[11] Mama

3.1K 173 0
                                    

"Thanks sir,," Ucap Franda sembari turun dari taxinya.

"Ini rumah nyokap?"

Franda mengangguk.
"Panggilnya mom, jangan nyokap"

"Bedanya nyokap sama mom apa sih? Biasa juga manggilnya mama" ucap Fernando sambil asik mengucik ponsel nya.

"Ihhh nurut aja napa sih. Ribet banget"

Franda menarik kopernya masuk ke dalam rumah.

Tepat 5 meter di depannya dilihat seorang wanita yang telah lama tak ia temui.
Spontan Franda berteriak lalu berlari ke arah wanita itu.

"Mom" Franda langsung memeluk erat tubuh yang lama tak ia sentuh itu. Perlahan air matanya mengalir dan membasahi pipi.

"Hey cantik, mama kira kamu gak bakalan dateng. Mama udah nunggu dari kemaren"

Franda melepaskan pelukannya.
"Sorry,,,"

Seera -- mama Franda-- tersenyum manis.

"No Problem baby, Fernando, mana? Dia gak ikut?" Seera memutar mutar bola matanya mencari keberadaan anak bungsu nya itu.

Franda mengarahkan dagunya ke sofa yang ada di ruang tengah.
Mata Seera mengikuti arah gerak dagu Franda, dan dilihatlah seorang laki laki tinggi, tampan, yang sedang duduk disana.

Senyum Seera makin melebar ketika melihat anak laki laki yang telah lama ia tinggalkan itu.
Seera langsung berjalan cepat menuju sofa lalu memeluk anak laki lakinya itu dari samping.

"Mama kangen kamu Nando"

Fernando yang tiba tiba merasakan tubuhnya dipeluk, langsung bergerak sedikit menjauhi wanita itu lalu menatapnya dalam.

"Nando,, Kamu gak kangen sama mama?"

Fernando tersenyum kecut lalu menggeleng. Ia melihat tubuh wanita itu dari ujung high heels hingga ujung rambutnya. Wanita itu sudah lengkap dengan pakaian serta make up nya.

"Kangen? Lo mama gue ya? Gue sampe lupa loh"

Seera langsung menutup mulutnya dengan tangan kanan. Matanya sedikit terlihat berkaca kaca akibat ucapan Nando tadi.

"Kamu kok gitu Nando,, ini mama. Bagaimana bisa kamu ngelupain orang yang udah ngelahirin kamu? Sekolah kamu baik baik aja kan, kamu sehat sehat aja kan, mama seneng liat kamu sudah sebesar ini. Rasanya baru kemarin kamu--"

"Ya jelas gak terasa,, orang lo ninggalin gue waktu gue masih kecil. Dan lo baru liat gue sekarang. Itupun gue yang kesini. Lo mah gaada niatan jenguk anak di Indo. Lo gak tau kan, kalo papa pindah ke Malaysia dan gue hidup sendirian di Indo sebelum Franda datang nemenin gue?!"

Kini air mata Seera tidak bisa terbendung lagi. Air matanya mengalir deras membasahi pipi saat mendengar anak bungsunya itu tidak lagi sudi memanggilnya dengan kata 'Mama'.

"Maaf mama sib--"

"Lo sibuk? Se sibuk apa sih lo sampe sampe lo lupa kalo lo punya anak. Gue disana sendirian. Gaada keluarga. Gaada temen tidur. Gaada temen makan. Untung aja papa masih ngirimin gue duit,, kalo enggak, mungkin gue udah jadi anak terlantar alias gembel di Jakarta. Gue ini manusia. Lo kira gue gak butuh makan? Lo kira gue gak butuh sekolah? Mungkin lo gak bisa ngirimin gue uang, tapi apa lo pernah berfikir untuk ngasih gue kasih sayang?? Gak kan?! Gue kadang juga suka iri kalo temen gue dimarah marahin nyokap nya. Gue iri kalo mereka pamitan ke nyokap nya. Gue iri ke mereka, karna gue gak bisa dapetin apa yang harusnya di dapetin semua anak. Gue cuma butuh kasih sayang,, gak bisa kan? Kasih sayang yang gratisan aja lo gak pernah kasih, apalagi duit dan segala macam kebutuhan gue. Lo emang udah gak peduli sama gue"

My Bad Brother [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang