"Kak Shania " lirih Ares.
Air mata Shania langsung keluar ia langsung menubruk Ares dengan keras hingga Ares mundur kedalam.
Tangisan Shania yang rindunya meledak memeluk Ares.
"Hiks.. kamu kemana aja.. hiks.. kenapa ga pulang - pulang.. hiks " ucap Shania memeluk Ares dengan erat dalam tangis nya.
Ares diam, ia masih tidak percaya kalau Shania berhasil menemukan nya.
Namun ia kemudian membalas pelukkan Shania. Menyandarkan punggung Shania di belakang pintu yang menutup.Menenggelam kan wajahnya di antara bahu dan leher Shania. Meledakkan rindu nya di sana."Aku kangen kamu "
***
Shania menatap ke seluruh penjuru kamar kecil di depan nya. Bahkan kamar nya jauh lebih besar. Kondisi yang memprihatin kan.
Hanya ada satu kasur yang langsung bersentuhan dengan lantai.Belum lagi sampah bekas makan yang terletak di sudut kamar. Ia semakin mengeram dalam hati sambil memeluk Ares lebih erat lagi. Ketika hampir semua dari tumpukan itu adalah bungkusan mie instan dan mie cup.
Demi apapun ia sangat tau kalau Ares tidak cocok dengan bumbu mie instan. Ares akan selalu sakit tenggerokan jika selesai memakan mie instan.
"Pulang ya " bisik Shania yang belum juga mau melepaskan pelukkan nya pada Ares.
"Mami baik ?"
"Tidak " Ares langsung melepas pelukkan nya. Menatap Shania dengan rau cemas dan juga khawatir.
"Kamu pulang ya " ulang Shania menatap kedua mata Ares. Lalu kedua tangan nya merapikan rambut Ares yang kini sedikit menutupi dahi nya. Ia merapi kan nya dengan lembut. Lalu mengusap pipi Ares yang sedikit tirus dan juga bekas lebam di sudut bibir merah itu.
Belum lagi bekas luka di sudut dahi nya.Lagi - lagi hati nya mencolos memikir segala kemungkinan yang selama dua bulan ini di lalui Ares. Kalau Mami yang melihat ke adaan anak kesayangan nya ini sekarang. Ia bisa memastikan kalau tidak menangis sejadi - jadi nya. Ve akan lemas mendadak melihat Ares tidak terurus.
"Pulang ya "
"Untuk ?"
"Ares "
"Ares suka di sini " Shania menelan ludah nya. Kembali memperhatikan se isi kamar. Bahkan isi nya hampir kosong. Kecuali kasur yang pasti tidak nyaman dan juga tikar.
Ares berbohong kalau di sini lebih nyaman.
"Dari mana kakak tau kalau aku di sini ?"
"Shani "
Rahang Ares langsung mengeras seketika. Ia berbalik.
"Kamu tidak mau meminta maaf sama Shani ?"
"Untuk apa ?"
"Ares kamu salah, kamu mau memperkosa Shani. Di mana otak kamu ?"
"Aku emosi. Dia yang memancing Ares !"
Shania menghela napas berat nya. Ia datang bukan ingin berdebat dengan Ares. Ia ingin menjemput adik nya saat ini. Atau paling tidak ingin melepas rindu dengan memeluk Ares sepuas mungkin.
Shania melangkah mendekati Ares yang berdiri bertumpu di wastafel pencuci tangan. Dan meraih lengan adik nya agar Ares berbalik menghadapnya.
Shani menatap Ares, jelas ia tau kalau Ares sedang tidur saat ia datang.Dengan tanpa canggung dan juga takut. Namun gugup yang ia rasakan saat kedua tangan nya memeluk leher Ares. Dan mengikis jarak antara keduanya.
"Aku kangen kamu, " bisik Shania di sela ia mengatur napas dan juga degupan jantung nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/112959666-288-k392879.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior (GreShan) End
FanfictionDi tengah sepi nya dunia ku, aku menemukan setitik keramaian saat aku bertemu dengan mu. Di tengah gelapnya hidup ku, aku menemukan setitik cahaya dari mu. _ Shani Indira Kamu tidak sendiri. Aku tidak akan membiarkan mu sendiri lagi. Aku akan selalu...