"Gio"
Ia hanya menengok pada gadis disampingnya tanpa menjawab.
"Do you want more?" Tawar Rachel sambil memegang setu botol yang cukup besar padanya.
Gio menggeleng lalu mengalihkan padangannya kesekitar. Lampu remang-remang dengan alunan musik yang tidak terlalu nyaring. Club.
Rachel membawanya kesalah satu club hotel termewah di Los Angeles, jujur ia tidak tertarik. He likes to drink, but in a quite place. Not here.
"I don't want drink this much" ia menahan botol besar itu saat Rachel hendak menuangkannya lagi kedalam gelas miliknya.
Rachel mengerutkan keningnya, "Why? Bukannya lo have fun malem ini?"
"Not this way, Rachel"
"Gue mau ke toilet sekaligus cari angin" lanjut Gio langsung beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Rachel yang hanya bisa menghela nafasnya dalam.
Let say that Gio is not like the old Gio. Setelah kepergian Atha, ia mulai menyibukkan dirinya dengan segala macam pekerjaan tapi tetap tidak berhasil. Satu-satunya hal yang setidaknya membuat pikirannya tenang adalah alkohol.
Dirinya sudah banyak berubah, alkohol bukanlah hal yang baru untuknya. Bahkan club dan isinya pun sudah pernah ia jajahi. But he is not that jerk. Gio tahu yang mana batasan seorang lelaki seusianya. Ia tidak pernah tidur atau bahkan menyentuh gadis lain walaupun ia ingin untuk sekedar bermain agar stressnya akan Atha berkurang, jika itu memang bisa. He knows he can't.
Pengaruh Atha sudah sangat besar baginya. Atha mampu membuatnya menahan rasa rindu berkepanjangan. Mampu membuatnya tetap bertahan digaris yang seharusnya. He's so thankfull for her present in his life.
Ponsel didalam sakunya bergetar.
Jeff
Gue balik JKT minggu depanGio
For seriously?Jeff
Gue dapat rehat panjang. Wanna go somewhere?Gio
Im on LAJeff
Oh fuck why don't you tell meGio hanya menatap pesan masuk itu lalu memasukkan ponslenya kembali kedalam saku, ia berniat untuk membalasnya nanti.
Gio berjalan menelusuri lorong hotel mewah itu, sepi. Mungkin hanya tamu-tamu VIP yang bisa masuk kesini batinnya.
Tidak jauh dari tempatnya berdiri, sesosok gadis yang tidak asing baru saja keluar dari sebuah ruangan. Tubuh Gio membeku dengan tatapan yang tak beralih dari sang objek.
Gadis itu berjalan dengan sedikit sempoyongan sambil memegangi tembok dan itu membuat Gio mengerutkan keningnya sesaat. Pada akhirnya ia memutuskan untuk mengekorinya.
Belum sampai 10 langkah, Gio terperangah saat ponsel gadis itu jatuh kelantai dan disusul oleh sang pemilik tubuh.
Untung saja, langkah Gio cepat agar sempat menahan tubuh gadis itu benar-benar jatuh menghempas lantai.
1 yang ia sadari saat benar-benar menatap wajah dipangkuannya. Gadis itu pucat.
"Atha!"
*
*
*
Untuk kedua kalinya, ia mendapatkan pemandangan yang sangat dibencinya. Atha terbaring lemah diranjang rumah sakit.
Doanya agar Atha lekas bangun tidak pernah berhenti. Bahkan sejak tadi ia hanya menunduk sambil menggenggam tangan Atha.
Ia trauma melihat Atha seperti ini, bayangan-bayangannya tentang dimana Atha koma karena overdosis masih menghantuinya. Ia takut.
Ia terlalu mencintai Atha sampai rasanya ia tidak tahu bagaimana rasanya keindahan dunia selain Atha.
Entah ia sadari atau tidak, gadis itu memberikannya kebahagiaan yang abadi. Yang membuatnya bahkan tidak tahu kenapa ia sesetia ini pada seorang Atha.
Seorang gadis rapuh tapi juga kuat, cantik saat tersenyum, mata coklat madu yang terkesan tajam jika sedang serius dan aroma citrus vanila milik Atha. Gio menyukai segala hal tentang gadis itu.
"She's gotta be strong" Rachel muncul entah darimana dan ikut duduk disebelah Gio. "I am so sorry"
"I am glad that you find her here" gadis itu bersuara lalu menatap Gio, "but I'm sad that you met her in this condition"
Gio diam, ia menunduk menatap lantai. Tatapannya juga kosong bersamaan dengan segala pikirannya yang berkecamuk.
"Dia ngga papa, dia cuma kecapean karna jadwal dia padat. She just needs rest" Rachel bersuara lagi membuat Gio menengok.
"Gue tadi bicara sama dokternya, sekaligus sama manager dia. Everyone are curious about you, jadi disini gue harus pinter-pinter ngomong" Rachel berbicara lagi, seakan tahu dengan apa yang ingin Gio tanyakan padanya.
"Lo bilang apa?"
"I made it simple. You are her boyfriend"
"What?"
Rachel menghela nafasnya pelan sambil menatap Gio, "Gue ngga mungkin bilang kalo lo itu cuma temennya Atha kan? You guys are more than just friend"
"Tapi-"
"Lo belum nembak-nembak Atha kan? Jangan gantungin perasaan cewe"
Gio diam. Ucapan Rachel sangat menohok didadanya. Selama ini ia mencintai Atha tapi tidak ada status yang pasti diantara mereka berdua. Sudah cukup baginya kehilangan Atha beberapa tahun terakhir, untuk selanjutnya, ia tidak akan pernah melepasnya lagi. Ia berjanji.
"I'll propose her"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL YOUTH (Complete)
Romansa[SUDAH DITERBITKAN DAN SEDANG DI REVISI] Kita terperangkap dalam sebuah arus yang mengatas-namakan persahabatan diatas segalanya tapi melupakan cinta yang terselip diantaranya. Berusaha membuang sesuatu yang ada menjadi tidak terlihat. Membuat cint...