Dari koriodor utama fakultas ke dokteran Shani berjalan dengan santai dengan ekspresi muka seperi biasa. Shani emang nyaris tidak pernah tersenyum pada orang asing. Bahkan Anin dan Desi yang lumayan dekat denganya juga sangat - sangat jajarang melihat Shani tersenyum.
Dan juga Shani bukan orang yang mudah menyapa atau berbasa basi. Puluhan lirikan mata yang tertuju padanya tidak ada satu pun yang ia balas.
Ia hanya berjalan dengan dagu terangkat dan membiarkan semua mata di koridor menatap nya.
Bisikkan yang penuh pujian ia abaikan.Hari ini sebenarnya ia sedang malas ke kampus. Suasana hati sangat buruk dia hanya datang memenuhi permintaan kekasihnya yang minta bertemu.
Maka di sini lah ia sekarang."Shan " sapa Anin yang akan berbelok menuju kelasnya. Shani berhenti ketika Anin menghampirinya. " loe gak masuk ?"
"Lagi malas "
"Malas terus gimana mau lulus "
"Gue duluan ya "
"Mau kemana loe ?" Tanya Anin. Shani hanya melirik malas lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju lift.
Anin hanya mendesah lelah. Lalu kembali melanjutkan langkah nya menuju kelas.
Ting
Pintu lift terbuka, Shani melangkah masuk. Ia sedikit terkesiap saat berbalik seorang laki - laki ikut menerobos masuk.
"Sorry " ujar Laki - laki itu dengan napas tersengal. Shani hanya melirik nya sejenak kemudian mengangguk.
Alul..
Laki - laki itu yang menerobos masuk ke dalam lift. Kini berdua berdiri saling bersisian.
Dalam diam dan hening.
Sesekali Alul melirik pada Shani yang terlihat tidak bersemangat.
Kemudian ia beralih pada pintu lift yang tertutup memerhatikan bayangan nya sendiri. Sesekali melirik lagi pada Shani.Sebenarnya ia ingin menyapa tapi mulutnya tidak kunjung terbuka. Ia hanya bisa menggaruk belakang kepalanya sendiri. Sambil menghela napas kasar.
"Ehem " Alul berdeham. Membuat Shani melirik nya sedikit. Membuat Alul sedikit gugup dengan situasi yang membuat nya canggung dengan gadis yang dulu pernah dekat dengan nya. "Kamu mau ke atap ?" Tanya Alul pada Shani.
Shani tidak menjawab ia hanya memain kan ponsel pintar nya yang masuk satu notif.
Alul kembali menggaruk belakang kepala yang sama sekali tidak gatal sebenarnya.
"Kamu masih marah dengan ku ?" Tanya Alul lagi. Kini membuat Shani menoleh heran dengan nya. Alul hanya tersenyum manis. Shani memutar bola matanya lagi kedepan.
"Kenapa aku harus marah pada mu ?" Tanya Shani dengan tanpa ekspresi. Alul terdiam ia melirik pada shani lagi. Lalu beralih pada tangan Shani yang sedang mengetik sesuatu di ponsel.
Alul menghela napas kasarnya. Ia memasukkan kedua tangan nya kedalam saku.
"Semalam Agam cerita, kalau bokap nya Shania baru saja ngasih kesempatan buat dia tetap sama Shania " ujar Alul. Shani melirik padanya tidak ingin menanggapi cerita Alul.
"Dia bilang...."
"Mau sampai kapan ?"
"Hm ? Apa nya ?"
"Loe.. mau sampai kapan terus diam "
"Entah lah " jawab Alul mengindikkan bahu nya.
"Loe sebenarnya loe cinta sama Shania gak sih. Kalau loe cinta seharusnya loe berani perjuangin cinta loe !!" Ujar Shani geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior (GreShan) End
FanfictionDi tengah sepi nya dunia ku, aku menemukan setitik keramaian saat aku bertemu dengan mu. Di tengah gelapnya hidup ku, aku menemukan setitik cahaya dari mu. _ Shani Indira Kamu tidak sendiri. Aku tidak akan membiarkan mu sendiri lagi. Aku akan selalu...