Twenty Seven - Wake up

724 115 22
                                    

Gio tertunduk lemas. Kedua tangannya menjadi tumpuan kepalanya. Sudah hampir 20 menit dokter masih tidak keluar dari dalam UGD.

Jeff pun ikut-ikutan duduk disamping Gio, menenangkan lelaki itu. "Jeff, I swear she is the first one who made me like this" ujar Gio.

Itu benar, semenjak Jeff bersahabat dengan Gio, ia tidak pernah melihat Gio segugup dan setakut ini. Lelaki itu selalu memasang wajah datar dan sikap dinginnya. Tidak sampai ia menemukan Atha tadi tergeletak lemah dilantai. Gio tidak pernah seperti ini selain karna Atha.

"Pray for her luck. I know you love her so much" Jeff menepuk pelan pundak Gio.

"Hey!" Teriakan dari ujung lorong sana. Seorang lelaki dan dua orang perempuan yang bersamanya tengah berlari mendekati Gio dan Jeff.

"Gimana keadaan Atha?" Aira yang baru saja sampai langsung terengah-engah menahan tubuhnya dengan kedua tangan yang ia letakkan dilutut, "Gimana?" Tanya Sera juga.

"Dokter belum keluar, Ra"

"You guys need to tell me what happened to Atha" Marsel yang juga mengatur nafasnya langsung duduk dikursi yang berhadapan dengan Gio dan Jeff, "Oh my gosh, nafas gue hhh" desahnya sambil menyandarkan tubuhnya.

"Atha seems overdoses" ujar Jeff membuat Aira, Marsel dan Sera terbelalak.

"W-What?"

"Keluarga pasien Athalea Qiandra?" Seorang perawat berpakaian serba putih itu keluar dari ruangan UGD sambil membawa sebuah papan alas menulis.

"Gimana keadannya, sus?" Gio dan yang lainnya langsung berdiri mendekat pada suster tadi.

"Apa kalian tahu jika pasien ada mengidap penyakit gangguan mental?"

"Hah??"

*

*

*

Ruangan itu putih. Asap-asap putih juga memenuhi hampir seluruh ruangan itu. Lalu ada sebuah bingkai foto besar yang menggantung didinding kosong itu. Foto sebuah kekuarga bahagia, dulunya.

Ada Ayah, mama, Renatta dan Atha kecil disana. Atha ingat foto itu diambil ketika Atha baru saja menginjak umur 8 tahun. Semuanya bahagia.

Entah sihir atau takdir apa yanh mengubah semua hidupnya menjadi 180 derajat berbeda.

Saat ini, Atha berdiri tepat didepan bingkai foto itu. Tangan kurusnya meraba pelan tekstur foto yang sudah mulai usang itu. Tak dapat dipungkiri, setetes air matanya jatuh begitu saja dipipinya. Ia menangis.

"Atha kangen kalian.." gadis itu terisak pelan. Tubuhnya perlahan tertunduk didinding.

Tangannya terus meraba foto itu bersamaan dengan air mata yang membasahi pipinya.

"At least you still have them, Atha" suara itu tiba-tiba muncul entah dari mana. Atha yang kaget langsung menengok kesekitar ruangan itu, asap yang remang-remang diseluruh ruangan itu tiba-tiba menampakkan seseorang disana. Seorang wanita sedang tersenyum.

"Who are you?" Tanya Atha dengan suara bergetar.

"It's not important who I am" ujar gadis itu berjalan mendekat pada Atha, "If you loved them, then go back. Your place isn't here"

Atha menatap gadis itu, ia tidak mengenalnya. "Tell me who are you?"

"They are loving you, Atha"

BEAUTIFUL YOUTH (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang