Sebuah Kehilangan

92 7 0
                                    

Masa-masa SMA bukan soal indahnya pacaran aja.Ada keindahan yang lebih dalam,sebuah persahabatan.

Kelasku,kelas paling "langka" dan hanya terdiri dari 15 orang aja.Dan didominasi wanita.Berasa di tempat les kan?

Tapi,duka datang di penghujung tahun 2016 ini.Nia,salah satu teman kami telah dipanggil kehadapan Tuhan.

Dia sakit.Aku sebagai sekretaris yang bertugas mengabsen setiap hari merasa sangat miris melihat kehadiran Nia yang kosong sebulan terakhir ini.Dan aku sama sekali tidak menyangka kalau aku tidak akan pernah lagi menulis namanya di daftar absen.Dia pergi,untuk selamanya.

Lupus.Ya,dia sakit lupus.Penyakit yang punya 1000 wajah dan dominan menyerang wanita.Kami sekelas sangat terpukul kehilangan dia.Dia adalah gadis yang ceria,dia kuat seorang atlet,dia cantik dan manis,dia  cempreng banget di kelas,kami semua kangen.

Kelas jadi penuh dengan air mata.Kami gak bisa secepat itu relain dia.Melihat bangku nya yang kini kosong,membuat kami merasa semakin kangen sama dia.

Tapi,Tuhan lebih menyayanginya bukan?dia telah bahagia di alam sana.Tugas kami hanyalah mendoakan yang terbaik untuknya.Apapun itu,kami akan selalu mengingat Nia.Sahabat yang tak sempat lama bersama kami.

Karena hal ini,aku jadi lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan.Kami sekelas juga semakin saking menjaga satu sama lain.Kami gak mau lagi kehilangan.

Aku benar-benar merasa seperti mempunyai keluarga di kelas ini.Mungkin jumlah kami sedikit.Mungkin kami di cap culun.Mungkin kami dianggap kelas "buangan".Ya,kini kami hanya tinggak 14 orang.Tapi semangat anak-anak Bahasa untuk maju tidak kalah dengan semangat anak-anak IPA dan IPS.Kami juga punya potensi.Cita cita kami gak ada di dalam negeri.Kami ingin menguasai dunia,dunia,sekali lagi dunia.

Terkadang,kehilanganlah yang membuat kita semakin kuat dan saling menguatkan.

Matahari Belum MenyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang