Penyesalan

107 7 0
                                    

Siang hari disaat matahari lagi terik-teriknya,aku memutuskan untuk pergi ke kedai es krim sendirian.Mumpung uang jajan masih dan badan lagi sehat.

Aku memesan es krim stroberi yang menjadi favoritku.Kemudian memilih duduk di bangku paling pojok dekat jendela.Aku menyantap es krim dengan pandangan mataku terus menatap layar gadget.

"Hai,boleh gabung?" Tanya seseorang.

Seketika aku memalingkan tatapanku ke arah sosok itu.

David!!

Aku kaget namun mencoba bersikap biasa aja.

"Boleh." Aku tersenyum dan kembali menatap layar gadget.

"Liat apaan?" Tanya David memperhatikanku dengan seksama.

"Baca wattpad." Sahutku singkat.

"Ohh." Ujarnya.

Kemudian suasana hening sejenak.Aku tidak terlalu memperdulikannya karena sedang sibuk dengan handphoneku.

"Baru putus sama Fajar ya?" Tanyanya tiba-tiba.

"Ah?iya." Aku tetap jutek.

"Kenapa?bukannya kalian udah lama?" David seperti tidak kehabisan topik.

"Gatau.Tanya aja ke Fajarnya." Aku masih jutek.

"Yaah udah tamat." Gumamku sebal.

"Hahaha,lo lucu deh.Cerita udah tamat aja di sebelin kayak gitu." David tertawa.Oke,dia lumayan manis.

"Hehehe." Aku hanya menyengir sebentar dan melanjutkan melahap es krim ku yang mulai mencair.

"Tata,boleh minta id line?atau sosmed lainnya?" Tanya David mengeluarkan handphonenya.

"Buat apa?" Tanyaku sedikit curiga.

"Wess santai,jangan curiga gitu.Cuma mau nambah temen aja kok." David cekikikan menyadari ekspresi wajahku.

"Id line gue senjamatahari." Ucapku.

"Hah?itu nama lo?" David terlihat sangat heran.

"Why?" Aku balik bertanya.

"Tata nya dapet dimana?" Dia mungkin sedikit begok atau gak peka.

"Dari matahari,dipanggil Tata." Jelasku singkat.

"Gue duluan ya,mau tidur siang." Aku meraih tasku kemudian berlalu dari hadapan David.

Aku pulang melewati halte.Baru saja keluar berjalan sedikit,langit sudah mendung dan turun hujan.

"Perasaan tadi panas banget,kenapa tiba-tiba disini hujan?ah dunia."gumamku mengeluh dan memilih berteduh di halte.

Di halte aku melihat sepasang kekasih sedang bertengkar.

Cewek : kamu ngapain sih masih deket-deket sama cabe itu?!

Cowok : kamu cuma salah paham yang,aku gak ada deket sama dia.Dia lo cuma temen aku.

Cewek : alah omongan doang temen.Nyatanya sering bareng.

Cowok : dia kan partner aku,yakali aku jauh-jauh.Tapi serius aku cuma sayangnya sama kamu.Sayang,kalau kamu jagain aku dari hati,kamu gak bakal posesif gitu sama aku.Kamu bakalan ngertiin aku,ngebebasin aku sama dunia aku karena hidupku nggak cuma tentang kamu.Kalo kamu posesif kayak gini,aku gak yakin kamu pake hati sama aku.

Lalu,karena kecewanya si cowok memilih pergi.Si cewek mematung sejenak kemudian mengejar si cowok.Mereka berdebat lagi,namun si cowok memaafkan dan mereka berpelukan di bawah hujan.Indah..

"Fajar.." gumamku lirih.

Mataku berkaca-kaca,entahlah mendengar ucapan cowok tadi membuatku tiba-tiba menyesal.Apakah aku sejahat itu dengan Fajar?Apakah mungkin karena sikapku yang berlebihan membuat dia jadi beban?Aku emang gak pantas buat dia.

Hujan turun semakin lebat,selebat air mataku yang juga menetes jatuh.

Kenangan akan Fajar kembali melemahkanku.Mungkin di sekolah aku bertemu dengan teman-teman yang konyol dan dapat tertawa,namun itu gak lebih dari 7 jam.Disaat aku sendiri,hatiku masih meringis mengingat Fajar.Semua kenangan akan Fajar terlalu manis untuk aku lupakan bahkan untuk digantikan sekalipun.

Hidup sendiri mungkin aja bebas untukku.Gak ada yang marah-marah lagi ketika aku bandel,gak ada yang cemburuan lagi ketika aku deket-deket cowok lain,gak ada yang komen tentang apa yang aku pake dan apa yang aku lakukan,gak ada yang perlu aku jagain lagi.Tapi dibalik itu semua yang ada hanyalah sepi.Apalagi posisiku kini yang belum bisa move on dari Fajar,kebayang kan rasanya gimana secara tiba-tiba harus melewati semuanya sendiri?Aku gak ngerasa diriku paling menderita di dunia,aku sadar ini wajar bahkan masih tingkat low.Mungkin temen-temenku menganggapku lebay.Tapi mereka tidak pernah merasakan gimana rasanya secara tiba-tiba dan disaat masih sayang-sayangnya harus kehilangan orang yang kita cintai.Kehilangan semangat kita,alasan kita untuk rajin sekolah,alasan kita untuk rajin belajar,kehilangan orang yang selama ini jagain kita,perjuangin kita,ngorbanin segalanya buat kita,bahkan bisa dibilangan kehilangan pembantu kita,hehe.Tapi ini sudah menjadi keputusan Fajar dan bukankah aku sudah berjanji untuk menghormatinya?So,aku harus berdamai dengan keadaan.Semuanya akan menjadi bisa karena terbiasa bukan?

Matahari Belum MenyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang