Fajar Milikku

92 6 0
                                    

Fajar berdiri di balkon rumah sakit.Dirinya masih tak percaya setelah melihat keadaan Tata.

"Tata kanker darah." Suara David membuyarkan lamunan Fajar.

"Dia sengaja ngerahasiain dari lo.Dia gak mau lo sedih ataupun balik ke dia gara-gara rasa kasihan." David berdiri disamping Fajar dengan menatap lekat Fajar,lelaki yang sangat Tata cintai.

"Gue banyak dosa sama dia." Fajar menunduk,matanya berkaca-kaca.

"...Gue cuma bisa ngasi masalah aja ke dia.Gue gak pernah buat dia seneng.Gue bener-bener jahat sama dia." Fajar menangis.Tak sanggup ia berkata-kata lagi.

"Kalau lo sejahat itu,dia gak mungkin sampai secinta ini sama lo." David menepuk pundak Fajar yang merasa sangat kecewa dengan dirinya.

"...Jar,asal lo tau.Gue juga sayang sama Tata." Seketika,Fajar menatap David tajam.Menyadari hal itu,Davis melanjutkan kata-katanya.

"...Tapi lo tenang aja.Gue gak pernah bisa masuk ke hatinya Tata.Karena cuma ada lo disana.Dia nungguin lo buat buka hatinya lagi.Karena cuma lo yang bawa kuncinya." David tersenyum ramah kepada Fajar.Ia sangat ingin melihat Tata bahagia meskipun tidak dengannya.

"...Lo jangan sampai nyesel kayak gue.Kalau lo sayang sama orang,sebisa mungkin lo harus jagain dia.Dulu,gue punya adik,gue sayang banget sama dia.Tapi,suatu hari gue bosen,gue marah,gue kesel sama dia karena dia bawel banget.Gue biari  dia sendiri.Tapi sayang,dia malah bertemu maut dan ninggalin gue selamanya." David mulai berkaca-kaca namun ditahannya agar tak mengeluarkan air mata.

"Lo.." Fajar yang menangis mulai menatap David iba.

"Begitu pula Lo sama Tata.Jaga dia.Karena kalau dia pergi,lo bakalan nyesel seumur hidup." David menepuk pundak Fajar dan berlalu darinya.Membiarkan Fajar mencerna kata-katanya barusan.

Fajar terdiam.Dirinya benar-benar merasa bodoh.Sangat bodoh.Harusnya ia tidak mengambil keputusan secepat itu.

Fajar kembali ke ruangan Tata dirawat.Ia melihat dari pintu kaca yang tertutup.Dengan gelisah,ia menunggu Tata di kursi duduk dan akhirnya tertidur dengan perasaan gundah.

"Nak,bangun nak." Suara Ayah Tata membuat Davis melonjak kaget.

"Eh Om,maaf-maaf." David salah tingkah dan mulai membenarkan posisinya.

"Tidak apa-apa." Ayah Tata duduk di sebelahnya.

"Dari kecil,Tata tidak pernah melawan.Dia anak yang penurut.Rajin dan penuh kejutan.Dia memilih seharian berada di kamar daripada bermain keluar dengan teman-temannya.Dia benar-benar gadis yang polos.Om melarang dia pacaran,karena ingin melihat dia fokus dengan apa yang dia impikan.Namun,Om baru sadar.Dia sudah remaja,sudah tumbuh dewasa.Memang beberapa kali dia dekat dengan lelaki,tapi tidak sampai seperti ini.Om tahu,waktu kamu nekat lari ke rumah dengan alasan mengembalikan buku Tata,itu bukan alasan yang logis.Dari sana Om yakin,kamu punya rasa sayang yang begitu besar untuk Tata.Tata jadi semangat ke sekolah,bahkan mampu meraih prestasi yang gemilang.Terimasih Fajar,kamu mampu memberikan warna baru di hidup Tata." Ayah Tata berkaca-kaca kemudian berlalu dari Fajar.

Fajar hanya bisa bersedih dan menyesali keputusannya.Banyak hal yang sudah ia kecewakan.

■■■

"Pagi Matahariku." Fajar menyapaku dengan hangat setelah aku terbangun dan merasa lebih kuat setelah kehadirannya.

"Pagi juga kacangku.." Aku tersenyum dan melambaikan tangan kepada Fajar.

"Jar.." Aku menatapnya lembut.

"Kenapa sayang?" Fajar balik menatapku lembut.

"Kita udah balikan ya?" Aku bertanya di sela-sela selang oksigen yang berekasi di hidungku.Membuatku sedikit terganggu.

"Iya sayang.Maafn Fajar ya.Sekarang Fajar ada disamping kamu.Selamanya." Oh Tuhan,aku harap ini bukan mimpi.Aku tak dalat berkata-kata lagi.Bahagia sekali rasanya.

"Makasih." Aku tersenyum kecil dan kemudian menyadari sesuatu hal.

"Jar,kamu gak malu punya pacar gundul kayak aku?" Saat itu juga Fajar menggenggam lembut tanganku.Sensasi nyaman yang tiada duanya.

"Gimanapun kamu,kamu tetap cantik buat aku.Sekarang fokus sembuh dulu ya sayang.Kalau udah sembuh,aku ajak kamu jalan-jalan ke pantai.Oke?" Fajar menatapku penuh rasa hangat.Aku meleleh dibuatnya.

"Iya.Aku usahain." Aku tersenyum dan merasakan aliran semangat mulai menjalar di setiap bagian tubuhku.Fajar memang ajaib.

Tuhan,terimakasih sudah mengembalikan Fajar bersamaku.Tolong,jangan cabut nyawaku dulu Tuhan.Aku ingin lebih lama merasakan ini,aku sangat rindu suasana ini.

01:15 , baper banget kebangun jam segin dan langsung dapet ide nulis.Segera menuju ending!! Jangan lupa tinggalkan vote ya💛

Matahari Belum MenyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang