37. "Ares Juga "

7.1K 601 25
                                    

Mobil Shani berhenti di depan rumah Gracia.
Namun Gre tidak berniat untuk segera turun. Ia masih duduk menatap ke depan begitu juga dengan Shani.

Bagi keduanya. Dengan Gre turun dari mobil nya saat ini. Maka perpisahan mereka akan di mulai. Dan itu berarti keduanya tidak akan memiliki hubungan apapun selain teman atau junior dan senior.

Tidak ada yang rela melakukan itu. Namun ini lah jalan keduanya.

Gre mendesah lelah, ia mengusap air matanya yang entah untuk ke berapa kali nya sejak semalam.

"Kamu harus baik - baik aja ya, aku enggak mau kamu kenapa - napa " ujar Gracia dengan suara parau.
Shani diam. Tidak menjawab.

"Maaf kalau aku terlalu pengecut. Aku.
. Hiks... aku sayang sama kamu Kak" ujar nya lagi mulai kembali menangis. Shani menoleh ia langsung bergerak memeluk Gracia. "Maafin aku.. maaf "

"Kamu gak salah, jangan minta maaf lagi. Ini udah jalan buat kita. Dari awal saat aku memutuskan bersama mu. Aku sudah siap menerima semua resiko nya. Gre. Jadi jangan salahin diri kamu lagi " ujar Shani menenangkan Gracia yang masih terisak.

"Aku .. aku juga sayang sama kamu.. sayanggg banget. Aku janji akan hidup dengan baik. Aku janji akan tetap bahagia.. " lanjut Shani mengusap air matanya

Gre semakin mengeratkan pelukkan nya. Menengelam kan wajahnya di dalam bahu Shani. Dengan terisak hebat.

"Kenapa kita harus terlahir sama ?" Tanya Shani lirih dan benar - benar putus asa.

"Hiks.. hiks... maaf " ucap Gre entah untuk apa. Shani mengabaikan nya. Memilih memeluk Gre lagi. Mencoba menikmati moment terakhir mereka. Sama - sama menghirup dalam - dalam wangi satu sama lain. Dan menyimpan nya dengan baik - baik di dalam memori mereka.

Namun waktu yang terus berjalan membuat keduanya dengan terpaksa melepaskan pelukkan panjang itu.

Gre mengusap air matanya. Kemudian langsung turun tanpa mengatakan apapun lagi. Ia langsung masuk kedalam gerbang. Membiarkan Shani kini menenggelamkan wajah nya pada lipatan tangan di stir mobil.

Kembali tangisan nya pecah. Kali ini jauh lebih memilukan. Lebih mengiris ke pedihan.

Ia benar - benar tidak menyangka kalau harus secepat ini.

Rasanya baru kemarin ia bertemu Gre. Dan mengerjai gadis itu. Dan malam ini mereka benar - benar berpisah. Akan menjalani hidup masing - masing.

Di balik gerbang hitam. Gre masih berdiri bersandar. Menangis sambil membekap mulut nya sendiri. Air mata mengalir dengan deras.

Dengan sesegukan ia menoleh sedikit mengintip melalui celah gerbang. Dan melihat mobil Shani melaju pergi.

Beribu kata maaf ia ucapkan dalam hati. Rasanya ia sekarang seperti kehilangan. Sesuatu ada yang hilang. Sesuatu yang sangat berharga yang hilang dan meninggalkan ruang besar yang menganga kosong dalam hati nya.

Setelah setengah jam ia menangisi semuanya dan mulai sedikit tenang. Ia memutuskan untuk masuk.

Dan tersentak karena langsung di sambut dengan pemandangan yang sangat mengejutkan. Membuat nya tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

PLAK !

Tamparan keras di darat kan Ve di pipi kiri Keynal.
Apa lagi dengan air mata sang Mami yang mengalir.

"Kenapa ? . Hiks.. kenapa Key. ?" Tangis Mami nya pecah. Ia mencengkram kemeja biru yang di kenakan sang Papi

"Maaf Ve.. aku... "

My Senior (GreShan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang