Takut dan Bingung

12.5K 915 21
                                    

  Sebuah mobil fortuner memasuki pekarangan rumah besar berlantai dua milik keluarga Keynal Putra Rajasa.
Berhenti tepat di depan garasi. Pintu kemudi terbuka dan turun seorang pria tampan mengenakan kemeja putih berlapis jas hitam.

Dengan wajah datar tanpa ekspresi ia melangkah menaiki teras rumah, seolah sudah sering datang bahkan seolah itu adalah rumah nya sendiri. Ia masuk dengan santai melewati ruang tamu.
Dan bertemu sang nyonya rumah yang baru saja menuruni anak tangga sambil tersenyum menyambut kedatangan nya.

"Biru ?" Veranda tersenyum lembut berjalan mendekat pada laki - laki yang kini tersenyum tipis padanya. " Mama senang kamu datang. Dan entah firasat atau emang feeling mama kuat jadi gak sia - sia Mama masak makanan ke sukaan kamu " ujar Ve setelah melepas pelukkan nya pada Biru.

"Wow.. makasih Ma, Biru datang karena kangen sama Mama dan juga adek - adek..tapi.. " Biru mengitari mata nya ke seluruh rumah yang sepi. Tidak biasa nya malam - malam gini rumah Papa dan Mama tiri nya sepi seperti ini. Biasanya dia akan menemukan Ares dan Gracia yang saling berdebat atau suara teriakan Gracia yang memanggil adik nya Ares atau mendapati Shania duduk di depan tivi sambil memangku laptop. " kok sepi ?"

"Iya nih, adek - adek kamu pada pergi. Shania sama Gre ada acara pengakraban mahasiswa baru di puncak."

"Ares ?"tanya Biru sambil mengikuti langkah sang Mami menuju ruang makan.

"Biasa "

"Bodyguard dadakan "

"Yap. Biasa Papi kamu itu "

"Ya ya.. Biru tau kok. Ya kasian aja sama Ares "

Ke dua nya duduk berdampingan di meja makan. Keynal baru memasuki ruang makan dan sedikit kaget melihat Biru di sana.

"Biru ? Kapan datang ?" Tegur Keynal membuat kedua nya lansung menoleh.

"Baru Pa, kangen masakan Mama Ve  " jawab Biru membuat Ve tersenyum.

"Oya, Mama sama Papa Remi apa kabar?"

"Baik Ma, Mama senang bisa pulang kampung kata nya. "

"Kamu jadi tinggal di apartemen ? Kenapa gak di sini aja. Ini kan rumah kamu juga" ujar Keynal.

" Mama juga nyaranin gitu. Tapi Biru mau mandiri aja. Lagian apartemen yang bakal Biru tempatin dekat dengan kantor juga , Pa "

"Bastian sama Citra ikut pindah ke Thailand juga?"

"Bastian aja. Citra gak mau ikut katanya. Dia malah milih nge kos. "

"Lho? Kok ngekos" tanya Ve cemas. Mereka menikmati makan malam dengan saling mengobrol.

"Entah, Citra sendiri yang mau. Aku udah nawarin tinggal bareng, tapi dia bilang mau mandiri aja. "

"Kan bisa beli apartemen, "

"Iya, Papa Remi udah bilang gitu juga. Cuma Citra belum mau. Katanya nanti aja  " jawab Biru sambil menyuap nasi nya ke dalam mulut.

"Terus Citra kok gak di ajak ke sini ?" Tanya Ve di sela ia menambahkan lauk sayur asam ke dalam piring Biru.

"Temen sekolah nya ulang tahun, jadi di ke pesta temen nya. "

"Ohh.. mama fikir gak mau ketemu Ares. " Biru terkekeh. Dalam hati ia juga menebak hal yang sama.

"Mama gak ngerti kenapa Citra sama sekali gak respek sama Ares. Padahal sama Gre dan Shania dia baik - baik aja. "Ujar Ve heran.

"Biru juga gak ngerti sama Citra. Entah kenapa kalau ketemu atau dengar nama Ares dia bawan nya sensi terus " timpal Biru. Ve dan Keynal hanya menggeleng heran. Mereka juga sudah pernah bertanya pada Ares akan sikap Citra padanya. Dan Ares menjawab kalau ia sendiri juga tidak tau.

My Senior (GreShan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang