Gracia menatap bingung pada dua senior nya, tidak mengerti dengan apa yang di perdebatkan oleh keduanya, yaitu Shania kakak nya dan satu teman nya yang pagi tadi di lihat nya tanpa bisa berkedip.
"Loe bakal nyesel kalau masih kekeh sama korban loe kali ini Shan !" Shania mulai terlihat geram sendiri memperingati sahabat nya yang keras kepala itu.
Kemudian ia menoleh pada Gracia yang kini di balas dengan kernyitan di dahi nya ketika melihat tatapan sang kakak yang menunjukkan kalau dia larang membuat ulah.
"Apa?" Tanya Gracia dengan wajah polos saat Shania terus menatap lurus padanya. Tapi bukan nya menjawab, gadis cantik bertubuh tinggi itu malah melenggang tidak acuh.
Ia mendengus malas pada adik super mengesalkan nya itu."Oke, mulai sekarang loe di bawah pengawasan gue?" Ujar Shani menoleh padanya. Gre menatap heran pada Shani, tapi sedetik kemudian kedua sudut bibir nya tertarik dengan begitu anggun dan manis dengan gigi gingsul warisan sang Papa.
Dan lihat apa yang terjadi pada sang kakak Senior di depannya. Ia menatap Gre dengan tatapan lurus dan tampak sedikit syok, ia bahkan tidak sanggup untuk berpaling dari Gracia.
"Oke, baiklah. Aku juga sudah bosen melihat dua senior belagu ini " jawab Gre dengan wajah malas nya sambil melirik jenuh pada dua senior yang tadi menegur nya.
"Heh! Bocah kecil loe..."
"Eits.. don't call me, bocah kecil. Gak liat apa gue udah segede gini." Sela Gre dengan muka cemberut dan terlihat menggemaskan. Membuat Shani tiba - tiba saja menggertakkan gigi geraham nya dan juga mengencangkan rahang menahan diri agar tidak menerjang junior nya yang terlihat begitu menggemaskan saat ia cemberut.
"Oke, kakak senior. Kita harus ngapain sekarang? Aku gak mau ya kalau di perintah - perintah. Soalnya aku gak biasa di perintah, biasanya merintah!" Ujar Gre lagi dengan angkuh pada Shani yang masih menahan diri kini membuang pandangan nya ke arah lain.
"Ehem " ia berdehem untuk menetralkan diri juga mengembalikan harga diri yang tanpa mereka semua tau kalau Seorang Shani baru saja berniat dan sangat ingin mencubit dua pipi Gracia. "Ikut gue" ucap nya kembali seperti biasa. Seorang Shani yang cuek,cool, angkuh dan juga tanpa ekspresi. Ia berbalik badan dan kemudian melangkah meninggalkan kerumunan.
Sedangkan Gracie hanya memeletkam lidah nya pada dua senior menyebalkan tadi. Lalu mengikuti langkah Shani yang menuju koridor kampus.
***
Shani dan Gre berjalan dalam keheningan menyusuri koridor kampus. Shani berjalan di depan dan Gracia mengikutinya dari belakang.
Ia hanya menatap kagum pada cara jalan Shani yang terlihat begitu berwibawa walau lebih terlihat angkuh.Sedangkan Shani yang sadar kalau junior di belakangnya tengah menelanjangi nya abis - abisan di belakang nya mulai merasakan aneh. Ia terlihat gelisah dan juga fikiran nya menjadi kacau.
Niat awal ia ingin mengajak Gracia untuk ke lantai 4 di mana di kenal sebagai lantai paling horor karena hanya lantai itu yang di kosongkan. Bahkan tidak di gunakan sama sekali. Padahal lantai 5 dan 6 di gunakan.
Banyak isu yang beredar kalau lantai itlu telah di kutuk.Kini Shani menghentikan langkah nya tepat di bawah anak tangga yang akan menuju lantai 4. Membuat Gracia yang mengikutinya dari belakang ikut berhenti.
Glek
Gracia menelan ludah nya dengan susah payah ketika Shani tiba - tiba berbalik menghadap nya.
Shani menatap nya lekat - lekat membuat Gracia mengernyit heran dan juga bingung."Siapa nama loe ?" Tanya Shani dengan nada datar.
"Gracia " jawab Gre dengan santai. Shani mengangguk, kemudian kembali berbalik dan melangkah menaikkan tangga satu persatu. "Seharusnya loe gak nyari masalah di hari pertama loe di sini " ujar Shani melirik Gracia di balik bahu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior (GreShan) End
FanfictionDi tengah sepi nya dunia ku, aku menemukan setitik keramaian saat aku bertemu dengan mu. Di tengah gelapnya hidup ku, aku menemukan setitik cahaya dari mu. _ Shani Indira Kamu tidak sendiri. Aku tidak akan membiarkan mu sendiri lagi. Aku akan selalu...