gue Up lagi nih, hehe.
Gak lama, kan? 😀
Vote
Comment
And follow me.25 Jul 2018
Rinmy98
KAMU SEDANG MEMBACA
1#StepBrother⭐EXO ✔
FanfictionComplete (Private sebagian)✔ Apa kalian pernah membayangkan kalau kalian mempunyai ibu tiri dan saudara tiri? Pasti tak pernah. Itu juga yang ada di pikiran Ririn setelah ibunya meninggal 5 tahun lalu karena kecelakaan. *** Yuk cek! Happy reading g...