Eight - Forbidden things

848 194 40
                                    

Pagi-pagi sekali, Gio sudah berurusan dengan dapur. Bersyukur makanan diapartemennya ini masih bisa dikonsumsi, jadi ia memilih untuk membuat sarapan Sup tahu dan bubur.

"Gio, where did you get this?" Suara Atha membuat Gio mau tidak mau menengok.

Gadis itu sudah memakai tshirt dan celana jogger panjang. "That's cute" ujar Gio lalu kembali berkutat pada masakannya.

"I'm asking where did you get this, Davaro Fergio" ulang Atha dengan wajah yang kesal. Pasalnya saat ia bangun, sudah ada sebuah paper bag didekat ranjang berisikan bajunya. Masalahnya adalah, baju itu belum dicuci.

"Gue kerumah lo tadi pagi"

"Siapa yang ngambilin bajunya? Bibi?"

"Nope" Gio menyeruput kuah supnya dengan sendok, "It's me" lanjutnya.

"Stupid!" Rengek Atha.

"Kenapa? Baju itu bagus"

"Bukan masalah bagus atau engganya"

"Lalu?" Tanya Gio sambil sesekali menengok pada Atha yang berdiri sekitar 5 langkah darinya itu.

"Baju ini belum dicuci bego!"

*

*

*

"Lo mau jeruk lagi?". Aira menggeleng pelan sambil tersenyum, "Jeruknya asam"

"Tapi lo harus makan buah-buahan juga biar pemulihan lo cepet"

"Sel, thanks for being nice to me" ujar Aira menatap lelaki bertubuh tinggi itu.

Marsel tersenyum sambil menatap Aira. Senyum itu adalah senyum yang selalu dan akan tetap ia sukai sampai kapanpun. Senyum indah dan lembut bagaikan permen kapas. Marsel menyukainya. "Don't worry Baby" ia mengelus pelan kepala Aira.

"Jadi,lo mau kemana?"

"Keluar? ... please?" Pinta Aira sambil merapatkan kedua telapak tangannya sebagai simbol permohonan.

Marsel paling tidak bisa melihat gadis memohon dengan puppy eyesnya itu. Marsel kalah. "Fine, I'm lose" ujarnya.

"Kita bakal keluar,tapi sebentar aja. Janji?"

"Yes, giant"

"What? Giant?" Marsel mendekatkan wajahnya pada Aira. "Am I giant?" Tanyanya tidak terima.

Aira tertawa. "You are my giant" lanjutnya sambil mencubit hidung mancung milik Marsel.

"Astaga sejak kapan lo jadi ganas gini?" Marsel menggosok-gosok hidungnya yang mulai merah, "Sakit tau"

"Sorry-sorry, haha"

"Mm, I'll forgive you this time" lelaki itu kembali mendorong kursi roda Aira keluar ruangan.

"Anyway Sel, gue mau nanya"

"Apa?"

"Lo pernah suka ngga sama sabahat lo sendiri?

*

*

*

"Maksud lo,Ra?" Jeff menatap gadis didepannya itu dengan seksama.

Sera tersenyum sambil menatap segelas smoothies ditangannya, "Gue cuma nanya,Jeff"

"Kenapa lo nanya begitu?"

Sera menghela nafasnya kasar sebelum menatap Jeff, "Suka sama sahabat sendiri itu ngga boleh,kan?"

Jeff terdiam. Entah kenapa Sera tiba-tiba menanyakan itu padanya. Jujur, Jeff sendiri bingung bagaimana menanggapinya.

Cinta diantara sahabat itu harusnya tidak pernah terjadi.

Tapi apalah daya, mereka juga manusia biasanya yang punya perasaan. Manusia yang bisa jatuh cinta pada siapapun.

"Gue ngga tau apa yang gue pikirin sekarang, Jeff"

Lelaki itu hanya diam sambil membiarkan Sera melanjutkan perkataannya. "Gue ngga mau kehilangan dia"

*

*

*

Sinar matahari pagi sudah mulai menusuk kulit, tapi itu sama sekali tidak menyurutkan semangatnya untuk bermain. Gio membawa Atha kesalah satu pameran Expo yang juga menyediakan berbagai macam permainan.

Tadi Gio sudah kena semprot Atha jarena mengambilkan baju bekas dirumahnya dan sekarang, ada satu masalah baru yang membuat Atha ngambek padanya. Walau begitu,Gio masih punya nyali untuk membujuk gadis itu.

"Ta,masih ngambek lo?". Atha hanya mengangkat kedua bahunya tanpa menjawab pertanyaan Gio.

"Jelek lo"

"Emang!"

"Senyum makanya"

"Ogah"

Gio menghela nafasnya lalu menahan lengan Atha agar gadis itu berhenti berjalan, "Gue ngga liat apa-apa Ta"

"Bohong"

Oke. Gio berbohong. "Gue diminta bibi lo buat masuk kekamar lo"

"Tapi lo liat kan harta karun gue?" Tanya Atha dengan sinis.

Gio menggaruk lehernya yang tidak gatal sambil menahan senyumnya, "I see, just a little. It's polkadot underwear and ..bra"

"Nah kan!" Atha melepas paksa tangannya dari Gio.

Atha malu. Biar bagaimanapun Gio itu adalah lelaki yang pastinya punya hasrat dan nafsu. Gio memasuki kamar Atha dengan kondisi beberapa setelan bikini milik Atha masih berhambur diatas ranjangnya. "Oh my god!" Ujar Atha frustasi.

"Lagian gue cuma liat daleman lo Ta"

"Kenapa harus lo yang masuk,Yo. Oh my god"

Gio memasang wajah serba salahnya, "Bibi yang nyuruh"

"Tau deh" Atha menggaruk-garuk kepalanya.

"Lagian.." Gio menggantungkan ucapannya lalu tertawa, "kenapa daleman ngga lo masukin lemari"

"Gio!!"

*

*

*

We fall in love and making mistake because we're only human- Beautiful Youth.2017

BEAUTIFUL YOUTH (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang