Part-44

5.1K 226 2
                                    

Weekend.

Namun karamel masih setia dengan bantal guling dan selimutnya, mengabaikan teriakan teriakan david yang berusaha membangunkannya, dan juga jam weker yang sedari tadi berbunyi.

Ceklek.

Orang yang membuka pintu tadi berjalan menuju pinggir kasur dan duduk.

"Dibukanya selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Wakeup sayang"

"Ah, abang ganggu aja orang adeknya lagi asik asik tidur disuruh bangun segala. Masih jam 6 juga",ujarnya masih terus menutup mata tanpa melihat siapa yang berbicara kepadanya.

Rehan terkekeh.
"Ayo bangun, mau ikut nggak"

Karamel langsung membuka matanya lebar lebar.

"Astagfirullah... Kok kamu sih",tanya karamel seperti orang linglung.

"Kenapa? Nggak suka yah, yaudah aku pulang";

"Eh eh eh, jangan dong. Mau ngjak kemana emang?"

"Mandi dulu, baru turun ke bawah sarapan"

Karamel mencebikkan bibirnya.
"Iya rehan.. Tapi mau kemana dulu, biar aku dandan nya nggak salah kostum"

"Mau ke suatu tempat, kayak alam terbuka gitu, jadi nggak usah ribet ribet pakaiannya"

"Oke captain"

"Yaudah aku tunggu dibawah yah"

Karamel membersihkan badannya dan memakai jeans levis pendek diatas lutut dengan kaos berwarna putih dan sepatu berwarna senada dengan bajunya.

Dirasa sudah perfact dengan polesan make up yang sangat natural karamel menuju kebawah.

"Pagi mom, dad , han"

"Sarapan dulu gih, baru boleh pergi"

"Oke oke mom"

Hening, tidak ada yang membuka suara, hanya suasa dentingan sendok dan piring yang saling beradu.

"Om dengar rendy akan menyekolahkan kamu di luar negri",ucap sean, rendy atmaja aditama ayah dari rehan, pebisnis seperti sean.

"Iya, om"

"Berarti kamu bakal ninggalin anak saya"

Rehan diam, merasa bersalah.

Sean tertawa.
"Tidak apa apa han, usul rendy itu bagus. Toh kamu juga kan penerus perusahaan rendy, jadi harus mateng persiapannya, om dukung kamu semoga berhasil yah"

Rehan tersenyum kecut.
"Iya om, makasih"

Setelah selesai makan, rehan dan karamel langsung saja melesat menjauh dari rumah karamel.

"Kemana sih han, jangan bikin aku penasaran deh"

Rehan tersenyum.
"Nanti juga sampe"

Karamel memutar bola matanya malas.

30 menit berlalu.

Akhirnya sampai juga pada tempat tujuan.

"Yuk turun"

Mereka turun dan menaiki tangga yang terbuat dari tanah,atau undagan tanah.

Berpuluh puluh anak tangga, tetapi belum sampai juga.

"Kapan nyampenya han, aku capekk"

"Bentar lagi nyampe kok"

"Dari tadi ngomongnya bentar lagi bentar lagi, eh nggak nyampe nyampe",dumel karamel.

KARAMEL[Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang