Semakin hari aku dan Fajar semakin dekat.Banyak hal kami bicarakan di kelas,banyak waktu kami lewatin bareng.Pokoknya nempel.
Suatu hari ketika kami berdua berjalan ke kantin,Berry datang dari arah berlawanan.Dan dia mengedipkan matanya genit ke arahku,jijik.
"Ta." Ucap Fajar terdengar serius.
"Ya?" Jawabku memandangnya.
"Gue suka sama lo." Ucap Fajar dengan raut wajah yang sedikit cemas.
"Lo udah ngomong gitu 10 kali Jar." Sahutku tersenyum.
"Cuma ngingetin." Nadanya sedikit tidak enak.
*********************
Pertengahan September,di sekolah sedang ada acara kunjungan pelajar dari Australia.Otomatis proses belajar mengajar tidak efektif.Semua siswa berbondong-bondong menuju aula untuk melihat bule ganteng dan cantik.Yah,sekedar disenyumin aja udah berasa terbang.Aku dan teman-temanku tidak kebagian tempat di aula,terlalu rame dan sesak.Akhirnya kami memilih kembali ke kelas.
"Ta,anterin ke kantin." Ucap Intan menarik tanganku.
"Aduh mager." Aku enggan bangun dari tempat duduk ku.
"Bentar aja kok Ta,pliss." Intan mulai memohon dan memaksa.
"Okeoke,uhh." Aku sedikit mendengus kesal.
Aku mengikutinya berjalan menuju kantin dengan gontai.Dan menunggunya hingga selesai memuaskan perutnya.
Sesampainya di depan kelas,aku melihat Fajar berdiri di samping pintu.Setelah melihatku,ia langsung berbalik posisi menuju ke belakangku dan menutup kedua mataku dengan tangannya.
Aku kaget,sangat kaget.
Kemudian,sepertinya dia mengajakku ke dalam kelas karena aku dengar cekikikan teman-teman yang lain,cekikikan yang ditahan.
Aku bingung,ada apa ini?
Fajar melepas tangannya dan berbalik posisi menjadi di depanku.
Dia memegang kedua tanganku.
Tersenyum.
Dan...
"Aku sayang sama kamu,dan kamu tau itu."
Dia berkata penuh keyakinan.
"...Kamu mau gak jadi pacar aku?" Aku bisa merasakan tangannya yang hangat dan mulai mengeratkan genggamannya.
Kemudian dia membalikkan tubuhku menghadap ke papan tulis.Disana tertulis
WILL YOU BE MINE?
Aku bingung,suasana kelas tiba-tiba menjadi rame.Banyak anak-anak kelas lain yang datang ke kelasku.
"Terima!!Terima!!Terima!!"
Ucap mereka diselingi tepuk tangan.
"Aku..hm." Ucapku kemudian.
"Aku mau Fajar." Akhirnya hatiku menerimanya.
Sukses,23 September kami jadian.
*********************
Hari-hari berjalan cepat.Banyak hal yang sudah aku lalui bersama Fajar.Terkadang kami berantem,cemburuan,dan yah selayaknya remaja yang baru mengenal cinta.Manis bukan?
Fajar.Orang yang awalnya dingin,tapi semakin aku mengenalnya dia sangat hangat.Aku harap dia akan terus seperti ini.Semoga.
Dia juga nekat,sangat nekat.
Saat usia pacaran kami menginjak 2 bulan.Siang itu,tiba-tiba Fajar hilang tanpa kabar.Aku sudah mencoba spamchat,tapi tidak dibalas.
Tata: Fajar kamu dimana?
Tata: Fajar kok ngilang si?
Tata: Jingga?
Tata: Sayang?
Tata: Aku ngambekBeberapa jam kemudian,Fajar membalasnya.
Fajar : Aku di depan rumah
Tata : Depan rumah siapa?
Fajar : Kamulah bodo
Tata : Ngapain?Darimana tau rumahku?
Fajar : Cepet keluar
Tata : Ngapain?nanti ketahuan mama ku,bisa dimarah
Fajar : Makannya cepetan keluar
Tata : Ngapain?
Fajar : Bawel banget,cepetan keluar,atau aku teriak nih?
Aku pun langsung keluar rumah diam-diam dengan perasaan kesal.
"Ngapain kamu kesini?" Tanyaku cemberut.
Di depan rumah aku melihat Fajar bersama 2 curutnya.Andi dan Riko.
"Mau ngasih ini." Fajar memberiku bunga,bunga matahari.
Speechless.
"Yaampun Fajar.Ngapain ngasih bunga segala?" Aku masih terlihat merah.
"Apapun,demi kamu." Ucapnya dengan senyuman langkanya.
"Makasihhh Fajar." Aku menatapnya masih dengan wajah memerah.
"Ekhem,kita lho yang nganterin." Ucap Andi dan Riko yang sempat terabaikan.
"Iyaiya,makasih Andi,Riko." Sahutku.
"Yaudah kamu masuk gih,ntar dimarah ketahuan ketemu pacar.Aku mau pulang dulu ya.Sayang kamu Tata." Ucap Fajar sembari mengacak-acak rambutku.
"Ih dasar! Sayang Fjajar juga. Hati-hati ya kalian." Ucapku melepas kepergian 3 makhluk itu.
Aku pun cepat-cepat masuk ke dalam rumah dan masih speechless.
Yaampun Fajar,aku masih tidak menyangka.
********************
Keesokan hari di sekolah.
"We Tata,lo tau gak?" Ucap Riko di pagi yang masih sangat sepi itu.
"Apaan?" Sahutku yang sedang duduk di bangku.
"Fajar seminggu gak jajan demi ngasih lo bunga matahari kemarin itu." Ucap Riko diikuti jarinya yang mengacungkan jempol.
"Ah?" Aku terperangah.
Fajar,kenapa dia serela itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Belum Menyerah
Dla nastolatkówsepuluh tahun berlalu.Semuanya terasa sangat berbeda.Kalung itu kini berada di leher wanita itu.Dia menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun.Anak perempuan yang sangat cantik.Dan suaminya sedang memperhatikan mereka dari lantai atas kamarnya.K...