Belakangan ini, hujan memang sedang sangat lebat-lebatnya.
Awan gelap sering kali tiba-tiba muncul di tengah cerahnya sinar cahaya matahari yang sedang menyinari bumi.
Matahari pun seringkali bersembunyi di balik awan hitam mencekam itu.
Rasanya, Indonesia saat ini sedang berada dalam keadaan dimana badai besar sedang betah-betahnya bertahan di kota Jakarta.Seperti saat ini, badai besar itu datang lagi.
Angin-angin berhembus deras sekali sehingga membuat beberapa pohon besar di daerah-daerah sekitar tumbang begitu saja.
Titik-titik air yang jatuh dari langit pun tak mau kalah meriah.
Mereka beramai-ramai terjun dari langit dan mendarat di bumi dalam jumlah yang bisa dikatan lebih dari banyak.Beberapa daerah rawan di Jakarta sudah terendam banjir akibat hujan lebat itu.
Listrik di setiap wilayah pun mengalami pemadaman karena besarnya tegangan petir yang menghantam. Pihak PLN sudah berjaga-jaga agar tidak ada sesuatu yang terjadi hanya karena arus listrik. Oleh karena itulah, pemadaman dilakukan belakangan ini.Franda berjalan menuruni tangga rumahnya, lalu menuju ke lantai dasar untuk mencari keberadaan anak gadisnya yang tak terlihat sejak tadi pagi.
Xavier.
Ya, gadis itu tidak ada di kamarnya saat Franda mencarinya untuk meminta maaf karena masalah mereka kemarin-kemarin.
Hubungan ibu dan anaknya itu memang kurang baik belakangan ini.Karena apa?
Semua itu karena sikap Xavier yang makin lama makin kurang ajar lah yang membuat ibu kandungnya itu semakin naik darah dan semakin marah kepadanya.Lebih dari sebulan yang lalu, Xavier membuat ulah yang sudah tidak bisa dibiarkan lagi.
Pertama, ia sudah tidak pulang ke rumah selama 2 hari penuh.
Kedua, Sebelum ia pergi dari rumah saat itu, ternyata ia membuat suatu masalah yang lumayan besar di sekolahnya. Gadis itu telah membuat 3 jendela di kelasnya pecah karena ia bermain sepak bola di dalam kelas. Dan itulah yang membuat Franda akhirnya harus menahan malu karena ia ditelepon dan dipanggil oleh pihak sekolah untuk datang dan bertanggung jawab atas perbuatan anak sulungnya itu.
Dan yang ketiga, setelah Xavier pulang ke rumah, beberapa saat kemudian ada polisi yang datang menyusulnya ke rumah. Kata polisi itu, Xavier secara tiba-tiba berkelahi dengan seorang laki-laki tak berdosa di tengah keramaian jalan raya. Bahkan hingga laki-laki itu memiliki banyak lebam biru di wajahnya, juga patah tulang di tangan kanannya.
Kata Xavier, laki-laki itu telah mengotori kemudian merobek jaket yang sangat sangat ia sayang. Jaket yang ia beli dengan hasil tabungannya selama 3 tahun. Dan itulah yang membuat Xavier marah besar kepada laki-laki kurang ajar itu.
Tetapi untung saja, laki-laki itu mau menyelesaikan masalah mereka secara kekeluargaan. Jadi, tak ada yang harus berurusan dengan ranah hukum.Franda telah memberi pelajaran kepada Xavier.
Ia tidak diperbolehkan menggunakan ponselnya, macbooknya, dan fasilitas internet yang ia miliki lainnya.
Ia juga tak boleh menggunakan motor matic kesayangan miliknya.
Ia tak boleh tidur di kamar, dan ia tak boleh keluar malam lagi setelah kejadian itu.
Dan tak lupa, uang saku nya pun dipotong menjadi setengah dari uang saku normalnya.Tetapi nyatanya, Xavier berhasil.
Ia berhasil menjalankan hukuman itu selama kurang lebih satu bulan.Tetapi, hukuman itu membuat hubungannya dan Franda menjadi kurang baik.
Xavier sama sekali tak ingin bicara dengan Franda.
Dan itulah, yang membuat Franda akhirnya harus meminta maaf kepada anak kandungnya yang satu itu."Xavier..." panggilnya.
Hening.
Tak ada jawaban sama sekali dari seluruh penjuru rumah besar yang ia tinggali saat ini."Xavier..." ulangnya.
Sama.
Tak ada jawaban sama sekali.Franda berjalan mendekati jendela yang ada di dekat sofa ruang tamunya, lalu ia membuka gorden dan mengintip keluar untuk melihat seberapa deras hujan yang turun saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Brother [COMPLETED]
Ficção AdolescenteFranda. Gadis cantik yang menjadi kakak sekaligus pacar pura pura dari adiknya, Fernando. Franda dan Fernando adalah saudara yang berbeda 1 tahun. Mereka sempat bahagia, juga sempat sedih di waktu yang berbeda. Tetapi kini, perjalanan hidup mereka b...