Part-45

6K 215 3
                                    

Karamel memasuki kelasnya yang masih sepi, dilihatnya bangku sampingnya yang kosong.

Kemudian satu persatu siswa siswi berangkat memenuhi kelas karamel.

Para sahabat karamel menghampiri karamel yang sedang menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya.

"Mel"

Karamel mendongak, melihat para sahabatnya yang sudah mengelilingi dirinya.

"Lo semalem nangis yah, tuh mata sembab gitu"

Karamel menggeleng lemah.

Bel masuk berbunyi, namun guru guru sedang mengadakan rapat sehingga ditiadakan pembelajaran sampai jam pulang.

Tiba tiba hp karamel berbunyi yang menandakan adanya pesan masuk.

Tante Mertua
"Mel, kamu nggak nganterin rehan sampe bandara? Jam 10 rehan udah terbang ke london"

Karamel membulatkan matanya, dilihatnya jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 09.30.

Karamel berlari kencang meninggalkan kelas dan diikuti para sahabatnya dan sahabat rehan yang terus meneriaki namanya.

Karamel mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata dan di belakanganya para sahabatnya ikut mengejarnya.

Menerobos lampu merah, dan akhirnya sampai juga di bandara.

Karamel berlari sambil mencari cari rehan, dan akhirnya karamel menemukan juga.

Hingga jarak yant sudah dekat, karamel memelankan langkahnya.

"Karamel",ujar rehan kaget.

Rehan sengaja tidak mengabari karamel karena takut jika nanti karamel menangis ketika melihat dirinya meninggalkannya.

Karamel langsung memeluk rehan.
"K.. Kamu jahat,.. Kenapa nggak bilang ...  Kalo mau berangkat",ucapnya sesenggukan sambil memukul mukul dada rehan.

Rehan menitikkan air matanya, tak sanggup melihat karamel kacau seperti ini, walaupun rehan lebih kacau bila dibandingkan dengan karamel.

"Aku nggak mau kamu sedih"

"Dengan kamu gini malah buat aku lebih sedih han",bantah karamel.

"Maafin aku"

Karamel mencoba tersenyum, dan melihat sekeliling yang ternyata ada mommy, dady dan bang david, yang setau karamel dadynya itu teman bisnis papa rehan. Kemudian para sahabatnya yang entah sejak kapan sudah sampai di belakangnya, dan tak lupa ada kedua orang tua rehan.

"Mom, dad dan juga abang kenapa nggak bilang karamel"

Mereka hanya diam membisu.
Karamel menghela nafas sesaknya disertai dengan isakkannya.

"Hati hati selamat sampai tujuan han, semoga sukses",ujar karamel sambil dibanjiri air matanya.

Rehan tersenyum dan menghapus air mata karamel dengan ibu jarinya.

Kemudian disusul para sahabat rehan berpelukan ala ala laki laki sebagai ucapan selamat tinggal.

Setelahnya pra sahabat karamel.

"Rehan berangkat dulu..",ujarnya dan berbabalik meninggalkan mereka semua.

Namun karamel mengejarnya dan memeluknya dari belakang.

"Aku.. Aku nggak bisa han",isakannya semakin terdengar keras.

Rehan membalikkan badannya dan memeluk karamel erat.

"Aku nggak mau kamu ninggalin aku han, aku nggak sanggup. Kalo kamu pergi aku jug..."

Ucapannya terpotongan dengan rehan mencium bibir karamel, melumatnya, merasakan manisnya bibir karamel.

Hingga beberapa menit baru diaudahi oleh rehan.

"Kamu pasti bisa kok, inget aku selalu di hati kamu mel, jangan merasa aku pergi jauh tetapi ingat hati kita selalu merasa dekat"

"Maafin aku"

"Nggak papa, aku berangkat yah",ujarnya dan mengelus kepala karamel dengan sayang. Dan berlalu meninggalkan mereka semua.

Karamel terpaku di tempatnya, melihat langkah rehan yang semakin menjauh.

Karamel membalikkan badannya dan berjalan gontai, meninggalkan mereka semua yang masih berdiri disana.

Karamel mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata dan menuju ke taman yang biasa mereka kunjungi.

Membeli dua eskrim dengan rasa coklat dan vanilla, kedua tangannya memegangi eskrim tersebut dan duduk pada bangku yang biasa mereka duduki.

Diam tak berkutik, dengan pikiran melayang layang dimana mereka selalu bersama sama, tak perduli tangannya yang terkena lelehan eskrim itu. Pandangnnya kosong dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

Karamel beranjak dan membuang eskrim tersebut, mengemudikan mobilnya, menuju bukit dimana kemarin rehan mengajaknya.

Setelah sampai, karamel langsung mengenakan jaket milik rehan.
Menaiki anak tangga satu persatu hingga akhirnya sampai di atas bukit dan duduk pada bangku yang kemarin mereka singgahi.

Kejadian kemarin berputar kembali di depannya layaknya sebuah kaset  dengan bayangan bayangan transparan, dimana mereka saling kejar kejaran dan tertawa tawa bersama.

Mungkin orang akan mengatakan karamel gila melakukan hal seperti ini, namun biarlah apa kata orang, yang jelas orang tidak akan tau apa isi hati karamel.

Setelah dirasa cukup, karamel turun dan langsung menuju ke rumahnya.

Karamel langsung menuju ke dalam kamarnya tanpa menghiraukan ajakan momy nya untuk makan.

Karamel menuju ke baklon kamarnya, melihat kamar rehan yang gelap karena sudah tidak ada yang menempati lagi.

Karamel beranjak menuju ke kasurnya dan memeluk boneka doraemon pemberian rehan, dipeluknya boneka itu dan menangis sejadi jadinya.

Kisah kasinya dengan rehan merupakan kisah klasik menuju ke masa depan yang indah, karamel yakin itu.

Air matanya sekarang yang tumpah akan terbayar mahal dengan kepulangan rehan setelah menyelesaikan pendidikannya.

Dimana dimasa depan dia akan hidup bahagia bersama Rehan Putra Aditama.

Mulai dari sekarang karamel menutup hatinya untuk siapapun, hanya satu yang karamel tunggu.

Rehan Putra Aditama.

END

Akhirnya tamat juga cerita ini😭😭
Author sedih jadinya, tapi tenang ada ekstra partnya kok😊😊

KARAMEL[Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang