[29] Jalan bareng Rian

2.4K 132 0
                                    

Bukkk.
"Yakin gamau ikut Nda?" Ucap Arya sembari menutup pintu mobilnya.

"Ga deh. Gue kan nungguin Agnes. Ntar dia datang kerumah, terus gaada gue, gimana coba"

Arya mengangguk.
"Yauda deh, gue sama Raya pergi dulu ya"

"Dadaahh Franda" Raya melambaikan tangannya ke arah Franda sebelum mobil mereka pergi dan menjauh dari Franda.

Tinnn...
Franda menahan langkahnya ketika hendak masuk ke dalam rumah, ia membalikkan badan dan melihat sebuah pengendara dengan motor sportnya berhenti tepat di belakangnya.

"Oh God,, untung aja Arya sama Raya udah pergi baru dia datang"

Pengendara itu membuka helmnya kemudian tersenyum manis kepada Franda.

"Lain kali kalo nelpon tuh pake tata cara menelpon yang baik, ucapkan salam dulu, tungguin jawaban dari yang di telepon. Gue belum bilang boleh, udah dateng aja" Franda melipatkan kedua tangannya di depan dada.

"Yaelah. Jangan marah kali. Gue nih pengen ngajak lo jalan jalan. Khusus sebelum ujian nih"

Franda mengerutkan keningnya.
"Tumben banget. Kenapa lo?"

"Gue punya kabar baik tau ga?"

Franda menggeleng.
"Gak tau dan gak mau tau" jawabnya ketus.

"Ih si cantik ya, kalo marah tambah cantik aja" goda Rian.

Franda menggedekan bahunya geli.
"Stop manggil gue cantik. Gue tau sih kalo gue emang cantik. But, yang cantik ga harus dipanggil cantik kan? Jijik gue dengernya"

"Ya deh. Nda, ganti baju, ikut gue jalan ke mall gitu, gue gaada temen tau, emang Franda gak kasihan sama Rian" Rian memasang puppy face nya.

"Gak!"

"Ayo dong, nanti Rian beliin ice cream di Mekdi deh. Sekalian baju di H&M"

Franda menahan senyum lebarnya.
"Ya Allah, kekuatan apa yang engkau berikan kepada laki laki ini, sehingga ia selalu bisa membuat hatiku luluh kepadanya. Subhanallah, benar benar ciptaan mu yang sempurna"

"Ndaa, Franda" Rian mengayunkan tangannya di depan wajah Franda.

"Eh, iya iya. Masuk dulu deh, gue ganti baju bentar"

Rian tersenyum lalu turun dari motornya dan masuk ke rumah bersamaan dengan Franda.

"Tunggu ya Yan, duduk aja dulu"

Rian mengangguk lalu tersenyum manis.

1 menit berlalu...
2 menit...
5 menit...
15 menit...
20 menit...

"Hey Yan, sorry banget, lama ya?"

Rian diam lalu menatap penampilan Franda dari atas kepala hingga ujung kaki.
Perempuan itu membiarkan rambut ombre setengah gelombangnya terurai, yang dipadukan dengan sweatshirt kenzo warna hitam, serta bawahan celana hitam panjang yang bagian bawahnya ia lipat keluar sehingga terlihat sedikit gantung, dengan sepatu boot kulit pendek semata kaki juga slingbag kecil dengan warna yang serasi dengan warna rambutnya.

"Eh Yan, kenapa liatin gue gitu? Jelek ya? Habis gue males pake baju yang ribet"

Rian menggeleng.
"Heran, kok bisa ya, tampilan lo itu selalu menarik di mata gue. Padahal sih, gak oke banget. Biasa aja malah"

Franda mengecutkan bibirnya.
"Lo itu mau muji apa ngehina sih? Jangan buat nge-fly kalo akhirnya dijatohin lagi" Franda melipat kedua tangannya di depan dada.

"Gak kok becanda. Lo cantik. Gitu aja ngambek. Baperan banget jadi cewek"

"Siapa yang baper coba, lo aja yang aneh"

My Bad Brother [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang