"Tata." Ucap Fajar ketika dia menghampiriku di kelas.
"Hm?" Tanyaku tanpa menoleh kepadanya.
"Pipi lo." Sahutnya singkat.
"Kenapa pipi gue?" Aku mulai menepuk-nepuk pipiku,takut jika ada sesuatu menempel disana.
"Pipi lo,pengen gue cubit." Ucap Fajar tersenyum kecil.
"Ah?maksud lo?" Aku heran.
"Gemessshhh banget dehhhh." Ucap Fajar yang tanpa seijinku langsung mencubit-cubit pipiku.
"Fajaaarrrr! Ih!" Aku mencoba meloloskan diri.
"Hahaha,lucu banget." Fajar tertawa.
Manis.Ya,dia memang tampan,namun sikapnya yang dingin membuat orang lain ogah deket-deket sama dia.Aku rasa dia orangnya keras,terlihat dari sorot matanya yang tajam.Tapi,kalau udah liat dia ketawa gini,hatiku kok jadi adem ya,hm.
"Eh ngomong-ngomong pipi lo udah dicium berapa kali sama mantan lo?" Tanyanya tiba-tiba,cukup membuatku kaget.
"Gapernah ciuman." Sahutku agak sedikit males jika membahas mantan.
"Yakin?hahaha gue gak kebayang gimana rasanya nyium pipi setebel bakpao gini,pasti tenggelem hahaha." Fajar terlihat mengejek.
"Udah dibilangin,gue gak pernah ciuman!" Aku mulai kesal.
"Terus lo pacaran ngapain aja dong?"Astaga ini orang kenapa harus bahas mantan?!
"Gapernah ngapa-ngapain." Sahutku lebih males.
"Masak gapernah?jalan-jalan berdua?atau sejenisnya?" Tanyanya lagi,bawel.
"Gapernah,gaberani keluar berdua sama pacar." Sahutku datar namun yakin.
"Mbuih,sok alim." Godanya lagi.
"Eh ngomong-ngomong darimana lo tau gue punya mantan?" Aku baru tersadar topik pembicaraan barusan adalah tentang mantan.
"Mantan lo pernah ngechat gue." Ucap Fajar santai.
"Apa??!!" Aku kaget setengah mati.Takut jika mereka sampai berantem.
"Slow,gue bisa atasi mantan lo yang payah itu." Ucap Fajar sangat santai.
"Ma-maksud lo?" Aku sudah bener-bener berpikir negatif.
"Nih." Dia memperlihatkan screenshoot chat dengan Andrew,mantanku.
Andrew : Deket sama Tata bro?
Fajar : Yap
Andrew : lo tau dia itu mantan gue?!
Fajar : terus?
Andrew : jauhin dia anjing!
Fajar : hei bro,apa masalah lo,apa hak lo yang cuma mantan
Andrew : keparat lo bangsat!
Fajar : 1 by 1?
Andrew : Jaga dia
Fajar : pastinya
Andrew : kalo sampe lo buat dia kenapa-kenapa,awas aja lo!
Fajar : siap
Aku benar benar kaget membaca chat mereka.Tidak kusangka Fajar segila itu dan Andrew sok jagoan kayak gitu.
"Bener-bener payah kan?" Ucap Fajsr dengan nada mengejek.
"Jangan bales chat dia lagi." Aku menatap Fajar tajam.
"Wess,kenapa?" Fajar masih dengan gaya bicaranya yang santai.
"Gue gasuka berurusan sama mantan.Gue gak suka sama dia." Ucapku.
"Terus kalo gasuka kenapa dipacarin?" Fajar sangat bawel,fiuh.
"Gini ya Fajar,dulu gue nerima dia karena gue kasihan sama dia.Dia terus maksain gue biar mau jadian sama dia,karena gue udah kagak kuat lagi,yaudah gue putusin dia sepihak." Jelasku dengan agak males.
"Terus kalo..." ucapan Fajar menggantung karena aku menyelanya.
"Dan jika lo tanya,gue pernah ngapain aja sama dia,jawabannya gue gak pernah ngapa-ngapain.Gak pernah pegangan tangan,apalagi pelukan,apalagi ciuman,liat dia aja gue ogah!" Ucapku menutup penjelasan yang panjang lebar.
"Santai-santai,hahaa." Fajar terlihat mengejek.
"Susah pacaran sama lo ya." Fajar berkata sedikit bernada serius.
"Emang." Sahutku bodo amat.
"Gak berani jalan sama pacar,gak mau pegangan tangan,gak mau dipeluk,apalagi dicium,hahaha lucu banget lo sumpah." Nadanya kembali mengejek.
"Yakin mau deketin gue?" Ucapku tiba-tiba.
"Yang deketin lo siapa?ih GR amat lo." Fajar kali ini benar-benar mengejek.Salahku juga terlalu baper,huft.
"Yaa,kali aja kan." Aku menunduk malu.
"Yakinlah Ta,Why not?." Ucap Fajar tiba-tiba dengan senyuman langkanya.
Dan dia berhasil membuat jantungku berdebar kencang.
Terlalu banyak ngepost buat hari ini ya?wkwk maafkan mumpung ada inspirasi :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Belum Menyerah
Teen Fictionsepuluh tahun berlalu.Semuanya terasa sangat berbeda.Kalung itu kini berada di leher wanita itu.Dia menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun.Anak perempuan yang sangat cantik.Dan suaminya sedang memperhatikan mereka dari lantai atas kamarnya.K...