Ruangan terbuka dengan angin yang bertiup santai, pemandangan yang memanja kan mata.
Membuat fikiran tentram dan tenang.Seharus nya.
Tapi, dua gadis yang sedang berada di atas rooftop fakultas ke dokteran. Siapa lagi kalau bukan Shani dan Gracia.
Niat awal ingin memberi pelajaran atau mengerjai junior nya, eh dia malah mengajak junior itu untuk naik ke tempat favorit nya.
Aneh.
Dan sekarang kedua nya duduk di sebuah sofa lengkap dengan sebuah meja kecil di hadapan mereka. Seolah tempat itu memang sudah di sediakan khusus untuk seorang Shani Indira Hutama.
Kedua duduk dengan tatapan lurus kedepan.
Tapi, jangan salah kedua sama sekali tidak menikmati pemandangan bagus di hadapan mereka, melainkan kedua nya sibuk dengan fikiran masing - masing.Sejak kejadia tatap menatap tadi mendadak Shani menjadi pendiam dan juga enggan menatap Gre lagi. Jangan kan menatap melirik aja dia enggan.
Berbeda dengan si bocah manja yang duduk tidak jauh dari nya.
Karena sejak tadi dahi nya berlipat seperti tengah menebak atau memikirkan sesuatu. Sambil sesekali ia melirik pada Shani yang sebenar nya ingin melirik gadis manja di samping nya hanya ingin tau sedang apa, tapi ia terlalu takut untuk melakukan nya.Kenapa?
Kenapa sih?
Ada yang salah nih.Batin Shani sendiri sejak ia sampai di atap gedung fakultas nya tadi.
Diam - diam Gre menghela napas bosan nya.
Gracia bukan lah gadis yang suka sepi, ia bukan orang yang pendiam. Ia bahkan menjurus ke bawel dan tidak bisa diam. Tapi saat ini? Ia seolah kehilangan semua sofat bawel nya.Dan diam - diam juga ia menyukain suasana diam saat ini walau bosan. Bukan diam nya yang ia sukai tapi, pemandangan di sampingnya yang membuat nya entah berapa ratus kali ia melirik pada Shani. Si senior angkuh berparas bidadari.
Mau sampai kapan kamu diam Gre,?
Tanya suara hati Gracia mulai ikut bosan
Tanya kan sesuatu Gre, jangan diam seperti anak idiot
Batinya mulai menyerang diri sendiri. Kembali ia melirik Shani yang kaku menatap lurus kedepan.
Gracia ikut melihat apa yang sedang di lihat Shani, sehingga gadis itu betah tidak beralih sedetik pun.
Bagi Gre tidak ada yang menarik hanya pemandangan biasa. Pemandangan hutan belantara yang berbentuk gunung.
Apa gunung itu lebih menarik dari aku ?
Batin nya mulai mendelik tidak suka. Membuat nya mendadak cemberut, lalu ia bangun dari sofa berjalan kedepan. Berdiri menghalangan pemandangan itu.
Dan Shani mengalihkan mata nya, ia sempat tersentak dan kaget saat tiba - tiba Gre berdiri di sebrang meja menatapnya dengan muka cemberut dan juga tidak suka atau lebih tepat nya kesal.
"Kakak ngajak aku kesini cuma buat duduj bego diem - dieman kayak orang musuhan gitu?" Tanya Gre entah ia sadar atau tidak dengan nada bicara nya yang sedikit manja.
Dan itu membuat Shani menggigit lidah nya sendiri menahan gemas melihat Gre cemberut. Kedua tangan yabg terlipat di depan ikut mengepal kuat.
Ya Tuhan apa yang terjadi?
Batin Shani mulai gelisah dan bingung sendiri.
Gre semakin cemberut karena Shani tidak menjawb bahkan terkesan mengabaikan nya. Membuatnya menghentakan kaki ke lantai dan bersendekap dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior (GreShan) End
Fiksi PenggemarDi tengah sepi nya dunia ku, aku menemukan setitik keramaian saat aku bertemu dengan mu. Di tengah gelapnya hidup ku, aku menemukan setitik cahaya dari mu. _ Shani Indira Kamu tidak sendiri. Aku tidak akan membiarkan mu sendiri lagi. Aku akan selalu...