Pengen Cepet Nikah

102 9 0
                                    

14 Februari,pukul 9 pagi masih hujan.Aku sudah berada di rumah Sarah untuk berangkat bareng sekalian nunggu pacarnya.Sementara Fajar,aku menyuruh Riko untuk menjemputnya dulu,aku titipin Fajar ke dia.

Kami sepakat untuk berkumpul di rumah Delis.

20 menit kemudian

Aku sudah berada di rumah Delis.Namun Riko dan Fajar belum datang.Dan hujan masih turun cukup lebat.Disana kami mengemasi bingkisan untuk anak-anak panti asuhan.

Fajar dan Riko datang.Fajar langsung menghampiriku dan meraih tanganku,memasang gelang berwarna kuning yang sama dengan gelang yang dipakainya.

"Maaf ya,Fajar cuma bisa ngasi ini." Ucapnya kemudian mencium punggung tanganku.

"...Dan Fajar minta maaf kemarin ngambek." Dia terlihat menyesal.

"Gapapa Fajar,maaf Tata gabisa ngasih apa-apa." Aku tertunduk malu.

"Tata cukup temenin Fajar terus." Sahutnya sembari tersenyum.

"Pasti Fajar." Aku membalas senyumnya.

"Woi udahan ngeroman nya,yok cusss sekarang." Riko merusak suasana romantisku dengan Fajar.

30 kemudian kami semua tiba di panti asuhan.Ini pertama kalinya aku ke panti asuhan.Sungguh,ini benar-benar pengalaman yang takkan pernah aku lupakan.

"Anak-anaknya lucu-lucu banget" Gumamku sambil menatap setiap anak kecil yang ada.

"Yok adopsi satu,haha." Fajar seperti setan,tiba-tiba nongol.

"Apaan cobak ih." Aku menatapnya pura pura kesal.

"Nanti aku mau kita punya 3 anak.Anak pertama namanya Risa Matahari,karena dia lambang dari matahari terbit,Sunrise.Yang kedua,namannya Tari Matahari,karena dia lambang teriknya matahari.Yang ketiga namanya Senja Matahari,karena dia adalah matahari terbenam.Setuju kan sayang?" Fajar mulai berekspentasi.

"Masih SMA cyinn." Aku mencubit pipinya kemudian menuju gerombolan teman-temanku.

Disana,kami  menghibur anak-anak panti asuhan.Anak-anak yang kurang beruntung tapi masih punya semangat yang besar untuk meneruskan hidupnya agar menjadi lebih baik.Mereka masih terlalu kecil untuk menderita.Namun,wajah mereka yang polos menegaskan hidup ini harus dinikmati,bagaimanapun dan kemanapun arah nya.

Kami membuat bermacam-macam lomba.Seperti lomba makan kerupuk,lomba menyanyi,dan masih banyak lagi.Kami juga membagi-bagikan bunga mawar dan permen,juga alat tulis.

Ketika kami akan pulang,satu anak menghampiriku dengan Fajar.

"Kakak,kakak berdua nanti pasti nilah ya?Wajahnya kelihatan sama.Kata orang itu jodoh." Ucap anak perempuan kecil yang bernama Dwi itu dengan lugu.

"Doain ya adek.Yok foto bareng kakak berdua." Sahut Fajar.

"Aaa gamau,takut." Anak perempuan itu lari dan bersembunyi.Mungkin dia mengira kami berdua akan mengadopsinya,ada-ada saja.

"Temenin aku terus ya Ta,selamanya." Fajar menggenggam erat tanganku.

Mungkinkah benar kami berjodoh?

Matahari Belum MenyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang