[22] Truth Or Dare (1)

2.3K 141 1
                                    

"Haloo haloo"

Franda meletakkan ponselnya di telinga sambil membungkuk mengikat tali sepatu.

"Iyaaa gue jadi jemput kok. Tunggu aja disana. Gue otw nih otw"

Franda mengunci rumahnya lalu berlari ke arah garasi dan masuk ke dalam mobilnya.

"Iya bentar, tungguin gue ya. Dahh"

Franda mematikan teleponnya lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas kecil, kemudian menjalankan mobilnya melintasi keramaian kota Jakarta menuju rumah sakit.

Settttt.....
Terdengar decitan rem mobilnya yang menggesek keras aspal saat Franda menginjak pedal rem dalam karena lampu jalan mendadak menunjukkan warna merah.

Ia mengambil ponsel dari dalam tas lalu menggeser dan menekan icon line yang ada di beranda layar ponselnya.

📞 Panggilan gratis dengan Nando.

"Haloo. dek, gimana, udah siap semua kan? Rasya, Dika, Kevin, Raya, Arya ada kan??"

"...."

"Gimana sih! Lo itu jangan egois. Jangan mentingin diri sendiri. Si Arya juga gaada??"

"...."

"Ah muyak gue ngomong sama lo"

Franda langsung memencet tombol merah untuk mengakhiri obrolan, dan keluar dari chatting room nya dengan Nando.

Ia membuka kontak Arya, lalu menyentuh icon 'obrolan'

Arya

Ya, sekarang lo ke Cafe deket sekolah, disana udah ada Nando sama yang lainnya. Tapi lo jemput Raya dulu.

Jemput Raya?

Iya, Raya lagi di Jakarta. Dia ada di rumah lama. Di komplek kita itu. Di sebelah rumah gue.

Kapan dia balik ke Jakarta?

Itu dipikirin ntar aja, pokoknya lo otw sekarang, waktu gue sampe sana sama Rian, kalian semua harus udah siap.

Rian?

Gausa kebanyakan bacot. Otw sekarang!

Tiiiinnnn.... tinnn.... tinnnn... tin tiinnn.. tinnn..

Franda menutup telinganya lalu melirik ke arah lampu jalan yang sudah menunjukkan warna hijau terangnya.

"Buset. Baru sedetik yang lalu lampu jadi ijo, udah ribut aja. Ga sabaran banget"

Ia langsung menginjak pedal gas lalu melaju di keramaian jalanan Jakarta.

#####

tiin... tinn...tinn...
Rian menghembuskan nafasnya lalu menatap mobil yang berhenti tepat di depannya.

"Heyy Iyann, maaf ya lama. Biasa, Jakarta macet yan" Franda nyengir memperlihatkan sederet gigi putihnya.

"Alasan aja lo. Emang lo nya aja yang suka ngaret" Rian berjalan melewati bagian belakang mobil lalu masuk dan duduk di samping Franda.

Franda membuka atap mobilnya lalu memakai sunglasess kemudian berjalan meninggalkan kawasan rumah sakit.

"Panas gini kenapa dibuka sih atapnya" Rian menutupi matanya dengan telapak tangan sambil mengerutkan keningnya dan menyipitkan matanya karena silau.

My Bad Brother [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang