Mereka semua sudah siap dengan kendaraan masing masing.
Kevin, Dika, dan Rasya menaiki mobil milik Rasya yang kemarin ia janjikan.
Sedangkan Arya dan Rian bawa motor sendiri sendiri.
Dan Franda, Fernando naik mobil pribadi mereka."Guys. Nanti kita jalannya berbaris ya. Jadi mobil gue jalan duluan, baru mobil Nando, baru yang belakang motor motornya" ucap Rasya memberi tahu.
"Oke juga, jadi nanti gue sama Franda kayak king and queen yang dikawal sama kalian kalian ini" Fernando langsung merangkul Franda.
"Terserah lo. Mending kita cepet cepet pergi deh. Daripada mata anak anak itu lepas dari cangkangnya gara gara liatin cowok keren sama mobil dan motor kerennya" Rasya langsung masuk ke dalam mobilnya disertai teriakan keras siswa siswi SMA Pancasila. Disusul Nando yang masuk ke dalam mobil menambah suara teriakan itu lebih kencang 3x lipat dari sebelumnya.
Atap mobil mereka semua dibuka, sehingga bisa memperlihatkan siapa pemilik mobil itu.
Arya dan Rian juga tak mau kalah,,, mereka langsung naik ke atas motor lalu memakai helmnya. Aksi mereka itu mengundang teriakan oleh para murid juga.
"1... 2... 3... !!" Mereka masing masing menjalankan kendaraan dan membelah jalanan Jakarta. Sepanjang jalanan mereka dipandang manis oleh pengguna jalan lainnya.
"Untung banget jadi gue,, gue cewek sendiri. Kayak ratu gitu" Franda menggunakan kacamata hitamnya lalu menggoyangkan kepalanya mengikuti alunan musik
#####
Sekitar 30 menit telah berlalu.
Kini mobil mereka telah terbaris di parkiran Dufan."Pertama kita bakal naik histeria, baru roller coaster, baru kora kora, baru bumper car, baru Biangla--"
Fernando mendekap mulut Rasya.
"Yaudah buruan! Kalo lo ngomong mulu, gaakan selesai ini. Lo mau disini sampe besok pagi? Gue besok mau ke Singapore""HAH??"
"Ke Singapore? Ngapain? Kok gak bilang bilang?"
"Mau bulan madu sama Franda" Fernando tersenyum nakal lalu pergi meningalkan teman temannya.
Mereka masuk ke dufan lalu menuju ke daerah Histeria.
Mereka semua langsung berbaris untuk mengantri manaiki permainan itu."Kayanya untuk histeria sama roller coaster gue gaikut naik deh" ucap Rian yang membuat mereka semua tertawa ngakak.
"Kenapa coba,, lemah banget jadi cowok. Lembek betul. Naik gituan aja lo takut"
"Bukan takut cum--"
"Gaada alasan pokoknya lo harus naik!" Franda mengenggam erat tangan Rian yang membuatnya tak bisa pergi kemana mana.
Setelah menunggu kurang lebih setengah jam untuk naik histeria, akhirnya kini giliran mereka bertujuh yang akan menikmati permainan itu.
Franda duduk di sebelah Fernando lalu memasang pengamannya.
Perlahan, permainan itu bergerak dan membuat mereka semua teriak bahagia.
"Kita sekarang ke roller coaster kan?" Ucap Franda sembari turun dari wahana histeria.
"Gue gak ik--"
"Rian,,, ayo dong. Lo kenapa jadi gak semangat gitu sih? Yauda deh, lo nanti duduknya sampingan sama gue. Oke"
Rian menggeleng.
"Sorry, gue gak bis--""Lo pasti bisa. Ada gue disini. Dan gue bakal jagain lo" Franda langsung merangkul Rian dan berjalan menuju wahana Roller Coaster.
Tidak butuh waktu lama, kini giliran mereka yang akan naik ke wahana itu.
Kebetulan, Franda dan Rian mendapat tempat duduk di paling depan."Kita gak pindah ke tengah aja? Kalo enggak, mending gak usah naik sekalian"
"Payah lo! Kita udah jauh jauh kesini dan lo gak nikmatin. Rugi tauga" Dika menyeletuk terhadap omongan Rian.
"Oke oke. Kalian selalu bilang gue payah, lemah, lembek, and something like that. Gue cuma mau kasih tau, jangan pernah lo salahin gue kalo liburan kali ini gak sesuai keinginan lo lo semua" Rian langsung memaksakan diri naik ke atas Roller Coaster lalu memasang pengamannya.
"Yan, maksud lo tadi apa?" Franda duduk di samping Rian sambil memasang pengaman untuk tubuhnya.
"Yan??"
"Rian?" Franda terus berusaha berbicara kepada Rian tetapi tidak ada jawaban.
"Kata lo sayang sama gue, tapi gue nanya aja gak dijawab" Franda melipat kedua tangannya di depan dada sambil memajukan bibir bawahnya.
"Nda, kalo sabar ada batasnya, sayang juga gitu. Walau gue sayang banget sama lo, gue juga punya batasan di mana rasa sayang itu bisa dikalahkan sama rasa benci gue. Hidup itu gak selalu enak, gitu juga dengan cinta. Cinta gak selalu terasa lurus dan baik baik aja. Cinta pasti ada lika liku permasalahan yang akan memberikan hasil maksimal di akhir kisahnya nanti. Lagipula ya, paksaan lo ini gak masuk sama sekali ke perihal cinta gue"
Franda hanya diam mendengar ucapan Rian.
Tak lama kemudian, Rolles coaster itu bergerak.
Teriakan demi teriakan terdengar jelas di telinga para penumpang roller coaster itu. Ditambah lagi dengan lenggak lenggok relnya menambah kesan menegangkan.
"AAAAAAAAAAA!!!!" Itu adalah teriakan terakhir dari Franda, hingga mereka berhenti tepat di tempat mereka menaiki roller coaster tadi.
"Oh shit, akhirnya selesai juga" terdengar suara Rasya dari arah belakang yang membuat para penumpang menoleh ke arahnya.
Mereka pun satu per satu turun dari roller coaster.
"Parah asik banget"
"Tai rugi gue gak ngajak gebetan"
"Parahh gue takut tapi pengen lagi"
"Asik banget tai"Macam macam komentar bertebaran saat mereka bertujuh turun dari roller coaster.
"Rian, lo ngapain disitu?! Mau naik lagi? Alahhh tadi aja bilang gakberani. Sekarang ketagihan kan lo" Ucapan Arya tidak dibalas sama sekali oleh Rian.
"Rian mah aneh. Buruan deh Yan kita masih ada permainan lain lagi" tambah Dika yang kelihatannya mulai geram dengan perilaku Rian.
"RIAN BURUAN! INI SAMA SEKALI GAK LUCU ANJIR. KITA DISINI MAU LIBURAN. MAU HAVE FUN. BUKAN MAU NGELIAT TINGKAH RECEH LO YANG SAMA SEKALI GAK BISA BIKIN KITA KETAWA" Fernando terlihat sangat tidak sabar dengan tingkah Rian.
Rian masih saja tertunduk sambil diam. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
"Gak lucu bego!" Dengan emosi yang meluap luap, Fernando mendatangi Rian lalu mendorong pundaknya hingga posisinya menjadi tegak dari sebelumnya.
"RIAN??!"
** VOTE AND COMMENT **
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Brother [COMPLETED]
Ficção AdolescenteFranda. Gadis cantik yang menjadi kakak sekaligus pacar pura pura dari adiknya, Fernando. Franda dan Fernando adalah saudara yang berbeda 1 tahun. Mereka sempat bahagia, juga sempat sedih di waktu yang berbeda. Tetapi kini, perjalanan hidup mereka b...