36. Fakta

7.1K 623 33
                                    

Waktu terus berjalan tanpa di rasa. Hari yang ingin mereka habis kan berdua telah benar - benar habis.
Shani mendesah berat ketika senja telah hilang.
Ia melirik pada Gracia yang masih duduk di samping nya. Dengan menatap lurus pada senja yang telah hilang.

Ia tau apa yang saat ini di rasakan oleh Gracia. Perasaan nya mengatakan kalau ini adalah penghujung dari mereka.

Perhatian Gre teralih ketika Shani menjatuhkan kepalanya di bahunya. Namun ia membiarkan nya.

Kini keduanya duduk di balkon kamar yang ada di villa milik Shani untuk mereka istirahat sejenak sebelum kembali ke jakarta.

Shani memandangi jemari tangan nya sendiri. Ia meraih tangan kiri Gre dan menautkan nya dengan jemari nya sendiri. Ia tersenyum kelu.

"Aku ingin terus menggenggam nya seperti ini " ucap Shani dengan suara yang sedikit parau.

Gre menoleh pada tangan mereka. Ia juga ingin seperti yang di katakan oleh Shani.

"Masih banyak yang ingin aku tunjukkan pada mu tentang dunia ku. Tapi belum sempat aku lakukan " ujar Gracia. Shani kembali tersenyum kecut. Semakin ia memgeratkan genggaman tangan nya.

"Tidak apa, makasih untuk cahaya yang telah kamu berikan. Sudah mau menjadi teman ku dalam sepi. Memberi banyak warna dalam hidup ku. Paling tidak aku tau kalau hidup memang harus di jalani. Aku akan baik - baik saja " ujar Shani sedikit mengankat kepalanya untuk menatap wajah Gracia dan memberikan nya senyum tulus sebagia bukti kalau ia benar - benar akan baik - baik saja. Walau Gre tau kalau semua itu bohong belaka.

Gre dengan perlahan menunduk menatap bibir Shani yang merah muda. Begitu juga dengan Shani. Ia memejamkan kedua matanya ketika bibir Gre menyapa bibir nya.

Cup

"I love you " bisik Gracia di sela kecupan nya. Shani tersenyum dan membiarkan Gre menarik diri.

Shani mengusap air mata Gre yang telah mengalir. Lalu mengecup kedua kelopak mata Gracia dengan penuh perasaan.
Kemudian ia menarik Gre untuk bangun dan masuk kedalam.
Karena cuaca malam yang sangat dingin mulai menyapa mereka.

"Ayo, nanti kita ke malaman " ujar Shani pada Gre saat mereka masuk kedalam kamar..

Gre menahan langkah nya. Membuat Shani juga ikut berhenti dan menoleh menatap tanya pada.
Gre tidak menjawab. Namun gerakkan nya memjawab nya. Ia langsung mencium bibir Shani dengan lembut.
Menahan tengkuk Shani agar bisa memperdalam ciuaman nya.

Shani tidak menolak. Bahkan ia membalasnya. Menghisap bibir atas dan bawah Gre dengan lembut. Dan memberi sentuhan lidah memancing lidah Gracia.

Shani menuntun Gre ke kasur. Ia menidurkan Gre dengan perlahan dengan masih saling berciuman yang mulai bergairah.

Shani dengan berani menyentuh Gre dari balik kaos longgar yang di kenakan oleh Gre.
Ciuman nya dengan perlahan turun kerahang Gre. Dan terus menuju leher Gracia.

Ia mengecup dan menghisap nya dengan sensual. Menimbulkan bunyi yang membuat Gre semakin bergairah. Ia harus menggigir bibir bawah nya untuk menahan suara desahan nya.

Lalu kembali bibir mereka bertemu, saling mengulum satu sama lain. Hingga keduanya ke habisan oksigen. Dan dengan terpaksa harus melepas ciuman panas itu.

Hah hah hah hah hah

Deru napas yang tidak teratur dengan mata yang saling terpejam dan kegiatan panas itu berhenti.
Shani mengeluarkan tangan nya dari balik pakaian Gre. Dan berganti memeluk Gre dengan erat.

Dan di sana lah tangisan Shani pecah. Benar - benar pecah. Membuat Gre diam seribu bahasa. Membiarkan Shani menumpahkan semuanya. Dan dia menekan perasaan nya sendiri.

My Senior (GreShan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang