Shani menuruni anak tangga dengan mata tetap menatap lurus lada Gre yang berdiri di samping meja yang menyediakan minuman. Gadis nya sedang berbincang dengan Alul, pria yang saat ini dekat dengan gadisnya.
Sudah sejak awal tadi hati nya sudah sangat mendidih ketika Alul menghampiri Gre. Dan mengajak gadis nya mengobrol serta tertawa.
Ia hanya bisa menghela napas lirih sambil menekan perasaan sakit yang menjalar dalam dada.
Gre, baik - baik saja tanpa dirinya. Itu yang ia fikirkan sejak tadi.
Ketika tiba di anak tangga paling bawah ia berdiri menatap lirih pada Gracia yang masih mengobrol seru bersama Alul dan juga Agam yang baru bergabung.
Tangan nya mengepal kuat ketika Alul mengusap rambut panjang Gre. Atau mengacak manja poni Gracia. Membuat gadis itu cemberut seketika.Hingga seseorang berdiri menghalangi pandangan nya.
"Jangan di lihat " ujar Ares tersenyum padanya. Shani kini menatap Ares dengan lekat. Dan dengan perlahan tatapan nya melemah.
"Loe menang " ujar Shani lirih.
"Iya, gue tau " jawab Ares dengan lemah. Namun ia masih tersenyum menatap Shani. Kemudian ia melirik kebelakang di mana Kakaknya sedang mengobrol dengan Alul. Dan Gre juga menoleh padanya dengan tatapan lirih seolah meminta tolong.
Kembali Ares berbalik pada Shani. Menatap gadis itu dengan iba.
"Di sini panas, ayo keluar cari angin " ujar Ares menarik tangan Shani. Namun Gadis itu tidak bergerak membuat Ares kembali menoleh tanya padanya.
"Cewek loe ?"
"Hah ? Cewek gue ?" Tanya Ares tidak paham. Shani melirik ke sudut ruangan di mana Sofia sedang duduk sambil memandang pada mereka. "Oh.. kak Sofia ? Dia bukan cewek gue. Cuma temen.. udah ayo.. jangan cemburu gitu " sanggah Ares kembali menarik tangan Shani dan melangkah menuju bagian belakang rumah Anin.
Keduanya berjalan menuju gazebo yang ada di samping kolam berenang. Hanya ada segelintir orang di sini.
Ares mengajak Shani duduk berdampingan menghadap kolam renang.
Ia melirik pada Shani dengan lirih. Ia tau kalau baik Gre atau Shani sama- sama tersiksa dengan perasaan mereka.
Namun ia yakin, kalau ini memang yang terbaik untuk keduanya."Awal nya memang sakit. Dan tidak terima. Tapi, nanti akan terbiasa kok. Coba lah untuk membuka hati untuk cowok " ujar Ares menggenggam tangan Shani. Gadis itu menoleh ada genggaman Ares, kemudian menoleh pada laki - laki di sampingnya dan tersenyum kecut mendengar ucapan Ares.
"Aku sayang sama kamu, dari awal aku kenal sama kamu, aku ngerasa kalau kamu akan jadi salah satu orang yang spesial dalam hidup ku " ujar Ares mengusap air mata Shani yang menetes.
"Hei.. jangan nangis, aku tau kamu cantik mau gimana pun, tapi aku lebih suka kamu jutek atau tanpa ekspresi di wajah mu. Aku suka tatapan menggoda mu seperti di villa waktu itu. Aku suka Shani yang selalu kuat dan mampu melawan apapun masalah nya. .
Ares selalu percaya kalau kamu spesial, jadi jangan nangis. " ujar Ares panjang lebar menatap Shani begitu tulus.
"Kamu tau ? Waktu pertama kali kamu nyium aku? Jantung ku mendadak berdetak lebih cepat dari biasanya. Ngebuat Ares mati kutu dan membeku. Itu ciuman pertama Ares, dan kamu mencuri nya.
Hahah.. tapi Ares suka. "
Shani sedikit menyunggingkan senyum kecut nya. Lalu tangan nya mengusap kepala Ares layak nya ia mengusap kepala adik nya.
"Maaf, kalau Ares pernah jahat sama kamu " Shani menggeleng kan kepalanya.
"Kamu gak jahat kok, " jawab Shani menatap Ares.
![](https://img.wattpad.com/cover/112959666-288-k392879.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior (GreShan) End
FanfictionDi tengah sepi nya dunia ku, aku menemukan setitik keramaian saat aku bertemu dengan mu. Di tengah gelapnya hidup ku, aku menemukan setitik cahaya dari mu. _ Shani Indira Kamu tidak sendiri. Aku tidak akan membiarkan mu sendiri lagi. Aku akan selalu...