Q-time

84 6 0
                                    

Hujan turun dengan derasnya,membuatku memasang wajah cemberut sepanjang hari.Fajar belum juga datang menengokku,masih ada pertandingan futsal katanya.Huh!

Dengan hati-hati,aku mengambil diaryku,menuliskan kata demi kata dengan tinta merah muda yang lucu.

"Kamu lagi ngapain Ta?" Fajar tiba-tiba sudah berada disampingku.Bajunya setengah basah,mungkin ia menerobos hujan.

"Eh,gak ngapain.Hehe." Aku  menyengir kepada Fajar dan ia langsung mengecup lembut keningku dengan penuh rasa sayang.

"Nih aku bawain buah-buahan." Fajar membawakanku berbagai jenis buah.

"Ih aku gak suka buah malahan dikasih buah." Aku cemberut dan mendengus kesal.

"Yakin gamau?kalau aku yang suapin yakin bakalan nolak?" Fajar menggodaku sembari mengupas jeruk yang ada di tangannya.

"Ih kamu.." Aku menunduk malu dan akhirnya mau juga memakan buah-buahan itu yang pastinya disuapi oleh Fajar.

"Fajar,pengen ke luar.Males disini terus." Raut wajah Fajar berubah penuh rasa kasihan ketika melihatku yang memelas ingin pergi keluar ruangan ini.

"Iya sabar dulu ya.Cepet sembuh makannya,baru boleh main keluar." Fajar mengelus-elus lembut pipiku.

"Aku bosen gini terus.Aku bosen disini,bosen dikasi obat terus,bosen jadi penyakitan terus." Aku menunduk lesu,tak ada gunanya menyesali ini Ta.

Tanpa ba-bi-bu lagi,Fajar langsung memelukku.Membuatku merasa nyaman dan sedikit baikan.

"Eh gila,adegan dewasa.Cabut-cabut." Marsha terhenti ketika melihat Tata dan Fajar berpelukan.Kemudian ia mengisyaratkan kepada teman-temannya yang lain agar segera keluar.

"Kalian kenapa gajadi masuk?" Angela yang baru datang bersama David merasa heran melihat tingkah teman-teman Tata ini.

"Hehe.Biarin mereka menikmati quality time nya." Marsha menyengir sebentar kemudian raut wajahnya berubah kesal ketika Angela membalikkan badannya untuk melihat apa yang terjadi dari balik pintu.Entah kenapa,ia masih merasa sebal dengan Angela yang hampir saja merebut Fajar dari Tata.

"Ohh." Angela berdehem sebentar dan berlalu dari balik pintu.Ia kemudian berjalan menuju lorong rumah sakit lain dan berhenti di balkon ruangan yang sepi.Merasa ada yang tidak beres,David mengikutinya.

"Udah,gak usah sedih gitu." David menepuk pundak Angela,ia telah memahami apa yang terjadi.Angela cemburu.

"Lo cewek yang baik ternyata." David tersenyum kecil dan menatap mata Angela yang berair dengan sangat hangat.

Tanpa pikir panjang,ia pun memeluk Angela yang sedang tersakiti hatinya,sama seperti dirinya.Angela tak melawan,ia bahkan berbalik memeluk David dengan sangat erat.

■■■

"Itu kalung dari siapa Ta?" Fajar memandang kalung berliontin matahari yang melingkari leher Tata.

"Ohh,iya aku beli sendiri waktu ini.Cantik kan?" Aku mengusap-usap liontin matahari itu.Kalung yang sangat indah.

"Cantik,kayak kamu." Fajar menggodaku dan aku langsung bergelayut di lengannya.Tak mau lepas.

"Dasar manja.Kangen ya?" Fajar tertawa kecil melihat tingkahku yang tak mau lepas darinya.

"Ih biarin." Aku mendengus kesal sedetik,kemudian kembali memanjakan diri dengan sentuhan dari Fajar.

"Dasar Matahari kurbel." Fajar mengejekku dan aku melepaskan tubuhku yang sedari tadi menempel di lengannya.

"Ih kurang belaian?Jahat banget deh kamu ah." Aku melipat kedua tangan didepan dan memasang mulut bebek di wajahku.

"Uuu ngambek." Fajar masih tertawa kecil dan sangat menyebalkan.

"Biarin dah." Aku menyahutnya dengan sangat bete tanpa menghiraukan Fajar.

"Kalau masih ngambek,aku cium ya?hahaha." Fajar semakin tertawa geli dan membuatku semakin kesal dibuatnya.

"Ih dasar otak mesum!" Aku menjauhkan diriku darinya yang masih saja cekikikan.

"Udah ah,becanda aja kok." Fajar berhenti cekikikan dan memandangku hangat.Aku hampir terhipnotis tapi aku putuskan untuk tetap menjauh darinya dan memasang bibir bebek.

Cupp!!

Aku tak berkutik.Rasanya seperti habis tersetrum listrik.Fajar mencium lembut bibirku.Tanpa nafsu,tanpa paksaan.Sangat lembut.Setelah itu ia malah cekikikan lagi melihat pipiku yang mulai kemerahan.

"Sialan!Fajar mesum ih!" Aku pura-pura marah namun bibirku malah menyunggingkan senyum manis.

"Kan aku udah bilang.Kalau masih ngambek,aku cium.Yahh,kayaknya kamu kangen dicium hahaha." Fajar kembali tertawa dan aku menunduk malu.

"Fajar,kamu disini seharian sampai besok ya.Aku kangen." Aku mendekatkan tubuhku dan langsung mendekap lembut tubuh Fajar.

"Iya sayang." Aku tak mau lepas dari pelukannya dan mulai merasa sangat nyaman hingga akhirnya aku terlelap di pelukan Fajar bersama hujan yang kini ikut mendukung suasana.Berasa di film-film romance.

Matahari Belum MenyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang