39. Keluarga

7.7K 659 23
                                    

Seminggu sudah berlalu sejak kepergian Ve dari rumah, sejak putus nya hubungan Gre dan Shani. Dan Ares tinggal di asrama menyelesaikan ujian akhir nya.

Rumah mewah milik Keynal jelas semakin terasa sepi. Bahkan pagi ini bahkan sudah seminggu ini meja makan terlihat sepi. Hanya di isi Shania dan Keynal. Karena Gre memilih menuruti kemauan ibu nya.

Shania bisa saja ikut Ve, namun ia tidak setega itu membiarkan sang Papi sendiri di rumah yang pasti akan merasa sangat sepi.

Kini keduanya duduk di meja makan dalam diam. Menikmati sarapan mereka sejak lima menit yang lalu.

"Papi bakal jemput Ares nanti ?" Tanya Shania membuka suara.

Keynal menoleh pada Shania terlihat heran. Dia sendiri hampir lupa kalau Ares sudah selesai ujian dan sudah pasti akan pulang hari ini. Dia terlihat bimbang dan mulai berfikir keras tentang apa yang akan di jelaskan pada anak laki - lakinya itu jika nanti anak nya bertanya. Pasalnya Ares tidak tau apa - apa. Semua sepakat memilih bungkam karena takut mengganggu tiga atau empat hari penting untuk masa depan Ares.

"Papi sibuk ?" Tanya Shania yang seolah menangkap sikap bingung ayah nya.

"Enggak kok, cuma siang nanti Papi ada janji sama client" jawab Keynal tidak berbohong.

"Yaudah, biar Shania aja yang jemput " ujar Shania memberi solusi dan Keynal tersenyum terimakasih pada anak sulung nya itu.

"Emm. Kak.. " Shania menoleh pada Keyna yang terlihat bingung untuk mengatakan sesuatu yang sedang membuatnya cemas. Ia mencoba menyampaikan dengan baik. "Soal Mami yang..."

"Iya Pi, kakak tau kok, " jawab Shania seolah tau apa yang akan di sampaikan oleh Ayahnya. Dan Keynal dapat menghela napas lega. "Papi belum bisa bujukin Mami ya ?" Tanya Shania hati - hati. Keynal mendesah berat lalu menggeleng.

"Mami benar - benar marah kali ini sama Papi. Papi juga yang salah udah bohongin kalian sekian lama "

"Papi ngelakuin untuk buat kebaikan semua kan? Terutama Mami " ujar Shania yang tidak ingin melihat Keynal yang terus menyalahkan dirinya sendiri. "Jangan terlalu di fikiran Pi, Mami cuma butuh waktu kok. " lanjut Shania menyentuh tangan Papi nya. "Bentar lagi Ares ulang tahun lho, Mami pasti gak akan mau ngelewati moment penting itu. Apalagi sweet seventeen nya Ares. "

"Gimana kalau sikap Mami berubah ke Ares ?" Itu yang ia takuti sejak Ve tau yang sebenarnya. Ia benar - benar kalut tentang itu.

Ia tidak tega menyakiti perasaan anak nya yang sudah sangat ia anggap anak kandungnya sendiri. Ia sendiri sudah terlanjur sangat mencintai Ares sejak ia melihat senyum Ve ketika sadar dari pasca perjuangan nya melahirkan anak mereka yang gagal. Dan saat itu Ve tersenyum lebar saat pertama kali ia mempertemukan nya dengan Ares bayi.

"Pi "

"Hm ?"

"Boleh kakak tanya sesuatu ?" Ujar Shania meminta izin. Dan Keynal awalnya terlihat heran namun ia mengangguk. "Gimana Papi bisa menemukan Ares dalam waktu singkat untuk menggantikan Ares yang telah tiada ?"

Keynal diam sejenak, ia menatap ada Shania dengan sendu. Dan mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Ares bayi.
Tepat setelah ia memakam kan anaknya.

Keynal menghentikan mobil nya di parkiran rumah sakit. Ia baru saja selesai memakamkan anak nya .Dengan muka masih lemah dan juga lelah ia masuk kedalam rumah sakit untuk menemui istri nya yang masih belum sadarkan diri sejak kemarin setelah selesai melahir kan.

Di tengah perjalanan nya menuju kamar istri nya. Langkah nya terhenti di depan sebuah kamar bayi. Dan tidak sengaja mendengar percakapan seorang dokter dengan seorang wanita yang mungkin masih di bawah usia Ve. Masih muda. Dan juga terlihat cantik.

My Senior (GreShan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang