19. Kehilangan Ares

9.1K 732 19
                                    

Shania mengaduk - ngaduk makanan nya dengan tidak bersemangat. Bahkan di meja makan terlihat sepi dan hening. Meski terisi setiap kursi di sana. Hanya kursi di samping Ve yang kosong.

Dentingan sendok beradu dengan piring yang terdengar. Bahkan semua yang di meja makan tidak ada yang berniat untuk membuka suara.
Semua nya menyadari kalau ada yang kurang.

Ini sudah seminggu berlalu, keluarga itu tanpa anak laki laki mereka lagi.
Semua jelas di rasa beda. Perubahan yang terjadi membuat rumah itu tampak sepi. Tidak ada lagi teriakan manja dan rengekan seorang remaja. Juga teriakan nyaring yang selalu mampu mengundang tawa.

Semuanya sunyi senyap. Bahkan seorang Gracia tidak lagi terlihat seceria dulu.

"Pi kita hubungi Oma atau..."

"Enggak perlu, dan jangan lagi membahas soal Ares atau apapun !" Ujar Keynal dengan tegas. Shania mengatup kembali mulut nya.

Ia melirik sang Mami yang beranjak dari kursi. Membuka kulkas mengambil nuttela rasa coklat. Diam -diam ia mengusap air matanya.

Gracia melirik pada Shania yang juga melihat apa yang di lakukan Veranda.
Keduanya sama - sama menunduk.

Ares bodoh..
Apa yang sudah kamu lakukan ?

Batin Shania dengan kesal sekaligus sedih. Ingin sekali ia meneriaki Ares saat ini.

"Mi, Pi, Shania udah selesai " ujar Shania pamit lebih dulu. Keynal menoleh dan mengangguk mengizinkan.

Lalu di susul Gracia yang juga pamit. Ve menghela napas berat nya. Lalu membereskan meja makan dalam diam.

"Kamu mau kopi?" Tanya Ve pada Keynal. Ia mengangguk. Lalu pamit membiarkan istri nya membereskan semuanya. Bi Ina datang membantu.

"Ibu gak papa ?" Tanya Bi Ina saat melihat Ve menangis. Ia menggeleng kan kepala nya.

"Sepi ya Bi gak ada Ares ?"tanya Ve merenung di depan wastafel bak pencuci piring.

"Ya Bu, biasa nya jam Segini den Ares sudah ngerecokin Bibi cuci piring " jawab Bi Ina membuat Ve tersenyum kecut.

Tidak ingin berlama di sana, ia memutuskan untuk lansung membuat kopi Keynal dan membawanya ke depan.

Tiba di depan ternyata sudah ada Mama mertuanya yang datang berkunjung bersama dengan Ayana juga Ferdi suami Ayana dan Alya anak mereka. Yang sudah ABG.

"Malam Ma " sapanya ia memeluk mama mertua nya dan menyalami nya. Hal yang sama juga di lakukan Ayana pada Veranda. "Mama sehat ?"

"Alhamdulillah, sehat. Kamu sehat ?" Ve mengangguk.

"Oma mau minum apa? Biar Gre buat kan " tawar Gracia. Omanya tersenyum hangat.

"Apa aja sayang " jawab Oma nya. Gracia mengangguk.

"Kak, Alya mau jus jeruk " ucap Alya mengundang senyum semuanya.

"Oke " jawab Gracia lalu berlalu ke dapur.

Kini ke cemasan dan kegelisahan menyelimuti Keynal dan Ve. Mereka tau kedatangan mamanya yang mendadak dan tiba - tiba untuk apa. Ares pasti sudah mengadu atau bercerita pada ibu nya itu.

"Kok sepi? Mana Ares ?" Semua mengerutkan dahi saat Mama nya bertanya begitu. Itu tandanya tebakkan mereka salah. Ares tidak ada bersama oma nya. "Key..."

"Tidak ada " jawab Keynal dengan cemas. Ia tau kalau mamanya pasti akan marah besar jika tau kalau ia telah mengusir anak nya itu. Cucu ke sayangan Mama nya. Walau ada Narendra yang juga cucu laki - laki tapi sejak Ares lahir. Mamanya itu sangat jatuh cinta pada Ares. Katanya Ares mengingatkan nya pada Almarhum suami nya.

My Senior (GreShan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang