23.

9K 720 17
                                    

Shania memasuki rumah dengan wajah cerah dan senyum yang terus menghiasi wajahnya.
Dalam sekali lihat semua pasti dapat menebak kalau gadis cantik yang manis nya kelewat batas itu sedang dalam suasana hati yang sangat baik.

Setelah puas melepas rindu dengan sang adik. Shania mengajak Ares makan di luar. Dan Ares memilih makan di warung kaki lima yang tidak jauh dari tempat tinggal Ares.

Ia juga sempat memaksa Ares untuk pindah dari rusun yang sama sekali tidak layak untuk adik nya itu.
Dan Ares menolak.
Namun bukan Shania jika ke inginan nya tidak pernah terkabul.

Setelah berdebat panjang kali lebar. Akhirnya Ares harus mendesah lelah dan pasrah. Ia pun mengangguk dengan terpaksa.
Dan tentu saja Shania tersenyum penuh kemenangan. Membuat Ares cemberut dengan muka yang sangat menggemaskan.

"Kak " teguran lembut itu menghentikan langkah Shania yang akan berbelok ke kamarnya. Shania menoleh dan melihat Ve berjalan ke arah nya keluar dari dalam kamar Ares.

Shania mendesah berat saat melihat mata maminya basah dan sembab.

"Kamu dari mana?jam segini baru pulang ?" Tanya Veranda pada anaknya itu.

"Jalan aja Mi "

"Kamu masih dalam hukuman lho, "

"Shania gak akan main ka sana lagi Mi. Shania..... " jawab Shania menggantung membuat Ve heran. "Mi, mami beneran gak mau Ares balik lagi kerumah ini ? Mami beneran mau ngebiarin Ares luntang lantung di jalanan ?"

Ve menggigit bibir bawah nya saat mendengar pertanyaan Shania.

"Bilang Papi, Mi. Papi selalu nurut sama Mami. Bujukin Papi. Mami gak mau kan, nanti tiba - tiba dapat kabar kalau Ares di bunuh di jalan. "

"Jangan nakutin mami "

"Mi, di luaran sana apa aja bisa terjadi. Ares yang mami dan Papi bilang gak akan bisa keluar dari zona aman nya. Sekarang ia keluar dari zona itu. Ares sendirian Mi "

"Kamu tidur gih.. "

"Mi.. mami udah gak sayang sama Ares ? Mami beneran gak nganggap Ares sebagai anak Mami lagi "

"Shania jangan ngelantur. Ares anak mami, mami sendiri yang melahirkan nya. Sama seperti kamu " jawab ve seolah menampar Shania dengan sebuah fakta atau kenyataan yang harus terima. Kalau Ares adik nya.

"Shania ke kamar dulua. Mi " pamit Shania setelah Ve mengangguk dan Shania kembali melanjutkan langkah kakinya.

Saat itu Ve menghela napas berat dan lelahnya.
Ia melangkah menuruni anak tangga satu persatu.

Berjalan menuju kamar utama yang terletak lima meter dari tangga.

Cklek

Saat Ve masuk ia mendapati Keynal sudah terbaring tidur di bawah selimut. Ve kembali menghela napas berat. Ia kembali menutup pintu dan menguncinnya.
Lalu berjalan ke sisi kosong tempat tidur. Di mana Keynal berbaring menghadap nya.

Ve melepaskan jubah tidur Meninggalkan baju tidur nya. Lalu menaiki tempat tidur.
Ia tidur menghadap Keynal yang dengan napas mulai tertur pertanda Keynal sudah tidur lelap.

Ia masih mengingat dengan jelas kejadian masa lalu. Bagaimana Keynal membenci Keenan kakaknya sendiri. Dengan kasus yang sama. Ia tau kalau Keynal sangat amat kecewa dengan Ares. Begitu juga dirinya.
Rasanya ia masih belum percaya kalau Ares melakukan itu semua.

Untung Gre lebih dulu datang. Kalau tidak entah apa yang akan terjadi.

Kini ia lebih mengkhawatirkan Anaknya saat ini. Setiap akan melakukan kegiatan apapun ia selalu bertanya, apa yang sekarang Ares lakukan ?

My Senior (GreShan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang