42. END ( AreShania )

13.7K 584 38
                                    

Di dalam kamar Ve tampak mondar mandir gelisah. Hati nya sungguh tidak tenang sekarang. Ada sesuatu yang mengganjal sejak ia tau kalau Ares bukan lah anak kandungnya.

Perasan takut.

Bagaimana jika Ares tau semuanya ?

Ve mengigiti bibirnya semakin gelisah. Menatap nanar pada lantai kamarnya. Ia sungguh tidak ingin lagi ke hilangan Ares.

Belum lagi dengan perasaan Shania pada Ares. Semua membuatnya bimbang dan di lema.

Ares dan Shania bisa saja bersatu. Mereka tidak memiliki ikatan darah. Dan tidak juga sepersusuan. Asi Ve bermasalah ketika Gre lahir. Makanya Gre juga tidak minum Asi dan ia bersyukur karena Gracia tidak pernah milih. Hingga sekarang.

Maka beda dengan Ares. Ve sampai harus frustasi sampai nangis karena tidak bisa memberi Ares asi. Bahkan sangat merasa bersalah dan juga terpukul ketika Ares bayi menangis di tengah malam karena lapar. Namun Ares bayi tidak mau susu formula.

Dan untung saat itu Bintang melahirkan Kyla dua minggu setelah ia melahirkan. Dan Bintang bersedia membagi Asinya pada Ares bayi. Hingga Ares beranjak satu tahun.
Karena setelah itu Ares mulai mau minum susu formula.

Dan sekarang ia bingung.

Jika ia tetap diam dan merahasiakan semuanya. Maka ia akan menyiksa Shania anaknya. Perasaan Shania sungguh besar pada Ares.

Namun jika ia jujur dan memberi tau semuanya pada Ares. Maka ia yakin akan melukai perasaan Ares.

Ia takut kalau Ares akan pergi. Maka mereka akan kehilangan Ares. Ia takut Ares tidak dapat menerima semuanya mengingat betapa tempramental nya Ares.

Ia merasa kalau Ares belum cukup dewasa untuk mengetahui semuanya.

"Ve " tegur Keynal yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dan melihat heran dengan istrinya yang duduk dengan gelisah di tepi tempat tidur. "Kamu kenapa ?" Lanjut Keynal padanya.

Ve menggeleng kan kepalanya. Ia menatap cemas pada Keynal. Mulutnya berkali - kali terbuka hendak mengatakan sesuatu. Namun tidak kunjung terucap.

"Kalau ada sesuatu yang mau kamu katakan, katakan lah " ujar Keynal mengambil laptopnya.

Ia sedikit lebih sibuk akhir - akhir ini. Maka ia sangat sering membawa pulang pekerjaan ke rumah.

"Tidak ada " putus Ve setelah menghembuskan napas pasrah. Keynal menatapnya sejenak untuk memastikan. Namun kemudian mengangguk dan pamit keluar untuk keruangan kerjanya.

***

Di lain tempat Ares berjalan memasuki sebuah toko perhiasan yang ada di dalam sebuah pusat perbelanjaan. Ia matanya dengan jeli mencari - cari yang menurutnya menarik.

"Ada yang bisa saya bantu mas ?" Sapa seorang pegawai toko wanita padanya. Ares mengangguk sambil tersenyum manis.

"Saya mau lihat yang ini " jawabnya menunjuk pada sebuah cincin polos tanpa mutiara atau pun berlian.

"Baik " jawab pegawai wanita itu. Ia sedikit menunduk untuk membuka kaca estalase yang menjadi penghalang anatara Ares dan pegawai itu.

Ares tersenyum sumringah ketika cincin itu sudah berada di depan nya. Ia menelitinya dengan baik.

Harganya lumayan, lumayan menguras tabungan Ares. Namun tidak masalah baginya.

Toh bisa nabung lagi, menurutnya.

Ia kembali tersenyum sendiri membayangkan cincin itu tersemat di jari manis kakaknya Shania.

Ia emang berniat memberi kejutan pada sang kakak.

My Senior (GreShan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang