17. Cobalah untuk sadar

9.3K 713 19
                                    

Cup

Bibir Gracia menempel di bibir Shani, menghentikan pertanyaan yang menggantung karena gerakan Gracia yang tiba - tiba.

Kelakuan nekat dan juga aksi berani dari Gracia membuat tubuh Shani membeku. Membuat laju otak nya mendadak mati. Jantungnya langsung berdetak tidak terkendali.
Kedua matanya mengerjab berkali - kali.

Hingga dengan perlahan Gracia kembali menarik diri. Ia menatap Shani dengan raut takut dan salah tingkah. Melihat Shani yang hanya dia sambil menatap nya dengan muka datar.

Gracia menggigit bibir bawah nya, perasaan nya merasa dirinya mulai bodoh saat ini.

"Maaf " ucap Gracia pelan. Ia kembali menarik diri lebih jauh memberi jarak dan duduk kembali tegap dengan rasa kecewa saat melihat reaksi Shani yang menurutnya biasa saja.
Merasa diri baru saja melakukan hal bodoh. "Ayo kita pulang " lanjut Gracia tanpa menoleh , tepat nya ia tidak lagi berani menatap Shani.

Ia memilih untuk kembali memasang sabuk pengaman nya. Tapi langsung di tahan oleh Shani. Membuat gerakkan tangan nya terhenti. Membuatnya dengan cemas menoleh pada gadis cantik yang mengenakan kaos putih di padu cardigan biru muda yang duduk di balik kemudi.

"Hanya itu ?" Tanya Shani menatap Gracia dengan senyum meremehkan.
Gracia mengerutkan kening nya. Tidak mengerti maksud Shani. "Begitu cara kamu berciuman ?"

Gracia menelan ludah nya dengan susah payah. Hawa dingin mulai ia rasakan entah karena hujan deras di luar atau AC mobil Shani. Entah lah ia sendiri juga tidak tau.

"Ma.. " kini ucapan Gracia yang menggantung karena Shani membungkam dengan bibir nya. Membuat Gracia kaget dan syok mendadak.
Jantung nya kembali berdebar cepat.

Berusaha mengendali kan perasaan yang membuncah. Dengan perlahan ia menutup mata nya, ketika Shani mulai melumat bibir nya. Mengulum nya dengan lembut dan penuh perkiraan.

Ciuman lembut, Shani menekan tengkuk leher Gracia untuk memperdalam lagi ciuman nya. Menghisap bibir atas dan bawah Gracia dengan bergantian. Lidah nya mencoba membuka mulut gadis nya itu.

Gracia yang mulai peka pun membuka mulut nya. Membiarkan lidah Shani masuk dan menjelajahi setiap rongga mulut. Menautkan lidah ke duanya. Bertular saliva.

Hingga dengan perlahan Gracia mencoba membalas ciuman Shani dengan se adanya. Membuat Shani mengulum senyum di sela ciuman nya.
Saat merasa Gracia kehabisan napas Shani melepaskan nya.

Hah hah hah hah hah

Hahhah hah hah

Napas keduanya saling memburu. Kening saling menyatu dalam pejaman mata kedua sama - sama sedang mengatur napas dan juga diri masing - masing.

"Aku sepertinya melupakan sesuatu " ujar Gracia di sela - sela ia mengatur napas. Shani tersenyum, dengan perlahan membuka matanya. Dan langsung bertemu dengan kedua mata Gracia yang masih terpejam.
Ia mengecup kening Gracia lalu ke dua matanya. Setelah di rasa cukup baru ia menarik diri nya untuk kembali ke tempatnya.

Gracia tersenyum lalu membuka kedua matanya. Muka nya langsung memerah seketika. Membuat Shani terkekeh gemas melihat Gracia yang tersipu malu.

"Apa yang kamu lupa kan ?" Tanya Shani kembali melajukan mobil nya membelah hujan deras dengan hati - hati dan kecepatan di bawah rata - rata.

"Entah lah, " jawab Gracia mengindikkan bahu nya. " tapi, aku yakin kalau aku melupakan sesuatu " lanjut nya mulai berfikir apa yang sudah ia lupakan.

Shani melirik pada Gracia, lalu menggeleng heran dengan tingkah sang kekasih yang sangat menggemas kan itu.

***

My Senior (GreShan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang