31. Permainan Perasaan

7.5K 614 27
                                    

  di part ini full Shania yang galau.. hehe

Sedikit nyempil Shani & dedek Ares.. hehe

Dan AreShania juga sih...


    Taman memang kadang cocok untuk menenangkan jika sedang dalam masalah atau sekedar menyendiri.
Apa lagi jika di malam hari.

Dan Shania memilih hal itu, hanya saja ia tidak sendiri. Enggan untuk sendiri sehingga ia memilih untuk bertemu kekasihnya, Agam.

  Laki - laki tampan itu datang setelah lima menit Shania menunggu. Ia tampak senang saat melihat Shania duduk di kursi putih panjang menghadap air mancur.
Namun senyumnya memudar saat menyadari kalau Shania berbeda. Wajah murung dan terlihat sedih.

"Sayang " sapa Agam duduk di samping Shania membuat gadis tinggi jangkung itu menoleh dan mencoba tersenyum pada Agam.

"aku ganggu kerjaan kamu ya ?" Ujar Shania dengan raut tidak enak. Ia tau seharusnya jam segini Agam masih ada toko nya.
Tapi laki - laki hanya tersenyum sambil menggeleng.

"Enggak kok, lagian udah ada Aksan " jawab Agam. Ia memandangi dengan lekat kekasih nya itu. "Kamu kenapa ?"

  Ini yang selalu membuat Shania suka dengan Agam. Perhatian Agam. Laki - laki itu selalu tau tentang diri nya. Tau gimana ia sedang senang atau bad mood.

Tau kalau pertanyaan nya tidak akan di jawab. Agam memilih menghela napas beratnya. Ia menarih bahu Shania agar semakin mendekat dan menaruh kepala Shania bersandar di bahu nya.

"Yaudah kalau belum mau cerita gak apa kok, kamu udah makan ?" Ujar Agam memeluk bahu nya. Shania menggeleng pela di bahu Agam.

Agam langsung mengambil kresek yang tadi di bawanya. Yang berisi nasi goreng kesukaan Shania yang ia beli sebelum menemui Shania.

"Aku beliin nasi goreng nih.. makan ya ?" Shania menggeleng. Ia sama sekali tidak berselera untuk makan sekarang.

"Nanti aja ya " ujar Shania. Agam pun mengangguk mengerti tidak memaksa.

Keduanya duduk menatap pada air mancur. Suara gemericik air cukup membuat Shania sedikit tenang.
Walau sebenarnya sedari tadi bayangan tadi pagi terus menyusup. Bahkan ia masih bisa merasakan bibir Ares di bibirny. Juga ucapan penolakkan Ares
Bahkan ia masih bisa melihat muka ketakutan dan jua tersiksanya Ares.

  Shania mengambil tangan kanan Agam dan menggenggam nya erat.
Rasa bersalah pada Agam kini tiba - tiba datang. Ia merasa sudah menghianati Agam selama ini.

  Agam sedikit kaget ketika Shania menggengam tangan nya. Sehingga ia sedikit menunduk untuk memastikan semuanya.
Dan Shania juga mengangkat kepalanya untuk melihat reaksi Agam.

  Sesaat mata mereka bertemu, saling menatap satu sama lain. Shania diam, reaksi nya biasanya.

Ia hanya sedang menyelami kedua bola mata Agam. Sekaligus mencari sesuatu yang tidak di dapatkan selama ini. Sesuatu yang ia dapati ketika bersama Ares.
Gelanyar aneh yang selalu membuat Shania sulit berpaling.

Hingga mata Agam menatap sayu menatap bibirnya. Membuat Shania langsung bisa menebak apa yang di rasakan Agam. Atau apa yang akan di lakukan Agam padanya.

Dan benar saja. Agam menunduk mendekat padanya. Dengan perlahan bermaksud memberi kesempatan untuk Shania menolak nya. Tapi yang ia lihat Shania memejamkan matanya. Seolah tidak menolak membuat Agam semakin mendekat dan menempelkan bibir nya dengan bibir Shania.

Ares

Batin Shania menjeritkan nama Ares. Membuat nya semakin bersalah. Shania diam menikmati nyatu nya bibir mereka. Berusaha menemukan getaran itu.

My Senior (GreShan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang