One - Atha

2.3K 297 116
                                    

"Gimana kita ngerjain materinya,Ta?"

Gadis berambut panjang dengan mimik wajah yang terkesan dingin itu namanya adalah Athallea dan teman-temannya selalu memanggilnya dengan nama Atha.

"Lo nanti cari materi bagian-bagiannya lalu kirim ke email gue. Nanti gue line lo ya"

"Ok, yaudah gue cabut dulu ya"

Atha berjalan menyusuri koridor lobby kampusnya menuju parkiran. Pandangannya lurus kedepan tak perduli dengan beberapa senior laki-laki yang berani menggodanya, pandangannya hanya lurus. Ia sangat membenci ketika lelaki menggodanya karena baginya itu sudah merendahkan derajat wanita, ya pola pikir Atha itu terlalu complicated. Padahal Aira dan Sera, kedua teman dekatnya selalu mengatakan jika itu adalah bentuk pujian yang harus kita syukuri tapi tidak dengan Atha.

Karena hal itu ditambahlagi dengan mimik wajah Atha yang selalu datar dan sinis, tidak sedikit lelaki dikampusnya memilih untuk tidak mendekati gadis dengan nama asli Athallea Qiandra itu jika tak mau berhadapan dengannya.

"Athaaa" teriakan lantang itu mau tidak mau membuatnya menengok dan sepersekian detik kemudian ia membuat seulas senyuman dibibir tipisnya.

"Lo sering-sering senyum lah Ta, cantik tau!" seru gadis dengan rambut yang digulung keatas, Sera.

Atha itu memang pelit senyum, tapi setidaknya ia bisa menunjukannya pada teman-teman dekatnya. Mendengar itu Atha langsung kembali datar.

"Nah kan, cepet tua lo ntar HAHA"

"Apa si Ra"

"Ta, Jeff tadi ngajak ngumpul dirumahnya sore ini. Ikutan yah?" Pinta Sera dengan puppy eyesnya dan membuat Atha mau tidak mau harus mengiyakannya.

"Ga tau"

"Ih ayolaah Ta,ngambek nih gue?" Ancam Sera.

Atha tak dapat menahan senyumnya lalu mengangguk, "Iya bawel lo Ra"

Senyuman manis Atha itu tak bertahan lama. Hanya jika ia berada disekitar teman-temannya. Setidaknya teman-temannya masih bisa membuatnya mengukir senyuman indah kan?

"Atha pulang" ujarnya singkat saat memasuki rumah besar itu. Tidak ada sahutan untuknya selain hawa dingin yang mulai menusuk tulangnya.

Rumah itu sepi, hanya ada dua orang pembantu yang ia yakini sedang membersihkan dapur belakang atau mungkin takut sekedar menyambutnya diruang tamu.

Atha adalah gadis yang cukup ditakuti oleh para pembantu rumah tangganya. Bukan karena apa. Hanya saja mimik wajah dan aura yang tak bersahabat itu membuat para pembantu rumah tangganya sungkan untuk sekedar bertegur sapa atau melontarkan candaan.

Rumah yang tak terasa seperti rumah, tak ada orang dan perasaan yang sepi adalah makanan sehari-hari untuknya. Baginya, hidup yang sebenarnya ia rasakan adalah diluar rumah karena ia bisa merasakan kebebasan tanpa rasa sakit dan sedih. Hidup seorang Athallea tidak seindah kisah-kisah dongeng yang pernah diceritakan padanya semasa ia kecil. Hidup Atha itu sulit dipahami, bahkan ia tidak memahaminya.

Drrt drrt

Ponsel dikantong jeansnya bergetar membuat tangannya reflek mengambilnya.

1 new message.

From: Ayah

Ayah blm bisa pulang malam ini,ada kerjaan tambahan diBandung. Kamu jaga diri ya selama ayah tinggal.

Atha menatap satu pesan teks itu dalam diam sebelum kembali mengunci layar ponselnya. Kecewa? Memangnya apa yang bisa ia harapkan? Toh itu sudah biasa baginya. Kadang ia berpikir kasih sayang ayahnya itu murni karena sayang atau hanya karena sebatas tanggung jawab karena menyandang status. 'ayah'.

*

*

*

"Taaa lo kesini kan?" Suara gadis dari telepon itu melengking sampai-sampai Atha harus menjauhkan sedikit ponsel dari telinganya.

"Hujan Ra" jawab Atha sambil membuka sedikit tirai jendelanya dan menampakan tetes-tetes air hujan membasahi taman depannya. Cuma rintik-rintik.

"Ih perlu dijemputin?"

"Ga..ga, niat banget sih lo"

"Because spending Q-time is important babe" suara gadis disana berubah menjadi suara gadis yang terdengar lebih feminim.

"Eh Aira?"

"Ya ya ya, I'm already here Ta. Gue bawa oleh-oleh nih. Jadi lo harus kesini ya hehe gue tunggu- tut." Pemutusan telpon secara sepihak itu membuat Atha mendesah pelan. Benar kata Aira,Q-time itu penting apalagi disaat stress seperti ini yang ia butuhkan adalah temannya kan?

Tak perlu waktu lama bagi Atha merapikan dirinya. Celana jeans 3/4,hoodie pink pastel, dan juga tas ransel berisikan laptop dan beberapa buku karena ia harus mengerjakan beberapa tugas kuliahnya. Bahkan rambut panjangnya hanya ia ikat satu kebelakang membiarkan leher jenjangnya tertutup.

"Atha keluar" ujarnnya seraya menutup pintu ruang tamu.

"Beneran rintik-rintik ya?" Ia menadahkan tangannya dan membiarkan beberapa tetesan air hujan membahasi telapak tangannya dengan lembut.

"Bodo amat deh" Atha langsung menutup kepalanya dengan bagian kepala hoodienya dan berjalan keluar rumah.

Jarak rumahnya dengan rumah Jeff itu hanya berjarak 2 blok jadi tidak terlalu jauh, dan tidak mungkin ada taksi ataupun ojek untuk jarak sedekat itu.

*

*

*

Drrt drrt

Line.

Atha mengambil ponsel dari dalam kantong hoodienya dan melihat satu pesan teratas di roomchat line miliknya.

Nasera shaqee
Lo dibelahan bumi bagian mana sayang? Kok ngga sampe2

Athallea Q.
Gw di jalan

Nasera shaqee
Dijalan manaa? Jgn2 nyasar lagi???

Athallea Q.
Gw ga sepikun itu kok ser sampe lupa tmpt jeff -_-

Nasera Shaqee
Hehe :) yaudah cepetan yha kumau cerita :((

"Ta?"

Atha reflek menengok arah suara. Sebuah mobil dengan kaca terbuka menampakan sang empunya dengan senyum khasnya.

"Marsel?"

"Lo kok jalan?"

"So, do you think I need taxi just for moving about 2 block from here, Marsel?" Atha tertawa garing.

"Tapi rintik-rintik Ta, lo ga pake payung pula"

"Kalem aja lah Sel,gue masih pake hoodie kok" Atha menunjukan hoodie yang menutupi kepalanya.

Marsel hanya tertawa pelan sambil membuka pintu mobilnya dari dalam, "Masuk aja Ta, gue ngga mau temen gue sakit"

Anggep aja gue temen lo terus Sel, sampe mampus.

BEAUTIFUL YOUTH (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang