24. Menikmati Dosa terindah

12.3K 704 16
                                    

Shania kembali mendesah lelah saat ia harus menaiki anak tangga. Dan dengan pasrah ia pun mengumpulkan tenaga agar ia sampai tanpa pegal di kaki nya di lantai 4. Di mana Ares tinggal.

Ini terakhir Shan..
Sabar..

Batin nya, lalu melangkah menaiki anak tangga.

Sampai di lantai 4 suasana masih sepi. Lagi - lagi ia mendapati seorang nenek tua yang duduk di tempat kemarin lagi.
Shania langsung menuju kamar Ares.

Baru saja dia hendak mengetuk, pintu lebih dulu di tarik dari dalam.

Cklek

Shania mengernyitkan dahi nya saat melihat yang keluar bukan lah Ares. Melain kan seorang gadis yang tidak asing untuk nya. Hanya saja ia lupa di mana pernah melihat gadis yang terlihat baru bangun tidur. Mengenakan pakaian tantop hitam dan celana pendek setengah paha. Dengan handuk yang berteger di pundak.

"Kak Shania ?" Gumam Sofia terkejut. Kali ini kerutan di dahi Shania semakin dalam. Saat gadis itu menyebut namanya.

"Kamu..."

"Ares udah berangkat kak "

"Hah ? Kemana ?" Tanya Shania melupakan tentang gadis di depan nya.

"Abis sholat subuh Ares udah berangkat kerja "

"Apa ? Ares . Ker.ja ?" Tanya Shania terbata. Sofia mengangguk ragu, heran dengan keterkejutan Shania. " dimana ?"

"Di Restoran Anwari, kak. Yang dekat lampu merah dekat kampus " jawab Sofia lagi.

Shania mengangguk, ia kemudian langsung pamit pada Sofia. Walau sebenarnya ia masih penasaran kenapa gadis itu mengenalnya dan ia tinggal satu atap dengan Ares.
Memikir kan hal terakhir membuat Shania mengerang marah dan juga kesal bukan main.

Sesampai di mobil, ia langsung melajukan mobilnya dengan cepat. Mengabaikan jalanan yang mulai ramai, menyalip sana sini.
Agar ia cepat sampai di tempat kerja Ares.

Ares kerja. Dan itu membuat Shania semakin kesal dan juga marah.

Adik nya masih sekolah. Dan dia bukan nya sekolah malah kerja.

Dan setelah dua puluh menit ia memacu mobilnya. Ia tiba di sebuah restoran jepang dan terlihat masih sepi.
Shania turun dari dalam mobil, berjalan memasuki restoran tersebut.

"Ya.. Tuhan.. kamu bisa kerja gak sih !!" Terdengar suara judes seorang wanita saat Shania melangkah masuk.

"Ya bisa lah Mbak, liat tuh, subuh buta saya sudah di sini sesuai janji. Membersihkan semuanya sendiri. Sendiri lho mbak " terdengar suara Ares yang polos. Membuat Shania menoleh ke arah sudut ruangan. Di dekat kasir tepatnya.

Ares berdiri berhadapan dengan seorang wanita membelakangi nya. Rambut panjang dan mengenakan blazer hitam dan rok lipit selutut di padu sepatu hak merek terkenal.

Shania memicing matanya saat mendengar wanita itu mengerang frustasi sambil menatap Ares. Dahi Shania mengkerut memperhatikan keduanya.

"Jadi.. saya sudah boleh pulang ?"

"Apa pulang ? Heh anak kecil, ini masih pagi dan kamu mau pulang ?!.. kamu niat kerja gak sih ?"

"Lha, niat lah mbak. Tapi kan seharusnya saya masuk malam aja. Kita kan sudah sepakat kalau saya cuma kerja part time. Dan mulai hari ini saya sudah harus masuk sekolah. Semalam saya sudah telfon Bu Yona buat izin " jawab Ares dengan lugas. Tentu saja dengan ekspresi yang polos.

"Bos kamu saya, bukan Mama "

"Tapi, beliau yang nerima saya kerja di sini "

"Saya yang nge gaji kamu ya !!" Balas Wanita itu dengan jutek. Ares menghela napas lelah nya. Lalu mencoba menatap ke lain arah untuk mencari alasan agar bisa membalas.
Dan saat itu lah ia melihat Shania yang berdiri bersedekap dada dengan angkuh menatap datar pada mereka.

My Senior (GreShan) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang