Tangis Gracia benar - benar pecah ketika ia tiba di kamar. Shania langsung memeluk nya. Ia sendiri juga tidak sanggup melihat adik nya seperti ini. Gre tidak pernah seperti ini. Menangis hanya karena Cinta.
Parahnya cinta terlarang.Ini yang ia takuti saat ia tau hubungan Shani dan Gracia. Ia tidak pernah mendukung ke duanya. Namun ia juga tidak melarang. Karena ia itu itu bukan hak nya. Ia hanya sekedar mengingatkan adik dan sahabat nya. Selebihnya mereka yang menjalani semua nya.
Dan Shania rasa mereka tau resiko dari semua nya apa.
Shania terus mencoba menenangkan Gre."Kak, aku mau sendiri "ucap Gre setelah tangis nya mulai reda. Shania menatap nya untuk menyakin kan nya. Gre mengangguk dengan lemah.
Ia pun menghela napaa beratnya. Dan mengusap sebentar kepala adiknya dengan sayang.
"Kalau ada apa - apa panggil kakak ya ?" Gre mengangguk tidak minat. Ia malah berbaring memunggungi Shania.
Shania tidak langsung pergi ia memandangi sejenak punggung Gre yang kembali bergetar sekarang. Ia sendiri sangat sedih melihat adik nya seperti ini
Namun ia juga tidak memungkiri bahwa apa yang di katan Papi nya itu benar.Hubungan adik nya itu hanya hubungan tabu dan terlarang.
Ia kembali menghela napas berat nya. Lalu menoleh ke arah pintu yang di buka dengan perlahan dari luar.
Ia menatap lurus pada Ares yang melangkah masuk kedalam."Kamu udah nyiapin semua buat besok ?" Tanya Shania menatap Ares. Laki - laki itu menggelelng, tidak membalas tatapan Shania. Ia hanya menatap lurus pada punggung Gracia.
"Biar Gre, sendiri dulu. " ujar Shania beranjak dari tempat tidur . Ia berjalan menghampiri Ares. Shania memejamkan matanya kuat menekan perasaan nya lagi. " ka... kak bantu kamu beres - beres " ujarnya dengan penuh sesak saat pengucapan kata kakak kali ini. Entah kenapa sekarang ia tidak begitu menyukai nya. Seolah ia harus di hadapkan oleh kenyataan yang menamparnya.
Ares tidak langsung menjawab. Ia memandangi punggung Gracia dengan nanar. Lalu baru beralih pada Shania. Tanpa menjawab ia berbalik dan keluar dari dalam kamar Gracia.
Shania hanya bisa mengdesah lelah dan ikut menyusul Ares keluar.
***
Di tempat lain.Biru baru saja mengantar Citra yang lebih dulu kembali ke asrama dari pada Ares. Ia kaget dan heran saat tiba di apartemennya mendapati Shani yang duduk di sofa dengan tampilan kacau.
"Shani " ucap nya pelan. Saat gadis cantik ba bidadari itu mengangkat kepala nya. Biru semakin kaget melihat wajah Shani yang sembab seperti habis menangis. Maka dengan cepat ia menghampiri nya dan duduk di samping Shani.
"Kamu kenapa ?" Tanya Biru cemas dan juga khawatir.
Shani diam tidak menjawab matanya hanya menatap kosong pada meja kecil.
Biru menghela napas ia meraih jemari Shani kedalam genggaman nya."Kita memang sudah selesai Shan, tapi bukan berarti kamu tidak boleh lagi bercerita pada ku, tentang masalah kamu " ujar Biru bijak. Ia menarik bahu Shani agar menghadap nya. " jawab aku, kamu kenapa ? " tanya nya dengan lembut.
Shani menatap lurus pada bola mata Biru. Mata hazel yang sial nya mengingatkan nya pada mata Gracia.
"Aku jatuh cinta " jawab Shani datar. Membuat Biru menautkan alis nya.
"Lalu ?"
"Aku gak bisa miliki orang yang aku cintai "
"Maksud kamu ? Dia gak cinta sama kamu ?" Shani menggeleng. Membuat Biru semakin bingung dan juga heran. "Lalu ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior (GreShan) End
FanfictionDi tengah sepi nya dunia ku, aku menemukan setitik keramaian saat aku bertemu dengan mu. Di tengah gelapnya hidup ku, aku menemukan setitik cahaya dari mu. _ Shani Indira Kamu tidak sendiri. Aku tidak akan membiarkan mu sendiri lagi. Aku akan selalu...