26. Misi Gracia

8.9K 688 12
                                    

"Kak, liat kak Shani gak ?" Tanya Gre, ketika ia tiba di kantin dan melihat Anin hanya duduk sendiri.

"Tadi di sini, tapi sekarang udah cabut "

"Kemana ?"

"Entah, pulang kali " jawab Anin tak acuh karena masih kesal pada dua teman nya yang meninggalkan nya begitu saja.

"Ck.. yaudah deh. Duluan kak "pamit Gre pada seniornya itu. Lalu berbalik pergi dari kantin.

Ia berjalan menyusuri koridor kampus, berbelok menuju fakultas kedokteran. Tujuan nya hanya satu. Yaitu atap.
Ia yakin kalau Shani ada di sana.

Tiba di lantai lima ia melihat Shania dan Agam yang sedang melintasi parkiran motor di bawah sana. Ia tersenyum sendiri.

Namun sejenak kemudin senyumnya menghilang saat seorang cowok yang di kenalinya menghadang jalan mereka. Ia menatap kesal dan emosi pada Boby.

Kemudian tersenyum sinis ketika melihat Shania malah berjalan mengabaikan nya bersama Agam.

"Cih.. psikopat " desisnya. Lalu kembali melangkah menuju tujuan awal nya.

Cklek

Gre mendorong pintu besi itu dengan pelan. Angin langsung menyambutnya. Kaki nya melangkah keluar sambil matanya mencari keberadaan Shani.
Berbelok ke kanan untuk menemukan Shani di tempat yang biasa di gunakan Shani untuk santai.

Hufy

Gracia menghela napas lega saat menemukan Shani di sofa biasa sedang tiduran dengan mata terpejam. Ia melangkah mendekat. Duduk di sisa sofa di samping perut Shani.

Ia tersenyum memandangi kekasihnya yang cantik nya luar biasa.
Hari ini Shani mengenakan dress tanpa lengan dengan motif bunga yang dominan berwarna hitam.
Tangan nya terangkat untuk menggeser poni Shani yang menutupi mata. Lalu mengusap pipi putih mulus itu dengan lembut.

Ia menunduk 'kan kepalanya dengan dua tangan berada di lengan sofa yang menjadi bantalan kepala Shani.

Cup

Satu kecupan pelan namun dengan segenap hati mendarat di kening Shani. Membuat Shani dengan perlahan membuka mata. Gracia kembali menarik diri sedikit. Menatap bola nata Shani dengan senyum manis dan tulusnya.

Shani hanya menatap datar padanya tanpa ekspresi membuat Gracia menyimpulkan kalau gadis nya masih marah.

"Sayang masih marah ya ?" Tanya Gracia dengan suara pelan.

Jarak wajah mereka hanya terpaut dua atau tiga centi. Sehingga keduanya sama - sama bisa merasakan hangat nya napas satu sama lain.

"Udah dong marah nya, kan itu cuma masa lalu sayang. Sekarang aku cinta nya sama kamu. Tok. Kamu doang. Gak ada orang lain eh.. ada sih.. keluarga ku " jawab Gracia. Shani masih belum berekspresi apalagi ketika Gracia menyebut keluarga. Gadis di atas nya itu tidak tau kalau dalam hati Shani sudah rendah diri.

Ia tidak yakin dengan apa yang akan terjadi kedepan. Karena demi apapun ia tidak ingin berpisah dengan Gracia.
Gadis manja itu sudah membuat hari nya lebih berharga. Membawa cahaya di gelapan hidup nya.

"Sayang " panggil Gracia dengan lembut membuat Shani kembali fokus padanya. "Jangan marah lagi "

"Iya " jawab Shani pelan namun mampu mengukir senyum di bibir Gracia.

Shani menatap lama pada mata Gre. Lalu turun ke bibir Gracia membuat senyum Gracia semakin lebar tau apa yang di ingin kan kekasihnya itu. Tanpa diminta ia lansung kembali menunduk.

My Senior (GreShan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang