"Nanti Ayah jemput,kamu jangan kemana-mana.Baik-baik di sekolah ya sayang." Ucap Ayah ketika sampai di depan sekolahku.
"Iya Ayah." Aku mencium tangan Ayah kemudian berjalan menuju halaman sekolah.
Butuh waktu yang cukup panjang untuk menyakinkan diriku ke sekolah lagi.Psikis ku yang belum kuat membuat aku takut dan merasa tidak nyaman.Tapi,gimanapun aku harus sekolah,gak boleh males karena beberapa hari lagi udah rapotan.Dan hitung-hitung hari terakhirku di sekolah sebelum liburan panjang dan kemoterapi.
"Tata,tunggu." Ucap suara yang baru-baru ini akrab denganku.David.
"Iya,kenapa?" Aku memandangnya yang terengah-engah berlari ke arahku.
"Mau aku anterin ke kelas gak?" Dia tersenyum dan terdengar sangat ramah.
"Gausah,bisa sendiri." Aku tersenyum kecil kemudian meninggalkannya berlalu menuju kelasku.
"Ihhhhhh Fajar nakalllllll." Dari lantai atas,aku mendengar suara perempuan.
Aku menengok sebentar dan memang benar dugaanku.Itu Fajar dan Angela.Mereka terlihat bercanda berdua.
"Ampun Ngel ampun,hahahaha." Fajar tertawa,sayangnya bukan denganku.
Fajar.Andai kamu tahu gimana sakitnya aku lihat kamu sama cewek lain.Ingin cemburu tapi apa hak ku?Sakit banget tahu Jar.Selama hampir 2 tahun ini kita bareng,semua kayak gak ada artinya.
"Woi,liatin apa?" David lagi David lagi.Ini cowok lama-lama kayak setan muncul tiba-tiba terus deh!
"Bukan apa-apa." Aku mendengus kesal dan melanjutkan jalanku.
"Oh cemburu ya lihat mantan sama cewek lain?" David bener-bener to the point.
"Mungkin." Aku masih belum bisa mengontrol emosi setelah apa yang aku lihat.
"Kamu pucet banget deh.Udahlah itu gak usah dimasukin hati.Patah hati wajar tapi jangan sampai patah semangat." David,entah dia memang motivator atau pinter ngomong doang,huh.
"Gimanain lagi sakit mau mati." Aku mendengus kesal dengan lemah.
"Eh gaboleh ngomong gitu cantik." David terus mengikutiku bahkan sampai di depan kelasku.
"Mending lo ke kelas deh,pusing gue denger lo ngomong." Aku langsung melengos memasuki ruangan kelas dengan langkah yang lemas tanpa menghiraukan David.
"Tata!!!!!" Teman-temanku langsung heboh ketika melihatku.
"Yaampun sakit apaan lo 2 hari gak sekolah?" Suara cempreng Marsha menyambutku.
"Kan sakit." Aku pura-pura tersenyum kuat.
"Sumpah,lo pucet banget." Sambung Marsha.
"Kan baru sembuh." Aku benar-benar berbohong kepada mereka.
Setelah itu keadaan kelas kembali seperti biasanya.Malina-Malini dan Bella yang sibuk nge stalk cogan,Wahyu dkk yang sibuk ngurus game,Melzy dan Marsha yang sibuk sama gebetannya,Endah yang sibuk nyanyi dangdut gak jelas yang dijamin buat telinga tuli,Resha dan Titan yang sibuk sama drakor,dan si puitis Yeni yang sibuk merangkai kata-kata indah.Benar-benar aku rindukan banget.Aku cuma berharap hari ini penyakitku gak kambuh sehingga gak merusak suasana yang normal ini,bantu aku Tuhan.
"Kalau lo masih sakit mending pulang aja deh Ta,sumpah lo pucet banget." Ucap Titan yang kini menghampiriku.
"Nggak kenapa kok Tan,hm bisa anterin ke UKS aja gak?" Tanyaku yang mulai pusing.
"Yaudah ayok." Titan terlihat agak panik namun tetap bersikap sewajarnya agar aku merasa nyaman.
"Tan.." Ucapku lirih sembari memegang kepalaku yang pusing.
"Kenapa Ta?Lo kuat gak jalan?kalau gak biar gue panggilin anak-anak PMR." Titan mulai panik.
"Nggak Tan,gausah." Aku memperkuat langkahku agar cepat sampai di UKS.
"Lo tiduran dulu aja ya,gue temenin." Titan membantuku berbaring dan membiarkanku istirahat.
"Makasih ya Tan." Aku tersenyum pucat.
"Udah lo tidur aja biar cepet baikan." Titan menyarankan dan langsung menuju tempat duduk dipojok ruangan.
Tak butuh berapa lama,aku pun tertidur.Pusingku membuat hari-hariku menjadi kacau.
20 menit menemani Tata di UKS,tiba-tiba Titan sakit perut.
"Aduh gue harus gimana nih?masak gue tinggalin Tata sih?Kalau gak ditinggalin,masak disini gue boker nya?Aduhh." Titan mulai bercucuran keringat.
"Mana gue gak bawa hp.Begok bener!" Titan mengutuk dirinya sendiri.
Lama ia celingak-celinguk di pintu UKS,berharap agar ada bantuan datang untuk dirinya yang sudah tidak tahan,perutnya semakin mengadakan perlawanan dengan gorengan extra cabe yang dimakannya tadi pagi.
"Hei,lo temennya Tata kan?" Ucap David yang melewati UKS.
"Nah,lo pasti kenal sama Tata kan?Sip bantuin gue,gue ada panggilan alam,lo disini dulu ya,gak nyampe 10 menit gue balik." Titan memaksa cowok itu.
"Eh tapi gue sib..." Kata-katanya terhenti setelah melihat siapa yang berbaring lemah di tempat tidur pasien itu.
"Tata.." Suaranya mengecil.
David mendekat dan kini berada disebelah Tata.Dia memandang gadis yang kini sangat lemah tengah berjuang untuk hidupnya sendiri.Bebannya terlalu banyak untuk seorang gadis SMA yang tidak tahu apa-apa.
"Kasian kamu Ta." David ingin mengusap pipi Tata namun diurungkannya.
"Aku bakalan bantu kamu buat perjuangin apa yang berhak kamu perjuangin.Aku janji Ta." Entah kenapa,air mata David menetes.
"David!!!!" Tata yang tiba-tiba terbangun sangat kaget.
"Kok bisa lo yang disini?!Titan mana?!" Tata mulai panik,dia takut jika cowok yang baru dikenalnya ini berbuat macam-macam kepadanya.
"Santai Ta,aku gak ada nyentuh kamu kok.Temen kamu lagi ke toilet." Seakan mengerti rasa panik yang dirasakan Tata,David menenangkannya.
"Maaf,maaf gue kaget." Tata mengusap wajahnya yang pucat.
"Kamu kalau sakit,istirahat aja dulu di rumah jangan maksa sekolah." David bersuars lirih.
"Mati bosen gue di rumah." Tata menunduk sedih.
"Anterin gue ke kelas,bosen disini." Tata turun dari tempat tidur pasien dan langsung keluar dari UKS dengan David yang mengekorinya di belakang.
Baru saja dia melangkah melewati kantin,sudah di dapatinya pemandangan menyakitkan.Fajar dengan teman-teman ceweknya.Gak ada yang salah memang,tapi bagi seseorang yang gampang cemburu sepertiku jelas itu hal yang buruk.
Aku berlari,sekencang mungkin menghindari pandanganku dari Fajar meski tubuhku lemas.
David memanggil namaku dari belakang tapi aku tak peduli.Kenyataan pahit lagi,aku masih cemburu dengan mantan pacarku.
Aku berlari,berlari sampai tak melihat terang dan tiba-tiba pandanganku gelap,aku pingsan.Yang masih terngiang hanya suara Fajar dengan wanita lain yang perlahan mulai memudar dan telingaku tak mendengar apapun lagi.
Maaf ya kalau ceritanya gaje:"
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Belum Menyerah
Teen Fictionsepuluh tahun berlalu.Semuanya terasa sangat berbeda.Kalung itu kini berada di leher wanita itu.Dia menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun.Anak perempuan yang sangat cantik.Dan suaminya sedang memperhatikan mereka dari lantai atas kamarnya.K...