"Apa jantung kamu berdetak cepat Res ?" Bisik Shania. Ares mengiyakan nya dalam hati.
"Sama. Aku juga " jawab Shania seolah tau jawaban Ares. Ia tau kalau Ares sekuat tenaga menekan semua perasaan nya. Ia tau Ares menahan semua nya. Tanpa Ares menjawab ia tau kalau adik nya juga sama seperti nya.
"Aku mencintai mu ...."
****
Kembali Ares mengangkat kepalanya, menggigit bibir bawahnya menahan diri agar tetap pada pendirian nya. Tetap menekan seluruh perasaan yang mulai porak poranda karena sentuhan kecil dari kakaknya.
Membuat hati nya berdenyit sakit, membuat pertanyaan yang selama ini ia cari mendapatkan jawaban nya.Membuat Ares takut setengah mati. Takut dengan apa yang kini ia rasakan. Takut akan semuanya. Terutama keluarga.
Setengah mati ia menolak dan melawan. Tapi Shania seolah sengaja menguaknya. Mengalahkan nya. Menghancurkan tembok kokoh yang ia bangun.Shania tidak tau bagiamana ia tersiksa akan perasaan salah nya itu.
Walau hati nya menjerit membenarkan semuanya. Tapi logika nya masih berfungsi dengan baik.Namun..
Lagi..
Bola mata yang kini menatap nya dengan sayu membuat Ares harus mengerang dalam hati.
Membuat nya mematung ketika Shania kembali menunduk, mendekatkan wajah nya pada Ares."Nikmati semuanya boleh kan ? Walau hanya sementara. Paling tidak, kita tidak akan membawa penyesalan ke depan nya. Plis.. jangan lawan Res.. plisss. " bisik Shania menatap Ares begitu dalam.
Kembali ia mencium bibir Ares. Membuat Ares mengerang, belum lagi ucapan Shania barusan.
Tapi, kali ini Shania bukan hanya menempelkan bibir nya. Namun dengan perlahan ia melumat bibir Ares. Membuat Ares tidak lagi mampu bertahan.
Tembok itu roboh. Begitu Ares membalas ciuman Shania.
Entah keduanya mulai terbawa perasaan masing - masing. Shania memeluk leher Ares memperdalam ciuman nya. Melumat nya dengan lembut. Menghisap bibir atas dan bawah Shania dengan hati - hati.
Maaf Mi, aku ngelanggar janji kita..
Hati Shania tidak bisa bohong kalau Ciuman Ares membuatnya melayang. Mabuk seketika. Melupakan apa yang ada di sekitar. Melupakan semua yang bisa saja kelakuan mereka di pergoki orang rumah. Walau itu kecil kemungkinan karena kini hanya mereka berdua di rumah.
Berbeda dengan Ares, dia memang menikmati semuanya. Namun ia juga menekan rasa sakit nya.
Cup
Suara kecapan mereka memenuhi ruang dapur. Shania meremas sensual rambut belakang Ares menikmati semuanya.
Dan setelah merasa kehabisan napas Shania menarik wajahnya. Dan langsung memeluk kepala Ares. Napas keduanya memburu. Bahu naik turun. Ares menenggelamkan kepalanya dalam pelukkan Shania.
Memeluk dengan erat pinggang Shania, tidak di ketahui Shania kalau Ares sedang menekan lagi perasaan nya.Hati Ares meronta.
"Ini salah "
"Ssssttt... sebentar saja Res " ujar Shania berbisik sambil terus mengusap belakang kepala Ares yang di peluknya.
Ares menggeleng.
Sedikit mendorong Shania.Membuat Shania menatapnya dengan heran dan juga hati nya getir ketika melihat raut bersalah Ares dan juga ketakutan nya.
"Ini enggak seharusnya terjadi. Enggak. Ini salah. Ini gak benar. "
"Res.. " Ares menggeleng kuat. Kini ia berdiri dari duduknya menghindari Shania. Air mata nya jatuh begitu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/112959666-288-k392879.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior (GreShan) End
FanficDi tengah sepi nya dunia ku, aku menemukan setitik keramaian saat aku bertemu dengan mu. Di tengah gelapnya hidup ku, aku menemukan setitik cahaya dari mu. _ Shani Indira Kamu tidak sendiri. Aku tidak akan membiarkan mu sendiri lagi. Aku akan selalu...