Jam masih menunjukkan pukul setengah 5 pagi,namun aku merasakan mual yang amat sangat.Aku segera berlari ke kamar mandi dan muntah-muntah.Badanku demam,aku menggigil.Aku memutuskan untuk kembali tidur sebentar.Dan terbangun jam 6 pagi karena harus bersiap-siap pergi ke sekolah.
"Ta,sarapan dulu." Ucap mama dari dapur.
"Nggak,Tata nggak laper." Aku menolaknya dengan halus dan hanya meminum air putih saja.
"Yasudah,ini bekal dibawa ke sekolah." Ucap mama memberiku kotak bekal.
"Tata,kamu kenapa nak?kenapa tubuh kamu banyak memar?" Tanya mama heran.
"Mungkin salah tidur ma,Tata berangkat." Aku berpamitan dengan mama dan langsung berangkat ke sekolah.
Tubuhku lemas.Aku tidak bisa konsentrasi.Mungkin aku hanya tidak selera makan belakangan ini,pikirku.
Sesampainya di sekolah,wajahku masih pucat dan mengundang tanya teman-temanku.
"Ta,lo sakit?" Tanya Bella.
"Nggak,nggak apa-apa." Aku menenggelamkan kepalaku di atas bangku.
Sesuatu keluar dari hidungku.Darah lagi.
Aku cepat-cepat menuju toilet sekolah.Segers membersihkan darah itu dan berpikir keras.Kenapa hidungku belakangan ini selalu keluar darah?Apakah aku selelah itu?Atau aku kekurangan suatu vitamin?
"Aku cuma kelelahan dan banyak pikiran.Jangan negatif thinking dulu Ta." Yakinku pada diri sendiri.
Setelah kurasa darahnya berhenti mengalir,aku pun kembali ke kelas.
"Ngapain sih lama banget di toilet?" Tanya Bella lagi.
"Gak ngapa-ngapain." Aku mencoba tersenyum,pahit.
"Lo kenapa belakangan ini Ta?gak kayak dulu.Semenjak lo putus sama Fajar,lo bener-bener berubah." Bella kini duduk di sampingku.
"Itu wajar kan Bel?" Aku balik bertanya.
"Kalau lo ada masalah,lo bisa cerita ke kita-kita." Kini bangkuku dikelilingi hampir satu kelas.
Aku mengangkat wajahku.Mereka sangat peduli.Bagaimana mungkin aku tidak bersyukur memiliki mereka semua?Mereka benar-benar membuktikan,sahabat tidak dihitung dari jumlah,itu bukan letak sebuah kepedulian.
Aku terharu.Tanpa sadar aku mulai menangis.
"Tata cuma gak kuat.Tata banyak pikiran.Tata takut kehilangan semua yang Tata perjuangin dan Tata pertahanin.Fajar,mimpi-mimpi Tata,bahkan diri Tata sendiri.Tata takut." Aku menangis.
Mereka semua memelukku.Sangat hangat.
"Kamu gak sendirian sayang.Masih ada kita.Kita tahu kamu masih sayang banget sama Fajar,kamu punya banyak mimpi-mimpi yang luar biasa.Tapi kamu harus yakin,jika sesuatu pergi dari kamu,itu bukan yang terbaik buat kamu." Ucap Melzy.
Aku hanya bisa terharu.Mendengar semua semangat yang mereka lontarkan.Berada di dekapan pelukan mereka yang hangat.Aku benar-benar harus kuat.Masih banyak orang yang menginginkanku.
Namun,air mataku kini bercampur dengan darah yang kembali mengalir dari hidungku.
"Tata!!" Mereka semua sontak kaget.
"Tata gapapa,udah biasa,tenang aja." Aku kembali menuju toilet.Diikuti mereka dari belakang yang sangat aku tahu,sedang mengkhawatirkanku.
Akhir-akhir ini,Aku dan darah sangat sering bertemu.Sangat sering saling menjatuhkan.Anggaplah ini luka dari hatiku.Ah,Tata kamu sangat lemah.
Tidak,tidak,tidak.Mungkin saja ini hasil dari patah hati kan?Percayalah,Tata akan baik-baik aja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Belum Menyerah
Fiksi Remajasepuluh tahun berlalu.Semuanya terasa sangat berbeda.Kalung itu kini berada di leher wanita itu.Dia menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun.Anak perempuan yang sangat cantik.Dan suaminya sedang memperhatikan mereka dari lantai atas kamarnya.K...