Twelve - Remedy

707 148 32
                                    

"Ra,mau sampe kapan sih lo berdiri disana? Dingin tau!" Marsel mengeratkan dekapan tangan didadanya sambil berjalan mendekati Aira yang berdiri dibalkon kamarnya.

"Gue mau natapin langit,Sel."

"Langit aja ditatap,guenya kapan?". Aira langsung menengok pada Marsel yang sudah berdiri disampingnya,"Apaan sih Sel"

"Canda canda"

"Gue butuh refreshing deh"

"Refreshing? Bukannya ini refreshing?". Aira mendengus kesal lalu mendekap kedua tangannya didada sambil menatap Marsel "Lo kira diem di balkon itu refreshing? Plis Sel,jangan bego-bego amat"

"Lagian lo ngomong ngga jelas sih"

"Yasudah"

Marsel tersenyum nakal lalu menyenggol-nyenggol tubuh Aira dengan jahil, "Acie ngambek"

"Bodo"

"Ih jangan dorong-dorong gue ah" Aira berdecak kesal tanpa melirik kepada Marsel.

"Pms ya lo?"

"Ya!"

"Ganas juga ya Ra"

"Diem deh" Aira menyenggol Marsel dengan kesal "lagian kenapa lo kesini? Ngga ada kerjaan apa dirumah lo? Ganggu tau!"

Marsel memasang wajah menggodanya sambil tersenyum "Yakin gue ganggu?"

"Ya"

"Gue ganggu atau ngangenin sih?"

"Apaan sih!" Aira mengalihkan pandangannya,wajahnya memerah.

*

*

*

Buku berserakan dimana-mana, termasuk stik keju yang ikut berhambur diatas karpet. Kamar Atha bagaikan kapal pecah hanya karena seorang Sera.

"Ser.."

"Yupp?" Sera mendongak kepalanya pada Atha yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Kenapa Ta?"

"Lo apain kamar gue,plis Ser" ujar Atha mendesah saat mendapati kondisi kamarnya sudah berubah 180 derajat katena ia tinggal mandi.

"Gue ngga apa-apain kok,cuman hehe tadi tumpah sedikit" Sera membuat gesture pada tangannya "sedikit"

Atha mendesah pelan lalu menganggukkan kepalanya pasrah. Ia berjalan kearah meja rias dan duduk disana.

Tangan kurusnya menyisir pelan rambut coklatnya yang lumayan panjang. Matanya menatap intens pantulan wajahnya dicermin "Ser"

"Apa Ta?"

"Gue ngga jelek kan?" Tanyanya.

Tidak sampai beberapa detik,tawa Sera sudah menghambur. "Gila apa lo?"

"Kenapa?" Kali ini Atha menoleh pada Sera yang sedang menatapnya dari atas ranjang. "Gini ya Ta, kalo misalkan lo jelek. Itu kakak -kakak sama ade-ade emesh lo ngga bakal ngirim surat tiap hari waktu SMA ke loker lo ta. Plis lah"

"Tapi" Atha menggantungkan perkataannya.

"Apa?"

"Gue ngga pernah lagi dapet surat kaya di SMA"

Perkataan Atha membuat Sera tertawa, "Ya mereka cuman takut lah,lo kan pas kuliah jadi kaya kucing betina lepas"

"Kok gitu?"

"Sumpah deh Ta,lo polos banget sih" ujar Sera gemas "Lo jadi galak pas kuliah dan makanya mereka mungkin takut buat ngasih surat ke lo"

Atha mengangguk paham. "Tapi ya Ta"

"Apa Ser?"

Sera bertopang dagu sambil menatap Atha yang duduk didepan meja rias dengan intens "Lo mau galak atau engga pun, You're beautiful"

"Are you sure?"

"How much do you need my sure Ta? I swear you are very gorgeous"

Atha mengangguk pelan sambil tersenyum "Thanks Ra"

"Sure, btw lo jadi konsul sama Mr. Adam?" Tanya Sera dengan sangat hati-hati.

Atha terdiam selama beberapa detik lalu kembali menatap Sera "I think I don't need it now"

"Kenapa? Mungkin lo bisa konsul tentang masalah lo ke dia? He is a good person. Dia nanganin beberapa pasien loh,dan itu sembuh". Atha tersenyum,ia tahu Sera mengkhawatirkannya tapi ia tidak mau berkonsul. Rasanya seperti ia dianggap gila.

"Sorry gue bukan maksud-" ujar Sera pelan.

"It's fine Ra" gadis itu tertawa, "Thanks for your suggestion, but maybe I don't need it"

"Okay then"

"Lagian gue kayanya udah nemuin obatnya" ujar Atha.

Sera menautkan kedua alisnya "Lo udah nemuin obatnya?"

Atha tersenyum malu lalu kembali menatap cermin "Yes I found my remedy"

*

*

*

"Hatchu!" Gio tidak dapat menahan bersinnya.

"Gila bersin lo" ujar Jeff kaget.

Gio nenggosok-gosok hidungnya "Hidung gue tiba-tiba gatal"

Jeff tersenyum pelan lalu kembali memainkan playstationnya "Ini mitos sih"

"Apanya?" Tanya Gio menatap Jeff.

"Kata orang,kalo kita bersin tiba-tiba itu artinya" Jeff menggantungkan perkataannya  sambil terfokus pada video game dilayar televisi sebesar 45 inch itu.

"Artinya apa?" Tanya Gio penasaran.

"Bentar dulu,gue dikit lagi menang" . Gio mendengus kesal saat Jeff malah fokus pada mainan guitar hero itu dari pada menjawabnya.

"Jeff"

"Apa nying"

"Artinya apa?"

Jeff tertawa sambik memainkan stik ps nya "Gila lo penasaran banget ya?"

"Iya lah bego,lo yang bikin gue penasaran"

"Tumben lo penasaran" cibir Jeff.

"Kasi tau gue"

"Iye bentar,dikit lagi"

"Jeff"

"Sabar gila"

"Kasi tau sekarang atau gue cabut jek tv?" Ujar Gio memegang stop kontak itu.

Buru-buru Jeff mempaused gamenya "Gila lo ngga lucu banget ancamannya"

"Makanya kasih tau gue"

"Iya-iya dasar vampir gila"

"Cepetan"

Jeff tiba-tiba menyunggingkan senyum nakalnya pada Gio. "Artinya itu.."

"Apa?"

"Ada yang lagi ngomongin lo"

Gio mengerutkan keningnya "Ada yang ngomongin gue?"

Jeff mengangguk pelan lalu menyomot sebuah stik coklat dari dalam kaleng "Mungkin ada yang barusan ngomongin lo?"

BEAUTIFUL YOUTH (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang